Tatapan rumit Whuang terlihat masih berkecamuk menghunus ranjang dihadapannya. Lien sudah terbaring diatas ranjang sana tanpa busana akibat trik jitu Whuang yang membuat Lien mengantuk dengan minuman yang ia beri.
Ia melucuti semua pakaian pria itu tanpa ada pantikan hasrat karna Whuang terganggu terus dengan ponsel Lien yang menyala.
Dreett..
"Sial!! siapa lagi yang menelfon selarut ini?" umpat Whuang menyudahi acara merokoknya lalu melangkah mendekati ranjang.
"Iblis?" gumam Whuang melihat nama yang tertera disini. Ia ingin mengangkatnya tapi bagaimana jika sosok ini adalah Ayah Lien. bisa saja rencananya kacau.
"Tidak! untuk sekarang aku perlu membuat dia terjerat dan tak bisa menghindar."
Gumam Whuang mematikan ponsel itu. Ia menatap wajah lelap tampan Lien dalam tapi tak jua menemukan ketertarikan pada pria ini.
"Ntah berapa wanita yang pernah menjajah-mu!" ketus Whuang duduk disamping ranjang bertopang kaki jenjang mulusnya. Ia sedari tadi tak tidur memikirkan rencana masuk dalam keluarga Yuchin.
Tak lama berselang menikmati sunyi. tiba-tiba Balkon mereka diketuk hingga membuat Whuang langsung bersiaga berdiri dengan tatapan menajam.
Tirai itu terhembus angin malam yang dingin membuat Whuang perlahan dan sangat hati-hati memeggang lipstik ditangannya bersiap menyerang.
"Whuang!"
"Ayah!!"
Whuang terkejut langsung menyimpan lipstiknya dan segera membungkuk. Ia telah salah mengira itu musuh tapi ternyata Tuan Jirom.
"Tak apa. aku mengerti!" ucapan itu menarik sikap tenang Whuang kembali mendekati Ayahnya.
"Ayah! kenapa kesini? apa ada masalah?"
"Dia?"
Tatapan Tuan Jirom terhenti dikala melihat sosok pria berbalut selimut di ranjang sana. Ia berganti melempar pandangan pada Whuang yang menarik senyuman.
"Dia Tuan Muda kaya Yuchin. Ayah!"
"Yuchin?" terkejut Tuan Jirom tak percaya lalu menatap lekat wajah Lien hingga ia mulai tahu kalau itu memang Lienmeng Yuchin.
"Aku baru mengetahuinya tadi sore. dan ternyata dia mudah tertipu!" timpal Whuang berbangga diri menunggu pujian dari Ayahnya.
"Kau memang luar biasa! apa kau sudah memberikan i.."
"Ayah! aku tak bisa!" lemas Whuang menunduk karna tak mungkin memberikan mahkotanya pada sembarang orang.
"Whuang! ini langkah terakhir, Ayah berjanji tak akan memaksamu lagi setelah ini." bujuk Tuan Jirom memegang pundak Whuang yang menatapnya sulit.
"Tapi. aku belum mau untuk.."
"Untuk apa? diluar sana mereka berfikir kau sudah tak suci. lakukan saja apa yang mereka minta." sarkas Tuan Jirom membuat hati Whuang sakit. Apa hanya harta yang ada dipikiran Ayahnya?
Melihat raut sendu putrinya Tuan Jirom berfikir. Bisa saja nanti Whuang tak mau lagi menjadi bonekanya hingga membuat ulah.
"Whuang! ayah tahu itu sangat penting untukmu, tapi. apa kau tak mau bebas dari pekerjaan ini?" bujuknya lembut.
"Tapi..."
"Apa kau tak mau hidup seperti wanita biasa? hidup diatas limpahan harta yang tak kau dapatkan dengan bekerja. kau hanya akan menjadi Nyonya. Sayang!"
Sebenarnya Whuang tak mau. Ia lebih baik bekerja begini tapi lalau menolak ia takut Ayahnya menghukum seperti dulu.
"A..Ayah! aku..."
"Kau harus melakukannya! jerat dia sampai tak bisa berpaling dan buat seluruh dunia mengakuimu sebagai Nyonya Yuchin. ingat!" tekan Tuan Jirom kembali berubah mengerikan membuat Whuang gemetar.
"B..Baik!"
Tuan Jirom menyeringai mengelus kepala Whuang lembut. Ia mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya hingga Whuang lansung menjauh dengan wajah memucat.
"A..Ayah!"
"Lakukan! atau dia akan membelenggumu lagi!" ancam Tuan Jirom membelitkan rantai bergerigi tajam itu ke tangannya menarik ketakutan dihati dan tubuh Whuang yang gemetar tak mampu berdiri.
"JAWAB!!"
"I..Iya. aku..aku akan melakukannya!"
Jawab Whuang bergetar dengan mata berkaca-kaca melangkah mundur ketakutan. Sumpah demi apapun ia tak berani melawan karna Trauma masa kecil.
"Jadilah anak baik! hm?"
"A..Anak b..baik!" lirih Whuang tampak kosong. Manik keabuannya terlihat menyimpan ketakutan dan kegelapan.
Tuan Jirom menyeringai lalu menyimpan rantai tajam ini. Ia sudah tak sabaran mendapat berita besar nantinya.
"Bagus! kau turuti aku dan kau aman."
Whuang mengangguk merapat ke sudut sana dengan mata masih mengigil memandang Tuan Jirom yang sudah melompat dari Balkon.
Whuang mulai luruh ke dinding dibelakangnya menekuk lutut dan memeluk tubuhnya yang gemetar dingin. Wajahnya terlihat ketakutan mencengkram lengannya kuat menahan jeritan dalam batinnya.
"J..Jangan! a..aku ..aku mohon." lirih Whuang menatap takut kesekelilingnya. Rasa sakit karna panasnya cambukan itu masih jelas menjalar disetiap kulitnya. Whuang mulai kehilangan keberanian mencari sesuatu yang bisa ia jadikan persembunyian.
Ia perlahan meringsek gemetar mendorong pintu kamar mandi ingin membasahi tubuhnya yang terasa panas seakan kepedihan benda itu menghantam tubuhnya ia rasakan kembali membuat Whuang merangkak tersiksa dengan tubuhnya sendiri.
"P..Panas!!"
Gumam Whuang memucat menyalakan Shower hingga air dingin itu jatuh menimpa tubuhnya. Hanya dengan cara ini ia bisa meredam rasa takutnya walau kedinginan itu begitu menyiksa.
"A..Anak baik!" gumamnya terus menancapkan kuku ke lengannya agar segera sadar walau kepalanya mulai pusing karna malam-malam begini membasahi tubuhnya dengan air sedingin mungkin. Whuang tanpa sadar menangis sendirian tapi hanya dia yang mendengar suara batin itu. Whuang bagai bulan kesunyian yang hanya indah diluar tapi penuh cabik didalam.
..........
Mobil mewah merek Bugatti keluaran Spanyol itu tiba di Kediaman utama miliknya, bangunan dengan Desain Mansion asli mewah megah keabuan itu membuat mata siapa saja terpana akan lapisan emas yang mengelilingi pilarnya serta luas lapangan dan taman yang seperti sebuah Labirin dan banyak lagi tempat untuk berwisata. semuanya tampak jelas dari hiasan lampu neon mengelilinginya.
Ia baru saja mendarat dari Jerman ke Negara asalnya karna Adik sialannya itu tak menjawab panggilan sama sekali. Ia geram karna pria itu seenaknya pulang tanpa memberitahunya.
"Sersan!"
Seorang pria dengan stelan santai itu membuka pintu mobil hingga terlihatlah sosok pria bertubuh gagah dan tinggi keluar menapaki tanah Kediamannya yang terlihat dingin dan diselumbungi oleh aura yang tak biasa.
"Cari dia!" suara dingin dan tersimpan amarah dari bibir sensual yang begitu segar. Rahang tegas tanpa bulu itu menambah kesan muda dan sangat mempesona.
"Baik. Sersan!"
"Seret dia kehadapanku. secepatnya!"
"Baik!"
Pria bertubuh atletis itu melangkah menuju pintu utama Mansion bertema kuburan ini. Rona cat putih abu didinding dipadu-padankan dengan corak asli Pria Tionghoa itu menambah kesan magis yang dalam.
Disini sangat sepi dan damai. suara jangkrik-pun tak akan terdengar malam ini. Hanya ada para pelayan yang menyambut berjejer disepanjang tempat tapi tak diperdulikannya. Ia hanya menunjukan sikap acuh dan memilih pergi menuju lantai kamarnya.
"Kenapa semakin lama tak pulang. Tuan Muda menjadi semakin tampan?"
"Hm. tapi sayang tak pernah membawa wanita kesini."
Gumam mereka saling pandang menahan rasa kagum pada Pria aneh itu. Mereka tahu Tuannya pria Hiper-sexs tapi tak pernah melihat membawa spesies wanita kedalam kediaman ini.
.......
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
botak
gadis itu udah di cuci otak dan ditekan,..terpaksa melakukan karna ada yg dilindungi...klo ngga dia disiksa
2022-10-26
3
Ibelmizzel
kayakny Shuang bukan anak kadung ayahny.
2022-07-28
0
M Dimas Putra
ternyta kejam bngtt ayah'x whuang, dia memanpaatkan whuang untuk kpntingan'x sndiri..
2022-06-23
0