Pagi ini setelah bertemu dengan ibu mala dan ibu indah, bergesa kuberak kepasar membeli bahan yang aku butuhkan bersama ibuku. Selanjutnya mereka mulai bekerja setelah kuajarkan, kemudian saya mengantar khanza ke sekolah.
Setelah mengantar khanza kulanjutkan perjalananku menuju kafe pak wawan sesuai alamat yang di berikan ibu yuyun. Menempuh perjalan sekitar setengah jam sampelah saya di kafe pak wawan, kuparkirkan motorku di tempat parkir kemudian melangkah masuk ke pintu kafe tersebut. Kulihat Pak Wawan menghapiriku na menyambut dengan baik.
"Assalamualaikum ibu kinara." Sambutnya sambil mengulurkan tangannya
"Wa'alaikumussalam Pak Hermawan" jawabku sambil menjabat tangannya
"Mari ibu Kinara kita bicara di meja sebelah sana." Ajaknya sembari menjuk meja yang ada di pojok.
"iya pak"
"Silahkan ibu kinara, kita pesan makanan dan minuman dulu sambil cerita." sambil menyodorkan buku menu yang tersedia di kafe tersebut.
Kuanggukkan kepala sambil menerima buku menu tersebut.
"Minum saja pak, Ice cappucino satu." ucapku sambil menutup buku menu.
"Munkin ibu yuyun sudah cerita dengan ibu, saya tertarik untuk menyetok banyak karena laris disini."
"Alhamdulillah pak kalau begitu."
"Ini kontrak kerja sama yang saya ajukan dengan ibu kinara, silahkan di baca dulu bu. kalau ada poin yang ingin di rubah atau di tambahkan silahkan." ujarnya sambil menyodorkan map berisi kontrak kerja sama kami.
Kuterima dengan map itu kemudian kubaca dengan teliti.
"Saya rasa tidak ada yang perlu di rubah Pak Hermawan, saya rasa isi dari kontrak kerja sama kita sangat bagus."
"Baik kalau begitu ibu kinara kita langsung saja tanda tangan kontrak kerja sama sakalau begitu."
"Baik pak."
Setelah proses tanda tangan kontrak kerja sama selesai ada perasaan plong di dada ini.
"Berhubung kontrak kerja sama kita telah selesai saya pamit undur diri pak." ucapku sambil berdiri
"Kenapa buru-buru ibu kinar, kenapa tidak makan siang dulu. Ini sudah memasuki jadwal makan siang loh bu." ucap Pak Hermawan.
"Maaf Pak Hermawan insya allah lain kali saja, karena saya harus menjeput anak saya pulang sekolah."
"Baiklah kalau begitu ibu kinara, hati-hati di jalan." ucapnya lagi
Kuanggukkan kepala sebagai jawaban, kemudian kulangkahkan kakiku menuju parkiran. Selanjutnya tujuanku adalah sekolah Khanza. Setelah menempuh perjalanan empat puluh lima menit motor yang kukendarai samapai di pintu gerbang sekolah Khanza, kemudian kulirik jam tanganku.
"Alhamdulillah tidak terlambat, lima menit lagi Khanza keluar." ucapku dalam hati.
Tidak lama bel berbunyi, kulihat khanza berjalan bersama teman-temannya keluar. Setelah Khanza naik kemotor kulajukan motorku ke rumah.
Seminggu berlalu Mas Reyhan belum pulang juga,menghilang bagai ditelan bumi. Tidak pernah memberi kabr walapun sejedar WA.
Kripik jualanku pun saya pasarkan melalui story WA, IG, FB, alhamdulillah banyak teman-teman FB, IG, WA yang pesan. Ada beberapa toko besar di pasar meminta stok kripik buatanku, alasan mereka rasanya enak, gurih dan unik bentuknya yang menjadikan alasan kripik buatanku laris di pasaran.
Untuk saat ini belum ada niat untuk menyusul Mas Reyhan ke rumah ibunya, karena pesanan semakin hari semakin banyak yang membuat semakin sibuk. Meskipun putri kesayanganku sudah beberapa kali menanyakan ayahnya kenapa belum pulang, tapi saya masih bisa memberikan pengertian sehingga Khanza masih bisa saya atasi.
Dalam kurung waktu seminggu ini saya menambah karyawan sebanyak lima orang, dua orang yang bertugas mengantar pesanan ke toko, warung rekanan dan kafe Pak Hermawan. Ada lima belas warung diluar desaku menyetok keripik selama tiga hari ini.
Aku sengaja menerapkan sistem bayar lunas, agar keuntungan bisa di hitung langsung. Stok keripik yang di rumah orang tuaku sudah tidak terlalu banyak, hal ini menghindari barang tidak laku yang bisa jadi kerugian. Karena sesuai perjanjian barang yang tidak laku akan ditukar dengan barang yang baru.
Karena kripik buatanku makin laris jadi saya membuat label keripik dengan nama KIZA KERIPIK yang artinya kinara khanza keripik. Tidak samapai disitu saya selalu mempromosikan kiza kerpik di kafe-kafe tempat nongkrong anak muda, karena makin laris kiza keripik dipasaran makin besar peluang saya untuk membuka lowongan pekerjaan. Terutama untuk ibu-ibu rumah tangga supaya mereka memiliki penghasilan.
Kesibukanku mengurus usaha keripik tidak hanya membuat berat badanku turun derastis, Wajahku semakin glowing karena saya sudah melakukan perawatan wajah. Dengan memakai cream Aa glow, saya makin percaya diri berpose di depan kamera sambil mempromosikan kripik buatanku. Akan tetapi saya menyembunyikan story di akun WA dari mas agam dan keluarganya, agar mereka tidak mengetahui aktifitasku belakangan ini.
Aku juga mulai membenahi penampilanku, mebeli baju yang bagus-bagus. Tak lupa kubelikan juga untuk anakku khanza dan kedua orang tuaku. Selain pakaian aku juga mulai mengoleksi perhiasan, meskipun tidak banyak. Selama pernikanhan kami mas reyhan tidak pernah membelikanku perhiasan, hanya cincin nikah yang melingkar di jari manisku. Alhamdulillah sekarang saya sudah membeli gelang, kalung beberapa cincin.
Selain memanjakan diriku, tak lupa pula aku membelikan beberapa mainan untuk putri semata wayangku. Seperti sekarang ini, aku membleika khanza boneka beruang yang cucp besar.
"Khanza suka dengan boneka yanb bunda belika?" tanyaku
"Suka bunda, Sudah lama khanza ingin punya boneka beruang." ucap khanza
"Kenapa tidak bilang sama bunda sayang?"
"Nanti bunda uang bunda tidak cukup." ucapnya lirih
"Bunda punya uang kok, sekarang kalau khanza menginginkan sesuatu langsung bilang ya sama bunda. Insayaallah bunda akan wujudkan sebisa bunda ya sayang."
"Iya bunda, makasi banyak." ucapya sambil memelukku
Aku tersenyum kecut mengingat kehidupan kami sebelumnya, jagankan membeli mainan untuk makan saja kami masih kekurangan. Tega sekali kamu mas sudah memberiku nafka seadanya, kamu juga menelantarkan anak kita. Khanza yang masih darah dagingnya sendiri bisa setega itu, mas reyhan memang menyayagi khanza. Dan seharusnya khanza itu lebih diutamakan, tapi ini apa jagankan membelikan mainan untuk khanza berbagi waktu dengan khanza saja mas reyhan sulit.
Seandainya mas reyhan bekerja di perusahaan yang lebih dekat dengan rumah kami munkin nasib kami tidak seperti ini, ataukah mas reyhan tetap bekerja di perusahaan yang sekarang. Akan tetapi mas reyhan terbuka dan jujur masalah keuangan denganku, memberiku nafkah yang cukup memiliki waktu yang banyak dengan kami. Akan tetapi itu semua tinggallah angan-anganku saja, toh mas reyhan akan tetapi berdiri di pihak ibunya. Ibu dan adik perempuanya lebih dia utamakan dibandingkan dengan saya dan khanza, Jika memang mas reyhan menganggapku sebagai orang luar tidak apa-apa tapi setidaknya perlakukan khanza dengan baik. Memberikan khanza nafka yang cukup serta memiliki waktu bersama sehingga ketika berandak remaja nanti dia bisa mengingat moment masa kecilnya yang penuh dengan kebanagiaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments