Bab 3

Setelah mas reyhan pergi, aku masih diam terpaku. Aku tidak percaya suamiku tega mengatakan hal-hal yang menyakitkan bagiku, apakah ini sisi lain dari suamiku yang tidak saya ketahui. Yaaa allah ini sangat menyakitkan, selama ini saya tidak tau bagaimana sifat dan tingkah laku suamiku diluaran sana.

Sembilan tahun bukanlah waktu yang sebntar mengaruhi bahtera rumah tangga bersama mas reyhan, aku sudah banyak mengalah dan bersabar menghadapi sikap buruk ibu mertua dan adik iparku. Selama itu pula aku tidak pernah mengeluh dengan sikap mereka berdua kepada mas reyhan agar kami dapat hidup dengan rukun dan damai, aku selalu memendam sendiri caci dan makian ibu mertuaku serta hinaan adik iparku.

Berharap dengan sikap diamku mereka akan berubah akan tetapi itu semua hanya tnggal anganku saja, mereka tidak pernah berubah. Aku teringat ketika tidak sengaja menyenggol lengan adik iparku, dihina mati-matian oleh mertuaku.

"Kamu itu kalau jalan liat-liat dong, bagaimana kalu reyna kenapa-kenapa? memang kamu punya uang untuk mengganti piring keramik saya tidak kan."ucap mertuaku

"Maaf bu aku tidak sengaja, lagian tadi waktu berbalik tiba-tiba reyna sudah ada di sampingku." jawabku dengan pelan

"Ohhh jadi kamu nyalahin aku, begitu hahh," bentak reyna dengan suara meninggi. "Lahian yaa aku mau dimana kek bukan urusan kamu, inikan rumah orang tuaku. Kamu itu harusnya hati-hati dong dan tau diri sedang berada di mana, aku sengaja masuk kedapur dengan pelan-pelan kali aja kamu itu mau nyolong barang-barang mewah ibuku." fitnah reyna

"Apa kamu mau mengambil barang-barangku? dasar menantu tidak tau diuntung." marah mertuaku sambil mengankat tanganya dan mendaratkannya di pipiku

"Plak" suara tamparan mertuaku

"Ini fitnah ibu, saya di dapur cuma mau ambil minum itu saja." ucapku mencoba menjelaskan kepada mertuaku

"Bohong bu." Ucap reyna. "Kalau ibu tidak percaya periksa aja tas bawaan mbak kinar." sambung reyna

Kami menuju kamar yang kutempati, dan ibu mertuaku langsung mengmbil tas dan membukanya dengan kasar, setelah itu menghamburkan isinya

"Degh" Kenapa bisa baju mertuaku ada didalam tasku, tanyaku dalam hati.

"Benar kan bu apa yang aku bilang kalau mbak kinar itu mau nyolong di rumah kita, jangan-jangan mbak kinar masih marah gara-gara mas reyhan membiayai kuliyahku. Makanya mbak kinar nyolong baju ibu kemudian di jual." ucap reyna kembali memfitnahku, sambil tersenyum licik

"Ini semua fitnah bu, aku tidak mengambil baju ibu." ucapku

"Plak" ibu mertuaku kembali menamparku

"Kamu itu biar ngeles bagaimana pun tidak akan bisa mengelak, ini buktinya." ucap mertuaku sambil mengambil bajunya. Lalu menarik rambutku kebelakang.

"Ampun ibu sakit," ucapku memohon

"Dengan mudahnya kamu minta ampun setelah mencuri bajuku, jadi ini ternyata niat kamu yaa ke sini. Atau jangan-jagan selama ini kamu mecuri barang-barangku, pantas selama ini barang-barangku berkurang ternya kamu yang nyuri." Tuduh mertuaku semakin menjadi-jadi.

"Itu tidak benar bu, saya tidak mencuri. Saya juga tidak tau kenapa bisa baju ibu ada di dalam tas aku."ucapku

"Udah ketahuan masih saja ngeles kayak bajai." ucap reyna

"Udah deh mending kamu keluar dari rumahku." ucap mertuaku

Aku tersadar dari lamuanku ketika tiba-tiba hendpone di tanganku berdering. Bergegas langsung kuangkat.

"Halo assalamualaikum bu"

"Halo wa'alaikummusalam nak, maaf yaa nak ibu menelfon malam-malam"

"iya bu tidak apa-apa, ada buk?"

"begini nak tadi waktu ibu pulang dari hajatan ibu sarina, ibu ketemu dengan teman ibu ibu retno namanya dan firman nama anaknya. Katanya anaknya itu punya toko yang lumayan besar dia meminta ibu memasukkan geripik buatanmu ke tokonya dalam jumlah yang lumayan banyak"

"Alhamdulillah yaa bu, jadi kapan kita bisa mulai memarkan kripik kita bu ke toko ibu retno?"

"Kata ibu retno kalau bisa bisa seceoatnya nak."

"Baiklah ibu besok kita mulai produksinya, tapi kita butuh bantuan tenaga bu. Bagaimana kalau kita panggil ibu indah dan ibu mala bu?"

"Itu ide bagus nak, karena dapat membantu perekonomian orang yang kurang mampu. Apalagi mereka berdua seorang janda."

"Iya ibu, jadi fiks bsok kita mulai produksinya ya bu."

"Iya nak, untuk tambahan modal kamu tidak usah khawatir ibu sudah siapkan. Jadi besok pagi tinggal belanja bahan-bahan yang kita perlukan."

"Alhamdulillah, besok pagi-pagi saya kerumah ibu bersama khanza."

"Iya nak sekarang istrahatlah, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah berbicara dengan ibu, aku bersiap-siap segera kuberanjak ke kamar mandi membersihkan diri kemudian tidur. Tapi sebelum tidur handpone di atas nakas kembali berdering, bebgas kuambil handponeku kutatap layarnya ternyata ibu yuyun pemilik toko tempat menitip geripikku yang ada di pasar. Bergesa kugeser tombol hijau karena penasaran adapa gerangan ibu yuyun menefon malam-malam seperti ini.

"Assalamualaikum ibu yuyun." sapaku

"Wa'alaikumussalam bu kinara, maaf ibu saya menelfon malam-malam begini."

"Iya tidak apa-apa bu yuyun."

"Begini bu kinar, tadi waktu pas saya mau tutup toko ada pengusaha kafe pak hermawan namanya mau menjalin kerja sama dengan ibu."

"Alhamdulillah ibu yuyun, bagaimana ceritanya bu kok bisa langsung mau mengajukan kerja sama?"

"Begini ibu kinar, beliau itu kebetulan berteduh di toko ibu pas hujan na mencicipi kripik pisang buatanmu. Awalnya dia tertarik mencicipinya karena bentukx yang unik lama-lama ketagihan karena rasanya, jadi di borong deh semua keripik yang kamu bawa tadi pagi ke toko ibu. Dan barusan katanya keripiknya laku semua, makax dia mau ajukan kerja sama buat stok banyak."ucap ibu yuyun dengan girangnya

"Sekali lagi terima kasih banyak ibu yuyun berkat ibu yuyun pintu rezeki saya terbuka, insya allah saya akan menemuinya. Kapan ibu yuyun beliau akan bertemu?"ucapku saya sangat bagahia mendengar ucapan ibu yuyun

"Kata pak hermawan terserah ibu kinar saja nanti langsung saja katanya ke kafenya, nanti ibu kirimkan alamat kafenya di Whatsapp ya."

"Iya bu sekali lagi terima kasih banyak"

"Sama-sama ibu kinar, ya sudah kalau begitu assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam ibu."

Setelah kumatikan sambungan teleponku dengan ibu yuyun, tak henti-hentinya aku memenjatkan rasa syukur kepada allah. Alhamdulillah ya allah, terima kasih banyak engkau telah membukakan pintu rezekiku setelah mas reyhan mencampakkanku.

"Aku yakin setelah badai hujan berlalu pasti akan ada pelagi yang indah, munkin ini adalah awal yang baik untuk diriku. Tuhan maha adil, tuhan tidak pernah tidur melihat penderitaanku yang tiada hentinya munkin ini saatnya aku bangkit dan berbahagia. Munkin dengan ini pintu rezekiku semakin terbuka lemabar." aminnn aku berguman dalam hati kemudian tertidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!