"Kakek, Marwan!"
Lisa sungguh terkejut melihat Kakek Marwan yang tengah duduk bersama kedua orang tuanya.
Di tambah lagi kakek Marwan tersenyum manis padanya.
"Lisa anak mamah sayang, sini duduk, ini tuan Marwan datang melamarmu untuk cucu beliau."
Mona yang bisanya selalu bersikap cuek kasar dan selalu mengabaikan Lisa, tiba-tiba berubah.
Dari yang biasanya selalu keluar tanduk hitam di atas kepala dan wajah merah seperti tokoh jahat yang ada di film-film ketika berhadapan dengan Lisa,
kini berubah menjadi ibu peri yang berhati baik, lengkap dengan sayap di punggung sambil memegang tongkat bintang ajaibnya.
"Bagaimana kabarmu, Lisa?" sapa Kakek Marwan.
"Aku, baik kek. Ada apa kakek datang kesini, apa benar yang Mama katakan?"
"Lisa kenapa kamu bicara seperti itu pada kakek Marwan, maaf kan Lisa tuan Marwan."
"Tidak apa-apa."
"Lisa kamu tidak lupakan dengan obrolan kita kemaren kan? kakek datang kesini untuk menjemput mu."
Menjemput,! bahkan aku belum mengatakan kalau aku setuju dengan perjodohan ini.
"Jadi tuan Marwan sebenarnya sudah bertemu dengan Lisa, kenapa kamu tidak bilang pada Mamah dan Ayah Lisa, jadi mamah bisa menyiapkan penyambutan untuk tuan Marwan."
Lisa hanya bisa membuang kasar nafasnya, melihat kelakuan Mona, yang begitu berantusias.
"Baik, kalau begitu tidak perlu membuang waktu lama-lama. Saya akan membawa Lisa untuk bertemu cucu saya."
"Baik tuan, silahkan."
Lisa tidak bisa berbuat atau berkata apapun saat ini. Menolak pun rasanya tidak mungkin apa lagi melihat ekspresi Mona yang begitu antusias membuatnya jengah,
dengan terpaksa, Lisa mengikuti langkah kakek Marwan dan Sanusi menuju mobil.
Lisa hanya berharap semoga cucu kakek Marwan tidak menyukai nya, hingga perjodohan ini akhirnya batal.
Lisa masuk dalam mobil ketika pintu di buka oleh Sanusi di susul Kakek Marwan yang duduk di sebelah nya. Lisa tak menoleh sedikit pun ke arah orang tua itu.
Sangat berbeda dengan Mona dan Yusuf yang tersenyum ceria, sambil melambaikan tangan.
"Astaga Mas, mimpi apa anak itu semalam sampai mau di pinang orang kaya."
"Sudahlah Mon, Lisa memang pantas, tapi kenapa Lisa bisa kenal dengan tuan Marwan, dan sejak kapan Lisa berhubungan dengan keluarga Airlangga Wijaya, kenapa dia tidak pernah bercerita padaku."
Begitu banyak pertanyaan di benak Yusuf. Yang dia tau anaknya selama ini hanyalah bekerja di rumah makan yang sangat sederhana.
Dan teman-teman nya pun dari kalangan biasa seperti dirinya mana mungkin Lisa bisa mengenal keluarga sultan tersebut.
"Sudahlah Mas, tidak penting itu semua yang terpenting sekarang kita harus siap-siap untuk menjadi orang kaya haa haaa. Oya! jangan lupa ya masih, kamu harus meminta mahar yang besar pada keluarga kaya itu."
...****************...
Sesampai nya di rumah mewah kakek Marwan.
Lisa terkagum-kagum ketika memasuki rumah besar tersebut, rumah yang di hiasi lampu-lampu indah, pilar-pilar besar yang menjulang dan ornamen lainnya.
Lisa merasa seolah sedang masuk dalam istana yang hanya ada di dongeng-dongeng Barbie.
"Masuk lah nak, anggap saja seperti rumahmu sendiri."
Bagaimana bisa aku menganggap rumah ini seperti rumah ku sendiri, aku malah takut masuk ke sini. Bahkan lebih menakutkan dari kemarahan mama, Mona.
" Bi Lilis, antarkan Lisa ke ruang keluarga."
"Baik tuan, mari saya antar, Nona Lisa."
"Terimakasih bi."
...****************...
"Tuan, kakek meminta Anda untuk segera pulang ke kediaman beliau"
"Untuk apa? aku masih sangat sibuk."
"Kakek Marwan ingin membicarakan soal perjodohan untuk Anda, Tuan."
"Jadi kakek serius dengan perjodohan itu?"
" Benar tuan, dan tentu Anda tidak bisa menolaknya, karna selain ini keinginan Kakek ini juga adalah perintah dari beliau yang harus Anda laksanakan."
"Huuf...jadi untuk apa masih di bahas, kalau keputusan akhirnya aku harus tetap menerimanya. Sudah, katakan pada kakek atur saja waktu pernikahannya kapan aku akan datang di hari pernikahan nya saja."
Kedua lelaki yang sedang berdebat ini adalah. Sekretaris Jhon, dan Kaisar, cucu pertama dari kakek Marwan yang akan di jodohkan kan dengan Lisa.
"Tapi kakek menginginkan tuan untuk datang dan saling mengenal dulu sebelum acara pernikahan. Karena kakek ingin wanita yang akan di jodohkan dengan Anda mengenal terlebih dahulu, apakah wanita itu menerima Anda atau menolak."
"Kurang ajar! jaga ucapan mu Jhon, mana ada wanita yang menolak menikah denganku, tentu dia akan merimanya. Dia akan merasa terhormat dan bahagia bisa menikah dengan lelaki sempurna seperti ku," Kaisar bicara dengan penuh percaya diri.
Astaga. Anda sombong sekali tuan, apa Anda lupa kalau nona Anggel pergi meninggalkan Anda dan menolak menikah dengan Anda
Ya, Jhon hanya bisa menjawab nya lewat gumaman batin saja.
karena kalau dia bicara langsung tentu tidak akan berani, Jhon masih memiliki banyak cicilan yang harus di bayar.
"Untuk apa kau masih di sini Jhon! cepat pergi," usir Kaisar.
"Saya hanya akan pergi bersama Anda, tuan."
"Perkataanmu membuat ku merinding, Jhon."
Lama mereka saling terdiam tanpa sepatah katapun, Kaisar yang sedari tadi fokus pada laptopnya berpura-pura sibuk padahal dia hanya asal ngetik-ngetik saja supaya terlihat sibuk.
Jhon yang tau, tuan nya hanya berpura-pura sibuk tak bergeming sedikitpun pun, dia tetep setia menunggu tuannya tanpa menggeser posisi sedikit pun.
"Jhon apa kau hanya akan berdiri mematung di situ! pergilah, aku sedang sibuk."
"Saya akan menunggu Anda sampai Anda tidak sibuk lagi, tuan."
Jengah dengan kelakuan Sekretarisnya.
Akhirnya Kaisar menyerah. Dia menutup laptop dan berjalan menghampiri Jhon.
"Baiklah, ayo kita pergi menemui, calon istri ku."
"Terima kasih, tuan."
...****************...
Sesampai di rumah kakek Marwan. Kaisar langsung menuju ruang keluarga bersama dengan Jhon yang selalu setia berada di sisinya.
Kaisar melihat pemandangan yang membuat hati nya panas, selain dia melihat wanita asing yang di perkirakan adalah calon istrinya, dia juga melihat wanita yang selama ini dia benci berada di situ.
Wanita itu adalah Larasati, Istri kedua Yuda papanya, Kaisar.
Entah apa yang membuat Kaisar menjadi membenci wanita itu, yang dia tau wanita itu adalah perusak rumah tangga orang tuanya.
"Apakah orang asing diijinkan ikut berkumpul di ruang keluarga ini," cemooh, Kaisar yang ia tujukan pada Larasati.
Deg! perkataan Kaisar sontak membuat hati Kedua wanita yang sedang duduk berdampingan itu seakan lepas dari tempatnya.
"Kaisar jaga ucapan mu, dia ibumu, Kai."
Apa maksudnya? jadi tuan ini menyingung nyonya Larasati ibu nya, huf aku kira tadi dia marah pada ku, tp kenapa dia bicara seperti itu pada ibu nya. Batin Lisa.
"Duduklah, Kai," titah Kakek.
Kaisar pun dengan enggan duduk tepat di hadapan dua wanita yang sedang menahan diri itu.
Melihat suasananya semakin canggung Larasati pun ijin untu naik ke atas dengan alasan kepalanya sedikit pusing.
Lisa hanya bisa terdiam menyaksikan pemandangan yang menurutnya menegangkan.
" Lisa, perkenalkan, ini Kaisar," ucap Marwan.
Untuk mengurangi ketegangan, kakek membuka suara terlebih dahulu.
"Iya Kek." Lisa menatap wajah Kaisar dengan tatapan intens dan penuh takjub.
Ya tuhan! mimpi apa aku semalam, apa benar aku akan menikah dengan lelaki yang ada di hadapan ku ini, hidungnya, rambutnya, bibirnya , kulit nya, bentuk tubuhnya, aaaahhh dia tampan sekali, dia seperti aktor-aktor drama yang sering aku tonton sampai begadang, aku menyesal sempat menolaknya.
Seolah tersihir dengan pesona Kaisar, Lisa menganga melihat keindahan makhluk ciptaan Tuhan ini.
Dia lupa kalau tadi, dia merasa sangat takut dan tegang.
"Lisa! Lisa ... LISA!"
"Eeeh...ada apa? astaga ada apa, kakek?"
Lisa terlonjak ketika kakek menepuk pundaknya.
"Kamu melamun? apa yang kamu pikirkan Lisa?"
"Tidak kek, aku hanya ingat dengan pekerjaan ku yang aku tinggalkan pekerjaan ku hari ini kek."
" Ha ha ha Lisa! kau memang anak yang rajin dan bertanggung jawab."
Sementara Kaisar menatap dengan penuh ke arah Lisa, dipandanginya gadis yang ada di hadapannya itu.
Lisa yang tau kalau Kaisar Memperhatikannya menjadi gugup dan pipinya mulai merona.
Eeemm tidak buruk, lumayan. Kaisar
"Ayo kalian bisa segera berkenalan lebih dekat dari pada saling pandang dan senyum-senyum."
Mendengar ucapan kakek Lisa menjadi semakin gugup.
Berbeda dengan Kaisar yang terlihat santai dan tenang.
"Jadi ini Kaisar, bagaimana dia tampan kan?" celetuk kakek.
Lisa hanya bisa mengangguk menahan malu
"Kaisar!"
"Baik, aku menerima nya."
Mendengar Kaisar mengatakan, menerimanya, membuat hati Lisa penuh dengan taman bunga berbagai jenis, ukuran dan warna.
"Kakek sangat bahagia akhirnya kalian menerima perjodohan ini," kakek tersenyum bangga dan bahagia.
Semua menerima nya Rano, aku sangat bahagia dan kau pun pasti bahagia di sana. walaupun dulu anak kita tidak bisa berjodoh , tapi cucu kitalah yang berjodoh.
Pertemuan pertama mereka membawa kesan tersendiri.
Lisa mungkin dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Kaisar, tapi melihat ekspresi Kaisar yang datar dan biasa saja apa kah dia juga jatuh cinta pada pandangan pertamanya.
"Kalau semua nya sudah cocok, pernikahan akan kita lakukan. Lusa!"
"APA! LUSA?"
Terima kasih 🙏🙏🙏
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Devi Triandani
ternyata kaisar ditolak dan ditinggalkan ? 😁
2022-10-01
1
Devi Triandani
benar2 org tua yg tau diri. Giliran Lisa dilamar org kaya, baru mau bersikap baik kelisa
2022-10-01
1
Nur hapidoh
kalau Tiara di culik sama David Kak, biar bisa dijodohkan sama cucunya. hampir mirip, tapi saya tidak plagiat novel kakak ya, saya baru baca novel Kak skg loh, novel sy rilis kemarin di fizzo yg pesona istri bar-barku
2022-09-17
1