Sisil sudah berada di kamar Tania, dia melihat Tania masih tertidur, di usapnya pipi Tania dan diciumnya dengan rasa sayang. Tania menggeliat dan matanya mulai terbuka.
"Maaf sayang mama membuatmu bangun" ucap Sisil tersenyum. Tania mencoba membuka matanya lebar dan tersenyum ke mamanya.
" bangun yuk, papa sudah menunggu di meja makan, mama sudah siapin makan siang untuk kita,"ujar Sisil memandang mata Tania yang mulai membulat. Tania mengangguk dan bangun dari tidurnya.
" Gendong " ucapnya manja sambil mengangkat kedua tangannya, Sisil hanya tersenyum dan menggendong Tania turun ke bawah menuju meja makan. Sisil mendudukkan Tania di kursi sebelahnya, dan mulai mengambil makanan untuk Tania.
" kamu mau lauk apa?" tanya Sisil ke pada anaknya itu, yang masih termenung melihat begitu banyak makanan yang tersedia di sana.
" aku mau ayam goreng, sama sayur capcay ma" ujarnya memberi tau ke pada mamanya.
Sisil pun langsung mengambilkannya, Tania pun makan dengan lahapnya. segitu juga Sisil dan Kevin.
"masakan mama enak " puji Tania
" makasih sayang" ucap Sisil tersenyum
" makan yang banyak biar Tania cepat besar" sambung Sisil lagi. Tak ada yang bicara semuanya fokus menikmati makanan mereka. Setelah selesai makan Sisil membereskan meja makan dengan di bantu mbok Tun.
"mbok, mbok ajak pak Mardi makan ya, kalo tidak habis mbok bagikan saja ke tetangga" ucapnya ke pada mbok Tun.
" iya nyonya" jawab mbok Tun.
Kevin dan Tania sedang duduk di ruang tengah sambil menonton tv, Sisil pun menyusul mereka, dan membawakan minuman dan cemilan untuk mereka.
" ini minumnya " ujar Sisil menaruh nampan yang berisikan minuman dan cemilan di atas meja.
" Makasih mama" ucap Tania
" sama-sama sayang" balas Sisil tersenyum.
Zerrrt..zerrrt..zeert, bunyi hp Sisil menandakan ada telpon masuk. Sisil pun melihat layar hpnya.
" Dimas " gumamnya, iya semenjak kemarin dia melupakan Dimas.
" Aku angkat telpon dulu ya " pamit Sisil menjauh dari Kevin dan Tania. Kevin merasa curiga kepada istrinya, dan mencoba mengikuti Sisil.
" mbok,, mbok Tun " panggil Kevin kepada mbok Tun
" ya tuan " ucap mbok Tun segera datang
" mbok temanin Tania dulu, saya mau ke sana sebentar" ujar Kevin berlalu, dia mengikuti Sisil. Kevin hanya ingin tau Sisil mengangkat telpon dari siapa. setelah di rasa jauh dari Kevin dan Tania, Sisil mengangkat telpon dari Dimas.
" Halo" sapa seseorang dari seberang sana
" Halo mas dimas" balas Sisil
" kenapa kamu tidak ada kabar dari kemarin" tanya Dimas marah
" aku..aku.." ucap Sisil menggantung
" apa kamu lupa sama aku, semenjak kamu menikah dengan duda itu aHh" teriak Dimas marah ke pada Sisil
" mas, aku tidak melupakan mu, hanya saja semalam aku capek dan tertidur, makanya tidak nelpon kamu" ujar Sisil menjelaskan ke Dimas, agar Dimas tidak marah padanya. Kevin masih bertahan di posisinya, ingin mendengar apa yang di bicarakan istrinya dengan pria yang bernama Dimas itu.
" mas kan tau kalo aku mencintai kamu, sebelum aku menikah dengannya" ucap Sisil menangis
" mas juga tau gimana aku menolak perjodohan ini" jelasnya lagi Dimas hanya diam. Kevin pun terdiam mendengarkan pernyataan Sisil.
" ternyata dia memiliki pacar, sebelum menikah sama aku" ucap Kevin dalam hati
" tapi aku suaminya, aku punya hak untuk Sisil" ujarnya tegas dan mendatangi Sisil yang sedang bicara sama Dimas di hp.
"Nelpon siapa kamu" tanya Kevin tiba-tiba yang membuat Sisil kaget dan melihat kearahnya..
" i..ini, teman mas" jawab Sisil terbata-bata karena dia melihat mata Kevin yang sudah memerah menahan amarah.
" Teman? tapi kok mesra" tanya Kevin lagi
" Apa dia pacar kamu, makanya semalam kamu tidak mau melayaniku" ujar Kevin yang membuat pipi Sisil menjadi merah, Dimas yang mendengarnya marah, karena memang Sisil belum mematikan hpnya tadi.
" Kurang ajar, ternyata mereka sudah tahap itu" kata Dimas emosi. Dan dengan hati kesal Dimas mematikan hpnya.
" aku bisa jelasin ini semua," ujar Sisil ke pada Kevin
" oke aku tunggu penjelasan kamu" balas Kevin berlalu meninggalkan Sisil di sana.
" mungkin ini saatnya aku memberi tahukannya tentang semua ini" bisik nya dalam hati, dan melangkah pergi menyusul Kevin. Namun dia tidak menemukan Kevin bersama Tania, malah Tania bersama mbok Tun.
"mbok, tuan Kevin kemana ya? " tanya sisil ke mbok Tun
" tadi tuan Kevin ke kamarnya nya" jawab mbok Tun
" ya udah, mbok temanin Tania dulu ya, saya mau nyusul tuan dulu" ujar Sisil.
" Tania sayang, kamu di sini dulu ya sama mbok Tun, mama mau nyusul papa dulu, setelah itu mama kesini lagi" katanya ke pada Tania, Tania mengangguk mengerti. Sisil pun ke kamar, menyusul Kevin yang sudah menunggunya dari tadi.
Cekreek..pintu terbuka Sisil pun masuk ke dalam kamar, dia melihat Kevin duduk di tepi tempat tidur mereka, Sisil menghampirinya.
"Mas" sapa Sisil berjalan mendekati Kevin,
Kevin pun melihat ke arah sisil.
" sebenarnya" ucap Sisil ragu dan duduk di samping Kevin
" sebenarnya apa?"tanya Kevin menghadap ke Sisil, dan menatap mata Sisil dalam. Sisil hanya menunduk tak menjawab.
" sebenarnya yang menelpon tadi Dimas pacar aku" jawabnya tak berani melihat Kevin. Kevin hanya diam mendengarkan.
" Terus,," tanya Kevin dengan masih menatap Sisil.
" aku sayang sama dia mas" ucapnya, Sisil sengaja jujur agar Kevin melepaskannya.
" kalo kamu sayang sama dia, kenapa kamu mau menikah dengan ku" ujar Kevin yang rahangnya mulai mengeras menahan amarah.
" aku terpaksa mas" kata Sisil
" oke, aku paham,, tapi bisakah kamu mengakhiri hubungan kamu dengan Dimas sekarang" ungkapnya marah. Sisil tercengang atas apa yang di katakan Kevin ke padanya.
" Tapi mas,,"ucap Sisil menggantung, mau tak mau dia harus mengakhiri ini semua, bagaimana pun Kevin suaminya sekarang, dan dia juga sudah berjanji ke pada Tania kalau dia tidak akan meninggalkan anak itu. Sisil harus menerima semua ini, mungkin ini pilihan terbaik untuknya dan Dimas. agar Dimas tak mengharapkannya lagi.
" baiklah mas, mulai sekarang aku akan mengakhiri hubungan ku dengan Dimas" jawab Sisil tegas, yang membuat Kevin tersenyum mendengarnya.
" aku janji, walaupun sekarang kita tidak saling mencintai, aku akan membuatmu bahagia" ungkap Kevin tulus, Sisil yang mendengarnya terharu..
" makasih mas, aku akan mencoba menjadi istri dan ibu yang baik untuk kamu dan tania " balas Sisil tersenyum.
Sisil menelpon Dimas,dia ingin mengakhiri hubungannya dengan Dimas saat ini juga.
" halo mas Dimas" sapa Sisil di saat telpon sudah tersambung ke Dimas
" halo sil, ada apa?" tanyanya
" maafin aku mas, aku gak bisa lanjutin hubungan kita, aku mau kita putus" ucap Sisil ke pada Dimas
" apaa, aku gak mau putus dari kamu sil, aku sayang sama kamu,," balas Dimas memohon
" ke putusan aku Uda bulat mas, sekarang sudah ada hati yang mesti aku jaga" ujar Sisil memutuskan telponnya ke pada Dimas. dan Sisil mematikan hpnya agar Dimas tidak bisa menghubunginya lagi. Dimas berusaha menghubungi Sisil, namun hp Sisil tidak aktif. Dimas marah dan membanting hpnya hingga hancur..
" aHhh, kenapa semua ini harus begini" ucapnya kesal.
" ini semua gara-gara Kevin, dia sudah merebut Sisil dari gue, lihat aja entar gue balas loe Vin" ujarnya penuh amarah dan kebencian.
sampai sini dulu ya nulisnya..
tunggu kelanjutan kisah mereka
semoga kalian suka..
makasih 🙏 selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments