Bab 2

Pandangan Wida mengedar ke seluruh sisi rumah di hadapan nya. Dia tak percaya akan apa yang terjadi. Mimpi semalam seolah begitu nyata.

Rumah itu sama persis dengan mimpi nya. Sedari tadi ia coba menepis perasaan tak tenang karena mimpi buruk tentang Safira. Dia berusaha bersikap baik-baik saja dan tidak menceritakan perihal mimpi buruk yang ia alami semalam.

Tak pula mengungkapkan firasat nya pada siapa pun. Namun kini dia terpaku menatap apa yang ada di depan nya. Rumah itu nyata ada nya, dia hanya berharap agara sosok wanita menyeramkan itu tidak pula menjadi kenyataan. Dia harap ini hanya kebetulan semata.

" Bu kok malah bengong ada apa ? " tanya Safira menyentuh bahu Wida.

" Ah- tidak ada apa-apa. " Jawab Wida masih dengan hati di liputi kecemasan.

Safira tersenyum sembari mendekap bahu ibu nya. Ia tahu saat ini Wida sedang mengkhawatir kan diri nya.

" Bagaimana menurut ibu rumah ini cukup bagus atau.." Safira tak menyelesaikam kalimat nya, dari dalam rumah muncul Mbok Surti menyambut kedatangan mereka.

Mbok Surti baru selesai membersihkan rumah sesuai perintah Danu.

" Selamat datang tuan, nona ." Sapa Mbok Surti tergopoh-gopoh berjalan mendekati mereka.

" Gimana Mbok, udah bersih semua nya ? " tanya Danu.

" Sudah tuan, tapi mbok belum mengecat ruangan sama perabot seperti yang tuan perintah kan. " Mbok Surti menundukan kepala nya.

" Loh kenapa Mbok ? Bukan nya saya sudah minta dari jauh-jauh hari buat mengecat ulang rumah sama perabotan yang ada di sini. " kata Danu.

" Anu tuan,orang sini gak ada yang mau di suruh bantu ngecat. Mereka kata nya sibuk. " Mbok Surti berbohong karena pada nyata nya mereka tidak mau masuk ke dalam rumah angker itu.

" Ya sudah nanti biar saya saja yang mengerjakan nya. Lagian masih ada waktu cuti beberapa hari lagi. " ucap Danu.

" Makasih ya mbok ." Lanjut Danu.

" Iya sama-sama. " Kata Mbok Surti.

" Oh iya mbok ini mertua saya, dan yang ini adik nya Safira. " Danu memperkenalkan mereka pada Mbok Surti.

Mbok Surti menyalami mereka satu persatu dengan ramah. Perempuan bernama Mbok Surti itu bertubuh gemuk dengan mengenakan kebaya putih bercorak bunga berwarna ungu dengan di padukan bawahan kain batik.

Dia berpamitan pulang karena tugas nya sudah selesai. Sekarang dia tak harus lagi mengurus rumah itu karena sudah ada pemilik baru yang membeli nya.

" Rumah mbok jauh ? " tanya Wida sebelum Mbok Surti pergi.

" Gak terlalu jauh, tinggal berjalan sebentar ke arah sana . " Mbok Surti menunjuk jalan menuju rumah nya.

" Oh iya. Nanti saya titip Safira ya mbok, kalau mbok berkenan sesekali mampir temani putri saya jika suami nya kembali kerja. " pinta Wida.

" Baik nyonya !! " ucap Mbok Surti.

Rasa nya dada Wida sedikit lega mengetahui Safira akan ada teman nya jika Danu tak ada di rumah. Setidak nya Safira tidak kesepian.

" Mbok pamit dulu tuan, nona. Kalau ada apa-apa tinggal ke rumah saja. " lalu perempuan itu pun segera berlalu dari hadapan mereka.

Danu dan yang lain nya pun masuk ke dalam rumah. Wida semakin was-was saat memasuki setiap ruangan .

Rumah berlantai dua itu cukup besar. Di depan terdapat dua buah pintu kaca berukuran tinggi namun tak begitu lebar. Sentuhan kayu di setiap dinding membuat rumah itu tampak antik.

Sebuah jam berukuran besar terpajang di pojok ruang utama. Kursi rotan usang pun berada di sana.

Dari ruang tamu menuju ruang tengah yang bersatu dengan ruang makan serta dapur. Ada dua pintu kamar berjejer dan tangga dari kayu untuk menuju lantai atas.

Ruang tengah itu masih kosong belum ada sofa hanya ada satu lemari hias berukuran besar dengan motif ukiran.

Mereka pun melanjutkan ke lantai dua. Ada satu kamar dan satu ruang kosong di lantai tersebut rencana nya akan di gunakan sebagai kamar pengantin baru itu nanti nya.

Di kamar atas terdapat satu tempat tidur baru yang sudah di beli oleh Danu sebelum resmi menikah dengan Safira. Ada satu lemari pakaian tua dan sebuah cermin antik menempel di salah satu dinding.

Wida terus mengedarkan pandangan nya ke setiap penjuru. Tiba-tiba ia melihat sekelebat bayangan putih dari arah kamar menuju kamar mandi.

Sontak ia mengernyitkan dahi. Wida maju beberapa langkah untuk menghampiri kamar mandi yang pintu nya di biarkan terbuka lebar itu.

Wida sedikit heran saat diri nya berada tepat di mulut pintu kamar kecil. Tak seorang pun ada di sana. Hanya suara gemercik air dari kran yang mengucur lambat di kamar mandi.

" Bu.." Bambang menepuk pundak istri nya yang tengah melamun, membuat Wida terkejut bukan main.

" Bapak ngagetin saja. " kata Wida.

" Ngapain Ibu berdiri di sini, melamun lagi . " ucap Bambang.

" Tadi ibu mau buang air tapi seperti nya gak jadi deh. " Wida berlalu dari hadapan Bambang.

Membuat Bambang menggelengkan kepala keheranan karena kelakuan Wida. Beberapa saat pria itu menatap ke dalam kamar kecil di depan nya. Seolah mencari sesuatu yang membuat istri nya terpatung di sana tadi. Lalu ia pun segera berlalu mengikuti langkah sang istri.

Bambang tak mampu menangkap keberadaan Ningrum di sana. Mata batin nya tertutup sehingga tak bisa merasakan apalagi melihat arwah Ningrum yang tengah menempel di atas dinding dan langit-langit kamar mandi.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

tempat mandi tuh sebenarnya emang jadi sarang demit
always gak di novel ataupun di film horor

2024-03-05

0

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

mikirin nasib mu kelak fira gimana kedepannya di rumah baru yang angker ini

2024-03-04

0

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻

seharusnya cerita Mak sama anaknya biar hati jadi legowo Mak

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!