Ester masih mengipasi pak Sarman yang pingsan dikursi panjang klinik itu. Terlihat kesibukan beberapa karyawan klinik karena kunjungan tiba-tiba tuan Judeo yang terkenal galak dan tidak ada ampun untuk kesalahan kecil sekalipun.
"ahhhh" terdengar lenguhan pak Sarman pelan
"bapak, ..bapak sudah sadar" ucap Ester senang dan sedih melihat bapaknya mengingat perlakuan Judeo tadi.
"dimana kita" ucap pak Sarman sangat pelan
"kita masih ada di klinik pak, tapi sepertinya orang kaya tadi pemilik klinik ini, soalnya semua orang takut sama dia" ucap Ester lagi.
"dia memang orang berpengaruh nak dan sangat tidak berperasaan, makanya jangan berurusan lagi sama dia ya" ucap pak Sarman lemah.
Melihat keseriusan ucapan bapaknya, mau ngga mau Ester mengangguk, walaupun sebenarnya hati kecilnya belum terima atas perlakuan judeo.
"iya pak, sekarang kita pulang ya, biar bapak bisa istirahat di rumah" ucap Ester sambil berdiri memapah bapaknya, karena dari tadi sepertinya semua orang ogah membantunya.
"hmmmmm iya nak"
"bapak bisa berjalan kan, ayo saya bantu" ucap Ester lagi langsung mengatur posisi melingkarkan tangan bapaknya di bahunya untuk keluar dari klinik itu.
"bang ojek, bisa tarik tiga kan bang, soalnya bapak saya harus di pegangin" ucap Ester kepada tukang ojek pangkalan yang ada disana.
"bisa neng, ayo" ucap Abang ojeknya melihat bapaknya Ester yang kurus dan juga tubuh Ester yang hanya sekitar empat puluh lima kilo gram.
Ester menaikkan bapaknya ditengah lalu dia naik dibelakang.
"pelan-pelan ya bang"
"iya neng"
Hanya sekitar lima belas menit mereka sudah tiba di rumah sederhana Ester dan orang tuannya.
"terimakasih bang"
"sama-sama neng"
"ayo pak saya bantu" ucap Ester sambil kembali mengatur posisi tangan bapaknya di bahu Ester.
"Bu, kami pulang Bu" teriak Ester dari luar pintu
Terlihat ibunya membuka pintu dan menyambut kepulangan suami dan anaknya.
"kayaknya bapak cape banget nak" tanya ibunya Ester sambil membantu memapah suaminya ke tempat tidur.
"iya Bu, tadi bapak pingsan"
"haaaaaa kok bisa"
"tadi Ester buat masalah sama tuan Judeo Bu, bapak takut tuan Judeo marah dan mengganggu Ester" ucap pak Sarman lemah
"kok bisa"
"tasnya Ester ngga sengaja kena pak Judeo" cerita pak Sarman
"ya Tuhan, kenapa keluarga kita selalu berurusan dengan laki-laki arogan itu ya pak" tanya ibunya sedih.
"bapak juga bingung Bu, kenapa Tuhan bisa mempertemukan kita kembali dengan tuan Judeo, kali ini berhubungan dengan Ester lagi, bapak takut Bu"
"sudahlah pak, jangan terlalu dipikirkan, apapun yang terjadi sudah rencana Tuhan. untuk apa disesali dan dipikirkan. mending sekarang bapak istirahat" ucap Ester bijak
"iya pak, istirahat dulu, tidak usah terlalu dipikirkan" bujuk ibunya lagi.
"saya ganti baju dulu ya Bu" pamit Ester ke kamarnya disebelah.
"iya nak terus makan, kamu belum makan kan?"
"iya Bu" sambil berlalu menghilang dibalik pintu
"Bu, bagaimana kalau tuan Judeo menghancurkan masa depan Ester Bu, aku tahu dia bisa dan mampu melakukan itu Bu, karena dia manusia tanpa perasaan" ucap pak sarman sedih
"sudahlah pak, jangan menebak-nebak yang akan terjadi, belum tentu kan"? jawab ibu itu menyembunyikan ketakutannya. Karena dia juga tahu, bahkan hanya karena kesenggol dikit pak Judeo bisa langsung memecat suaminya dulu.
'Ya Tuhan lindungilah keluarga kami dari rencana-rencana jahat' doa ibunya Ester tulus.
"bapak sangat takut Bu, bahkan bapak bersimpuh pun tadi dia tetap berlalu" cerita pak Sarman
"separah itu pak"
"iya Bu, makanya bapak sangat takut, dan dia sempat bilang sama Ester berlalu dari tempat ini nyawa bapakmu melayang, syukur datang pak direktur Bu, direktur pabrik dulu" ceritanya
"ya ampun Tuhan, cobaan apalagi ini" batin ibu Ester
"sudahlah pak istirahat dulu ya, apapun yang akan terjadi toh kita tak bisa melawan takdir, tinggal kita ikuti pak" ucap ibunya sambil menyelimuti suaminya.
**
Sementara ditempat lain Judeo yang masih emosi dengan semua kejadian tadi terduduk diam di ruangan pimpinan klinik itu. pikirannya bukan memikirkan tentang fasilitas kesehatan karyawan lagi, tapi penghinaan dari bocah kampung tadi.
Seorang Judeo ' zack' dihina sedemikian oleh gadis kecil yang kampungan. Bahkan direktur pabrik besar aja menunduk hormat sama dia, tapi kenapa dia bisa dihina oleh gadis kecil.
Direktur pabrik yang mendampingi kunjungannya ke klinik ini pun tidak berani membuka suara duluan, apalagi saat Jo belum datang. Mereka semua terdiam menunggu ucapan Judeo yang bahkan mungkin Kata-kata kasar.
"panggil Jo" perintahnya ke salah satu pengawalnya, karena tadi Jo masih bicara dengan Ester di bangku panjang.
"baik tuan" dengan gesit pengawal itu berlalu dari ruangan itu.
Tidak berapa lama Jo tiba bersama pengawal itu, karena tadi juga dia sudah selesai bicara dengan Ester sebenarnya.
"iya tuan"
" beresin ini"
"baik tuan" ucap Jo yang sudah terbiasa dengan perintah bosnya untuk menyelesaikan sesuatu.
"pak tolong disiapkan data fasilitas kesehatan yang diperoleh karyawan pabrik kami"
"baik pak"
"selama ini kendala yang dialami apa ya pak berhubungan dengan pabrik kami, misalnya klaim biaya atau apalah, supaya pelayanan maksimal" ucap Jo
"Sebenarnya semua sudah cukup baik bila Bla Bla..." penjelasan dari pimpinan klinik itu yang didengar semua orang tapi tidak dengan Judeo. Karena di otaknya sekarang hanya ingin segera membalas perbuatan Ester kepadanya.
Jo yang melihat bosnya tidak konsentrasi, dan dia sangat yakin ini masih pengaruh masalah tadi, hati bosnya pasti masih terbakar amarah sekarang, akhirnya memberanikan diri untuk mengambil keputusan.
Permintaan dari pihak klinik sudah diakomodir, dan hasilnya akan segera disampaikan ke pihak klinik.
"Tuan Judeo, saya sudah menerima masukan dan keluhan mereka, tapi saya pikir masalahnya perlu kita bicarakan serius pak, jadi kita bisa sampaikan keputusannya beberapa hari kedepan" ucap Jo untuk menutupi arogansi dari Judeo yang padahal semua orang sudah tahu.
"hmmmm"
"baik, pak direktur boleh meninggalkan kami disini, karena kami akan langsung pulang tanpa ke pabrik lagi" ucap Jo kepada direktur pabrik itu.
"baik pak Jo, pak Judeo, kalau begitu saya pamit duluan"
"hmmmm"
Setelah pak direktur itu berlalu Judeo mulai menunjukkan taringnya.
"kalian boleh tinggalkan kami dulu di ruangan ini" perintah Judeo kepada kepala klinik. Dengan bingung pimpinan dan karyawan klinik itu tetap keluar.
"dimana anak curut itu" tanya Judeo datar
"dia mengurus bapaknya yang sakit dulu tuan"
"saya ngga peduli, seret dia ke apartemenku"
"maaf tuan, tapi tidak bisa secepat itu kalau kita tidak ingin kena pasal pidana"
"sejak kapan kamu patuh hukum, hukum bisa aku beli" ucap Judeo sangat arogan
"saya tahu tuan, tapi bagaimana dengan nona sela, apa tidak masalah nantinya" ucap Jo mengingat sela adalah artis yang dekat dengan Judeo saat ini dan hampir setiap hari ke apartemen Judeo.
"dia hanya bonekaku, dan gadis ini harus aku jadikan budakku, biar dia tahu siapa aku"
"kalau begitu, besok akan aku bawa gadis ini tuan"
"bawa aja ke apartemen yang di daerah M" ucapnya akhirnya
"baik tuan"
"jangan ada pembantu disana, hanya perlu pengawal dan penjaga"
"baik tuan"
"kamu akan tahu Akibat berurusan denganku curut kecil" ucap Judeo dengan tatapan sinis kesatu titik.
Mendengar itu hati Jo kasihan mengingat Ester.
Terimakasih
vote
like
comentnya🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Rain Hard
wahhhh wahhhh aromanya nanti jatuh cinta nih pria arogan
2024-04-15
0
Rain Neo
ya elah org kaya bebannya beda sama org miskin
2023-09-04
0
Suryadi Jusuf
orang lemah selalu tertindas
2023-04-28
0