Judeo sudah terlihat rapi dengan pakaian kantornya turun dari kamarnya.
"selamat pagi tuan" asistennya Jo sudah sepuluh menit yang lalu tiba di apartemen Judeo.
"mmmm" itulah umumnya jawaban Judeo sambil duduk di meja makan apartemennya diikuti oleh Jo.
"hari ini kita harus ke pabrik tuan"
"hmmmm"
"jam tiga sore tuan ada janji dengan perusahaan prima"
"jam tujuh malam, ada dinner dengan pak Dodi dari kantor akuntan"
"hmmmm"
Bi oni yang sudah merawat Judeo dari kecil langsung menyendok nasi goreng ke piring tuannya dan menambah telor dadar diatasnya lalu menyodorkannya ke hadapan Judeo.
"oh iya tuan, tadi nyonya citra telepon, katanya kalau ada waktu tuan tolong pulang kerumah besar"
"hmmmm" itulah jawaban andalan dari Judeo.
Setelah selesai sarapan Judeo langsung bangkit dan berangkat ke kantor diikuti Jo dibelakangnya. Dilobby apartemen jaja sang supir sudah standby. Jo langsung bergegas membuka pintu untuk Judeo lalu menutupnya dan mengitari mobil itu lalu duduk disebelah bosnya.
"apa masalahnya banyak dipabrik" pertanyaan Judeo yang agak panjang.
"ini tuan, mengenai acces ke pabrik dari jalan raya, nanti pasti kita lewati, terus mengenai gudang yang sudah kurang memadai." ucap Jo sambil membuka-buka file yang dia bawa.
"hanya itu"
"masalah internal tuan"
"apa"
"biasa tuan, karyawan minta upah naik lebih besar"
"emank kemarin naik berapa"?
"sekian persen tuan"
"terus mereka ingin berapa"
"minta naik sekitar tiga persen lagi tuan"
"grafiknya gimana tahun ini"
"meningkat tuan, tahun kemarin hanya sekian tahun ini jadi sekian"
"coba kamu hitung kalau tiga persen disetujui"
"masih grafik naik tuan"
" nanti ingatkan saya"
"baik tuan"
"next"
"yang saya terima hanya sekitar itu tuan, yang paling urgent gudang yang kurang memadai tuan"
"hmmmm" jawaban andalan.
Judeo sudah memasuki kawasan pabriknya.
"Sepertinya jalan ini sudah termasuk areal jalan yang mereka usulkan tuan, karena menurut laporan sekitar dua kilometer" jelas Jo saat mereka memasuki acces jalan yang agak rusak sebelum masuk pabrik.
"hmmm"
"berapa taksiran biayanya" lanjut Judeo
"sekitar sekian permeter tuan, ini sekitar dua kilo meter berarti sekitar sekian semuannya"
"masukkan aja anggaran sosial" ucapnya penuh perhitungan
"baik tuan"
"lakukan secepatnya"
"baik tuan"
Semua pimpinan dan kepala bagian pabrik sudah menyambut Judeo di lobby dekat kantor pimpinan.
"selamat siang dan selamat datang pak Deo" ucap direktur pabrik itu sambil mereka semua agak menunduk.
"hmmmmm"
"apa kita langsung keruang meeting atau keliling dulu pak"? tanya direktur pabrik itu sopan.
"saya mau lihat dulu" jawabnya entah ke siapa karena pandangannya juga entah kemana.
"pak, tuan Judeo ingin lihat-lihat keliling pabrik dulu, mohon ditunjukkan" ucap Jo sang asisten
"ohhh baik pak, mari pak"
Jadilah rombongan itu mengitari pabrik itu sampai ke gudang yang katanya sudah kurang memadai.
"inilah gudang yang kemarin saya laporkan pak, sudah kurang memadai. Bahan baku kita sama barang yang siap dibawa tidak bisa dibawa kesini semua" tutur sang kepala gudang yang diangguki oleh sang direktur.
Judeo melihat sekeliling ruangan itu dan juga barang yang penuh sesak itu. Terlihat memang ruangan itu sudah tidak ada celah.
"ini juga barang yang sudah jadi siap dikirim sudah tidak taruh di gudang pak, tapi diruangan sana" tutur kepala gudang lagi.
Judeo melirik tempat itu lalu melirik Jo.
"Lakukan renovasi gudang ini, untuk sementara bahan baku relokasi dulu ketempat lain, biar pembangunan cepat. cari pemborong yang sangat cepat kerjanya" ucap Deo kearah Jo.
"baik tuan"
"satu lagi, lakukan pelebaran sekitar lima meter keliling, lahan ini pasti masih cukup."
"baik tuan"
"lakukan secepatnya"
"baik tuan"
"untuk sementara gunakan mess yang kosong sebagai gudang barang yang sudah jadi",
Lalu Judeo langsung menuju ruang meeting dan disana sudah terdapat beberapa orang perwakilan semua buruh pabrik sesuai bagian mereka.
"selamat siang pak" ucap mereka semua serentak berdiri saat Judeo dan Jo memasuki ruang meeting diikuti pimpinan pabrik.
"hmmm" jawab Judeo tanpa ekspresi langsung menuju kursi pimpinan yang langsung ditarik oleh Jo untuk Judeo.
"baik pak, kita akan langsung serahkan meetingnya ke orang kantor pusat" ucap sang direktur
"baik, selamat siang semuanya, kita akan mulai meeting ini,dengan sesi pertama mendengarkan hal atau keluhan yang perlu disampaikan oleh tiap bagian. Harap jelas dan tidak bertele-tele pak, silahkan", ucap wakil pimpinan
Mulailah setiap bagian menyampaikan apa yang mereka inginkan dan keluhan mereka. Sementara Judeo masih membolak balik data-data yang diberikan oleh pimpinan pabrik itu tadi.
"Baik, karena semua sudah memberikan atau menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki, maka kita akan langsung mendengarkan penjelasan dan solusi dari bapak pimpinan kita" ucap Jo sambil melihat kearah Judeo.
"hmmmmmm" Judeo awali dengan deheman membuat semua orang langsung diam.
"sebutkan satu-satu" ucap Judeo kearah Jo
"baik tuan, yang pertama tentang jalan tuan",
"jalan akan segera diperbaiki, secepatnya"
"tentang gudang"
"gudang akan segera diperluas sekitar 5 meter keliling"
"tentang gaji karyawan"
"akan dinaikkan sesuai permintaan dengan catatan akan dinaikkan juga target produksi, jika tidak sesuai maka tahun depan tidak boleh naik" ucapnya sangat tegas. Kalau mengenai kecakapan kerja dan ketegasan serta wibawa JUDEO sudah sangat bisa dinomor satukan. Keputusannya akan dia pertanggung jawabkan.
"fasilitas kesehatan terdekat yang bermitra dengan pabrik perlu ditingkatkan"
"ini akan saya tinjau nanti setelah ini" jawabnya tegas. "tapi kalau memang perlu akan kita perbaiki fasilitasnya" ucapnya singkat dan tegas
Meeting berjalan dengan lancar. Setelah berjalan sekitar satu setengah jam judeo dan Jo menuju fasilitas kesehatan yang dimaksud oleh para karyawan dengan diantar pimpinan pabrik. Mereka beda mobil tapi berjalan beriringan.
Tiba ditempat yang dituju Judeo tidak langsung turun, karena tempat ini memang terlihat kurang bersih.
Didepannya aja banyak orang-orang yang sedang mengantri untuk berobat dengan duduk dilantai tanpa alas.
Judeo paling tidak suka dengan ruangan atau tempat yang kotor. Judeo akhirnya ingin muntah begitu turun dari mobilnya.
"dimana kamar mandi" ucapnya sudah menahan muntah
"sebelah sini tuan" tunjuk Jo
Judeo langsung berlari kearah kamar mandi klinik tersebut meninggalkan pimpinan pabrik didepan.
braaakkk
Saking tidak tahan menahan perutnya yang ingin muntah Judeo menabrak seorang bapak yang kurus kering, yang cukup jelas seorang pesakitan sedang dituntun oleh seorang gadis dengan seragam putih abu-abu.
"hei kamu ngga lihat saya mau lewat" bentak Judeo
Ester, cewek yang sedang menuntun pak Sarman tadi ingin marah melihat kelakuan Judeo, tapi dia tahan.
"maaf pak" ucap pak Sarman lemas
"pak, kok malah bapak yang minta maaf, dia yang salah" ucap Ester geram sementara Judeo sudah berlari menuju kamar mandi. Dia diikuti oleh Jo dan juga dua orang pengawalnya.
"dasar kelakuan orang kaya ya" gerutu Ester sambil menuntun bapaknya untuk duduk.
jangan lupa, like, coment dan votenya ya. terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Rain Hard
bagus Ester, gue dukung lo
2024-04-15
0
Rain Neo
orang kaya mah bebas
2023-09-04
0
Suryadi Jusuf
kayaknya menarik
2023-04-28
0