Suatu malam di kedalaman hutan timur Grand Middle Earth, tepatnya di Green Lantern Forest terlihat seorang wanita sedang berlari dengan tergesa – gesa sembari menggendong seorang bayi kecil dipangkuannya.
Wanita itu berlari secara serampangan, seperti tidak tahu arah mana tempat yang harus mereka tuju, dan sering sekali wanita itu menoleh kebelakang hanya untuk memastikan bahwa ia tidak sedang di ikuti.
Merasa bahwa orang – orang yang mengejarnya tertinggal jauh, wanita itu menepi dan berhenti di sebelah pohon besar dengan semak belukar yang rimbun di dekat tanah.
“Yang mulia pangeran maafkan hamba atas gangguan ini, yang mulia pangeran beristirahat sebentar disini, hamba akan membereskan para prajurit itu terlebih dahulu”
-krasak, krusuk, dem, dem-
Terdengar suara sekelompok orang yang berlari mendekat dengan beberapa obor ditangan mereka.
“Kemana pelayan tua itu berlari? Cepat kalian cari jejaknya, jangan sampai misi pengejaran kita berakhir sia – sia, jika misi ini gagal yang mulia kaisar akan memenggal kepala kita” seorang komandan berteriak ditengah – tengah pasukannya.
“Iya komandan” jawab seluruh pasukan yang mulai menyebar mencari jejak keberadaan pelayan tua tersebut.
“Sial mengapa perempuan tua itu bisa menguasai beberapa magic, jika tidak sudah dari tadi aku bisa menangkapnya” gerutu sang komandan.
Di sisi lain perempuan tua yang juga seorang pelayan sedang membisikan beberapa kata terakhirnya kepada sang bayi.
“Yang mulia pangeran, mereka telah berhasil mengejar kita, sekarang kita berpisah disini sebentar, silahkan tidur nyenyak pangeran, Cast Magic Sleep, Silent and illussion” dengan itu telapak tangan pelayan menyala dengan intensitas sihir yang kecil.
Dengan magic sleep memungkinkan pangeran muda tertidur untuk waktu yang cukup lama, dan magic silent memungkinkan tidak ada gangguan bising dari keadaan sekitar sekaligus memperkuat mantra sleep.
Sedangkan untuk magic Illussion, memungkinkan merubah keadaan sekitar, mengacaukan penglihatan, sangat cocok sekali untuk mengelabui musuh, atau menyembunyikan sebuah barang.
Setelah memastikan sihir nya bekerja, sang pelayan mulai berlari kembali, pelayan tersebut sengaja memberitahukan keberadaannya untuk menarik perhatian para prajurit yang mengejar.
Dengan gerakan yang cukup mengagetkan membuat beberapa prajurit terkesiap sebelum akhirnya mereka berteriak memberitahukan keberadaan sang pelayan.
“Komandan pelayan tua itu ada disini !!”
“Komandan kami menemukan pelayan tua itu!!”
“Pelayan tua itu sedang menggendong seorang bayi !!”
Berbagai teriakan terdengar dari pasukan depan, sehingga tidak lama kabar tersebut sampai di telinga komandan.
“Bagus, sekarang kita kejar dia, jangan sampai kita kehilangan kembali jejaknya” Komandan itu segera memberi perintah.
“Assassin lakukan tugasmu jangan sampai kau terperdaya kembali dengan sihir ilusi nya” Komandan itu melirik kedua pria yang berada disampingnya dengan tatapan dingin.
“Anda dapat yakin komandan, kami tidak akan kehilangan untuk yang kedua kalinya, yang terakhir kali kami tertangkap tidak siap dan harus terperdaya dengan sihirnya, tapi sekarang kami telah mempersiapkan diri kami masing - masing” salah satu Assassin dengan tegas mengklaim keberhasilannya.
“Bagus sekarang kalian bergegas kedepan, dan sergap pelayan tua itu” Komandan segera memberikan perintahnya.
“Siap laksanakan” jawab kedua Assassin itu serempak.
Kedua Assassin itu langsung menggunakan skill Stealth mereka dan segera menghilang menuju ketiadaan.
Sementara itu di garis depan, para prajurit segera berlari mengejar pelayan tua, mereka tidak mau kehilangan jejaknya kembali.
“Para Mage batasi pergerakannya” seorang prajurit yang membawa perisai berteriak.
“Archer, segera lumpuhkan pergerakannya” kembali prajurit yang lain berteriak juga.
-shu shu shu
“Earth Wall”
Dengan berakhirnya teriakan prajurit beberapa anak panah langsung melesat kearah lari pelayan tua, di teruskan dengan seruan magic tipe tanah yang menghasilkan sebuah dinding batu di lokasi yang ditentukan.
Melihat hal tersebut pelayan tua tersenyum.
“Aku sudah menunggu kalian Bind Thorn, Advance Fire Ball” bersamaan dengan datangnya serangan dari para prajurit pelayan itu berbalik dan balas memberikan serangan.
Seketika tubuh para prajurit garis depan di lilit oleh duri – duri tajam yang merambat dari tanah, dan membatasi pergerakan mereka, di tambah dengan mantra Fire Ball yang sangat besar sedang terkonsentrasi di tangan pelayan tua tersebut.
“Release” Suara lirih pelayan, menandakan awalan mantra Fire Ball yang melesat kearah para prajurit.
“Prajurit pasang perisai kalian, aktifkan skill pertahanan kalian” Melihat mantra Fire ball mendekat membuat semua prajurit segera memasang perisai mereka di depan, meskipun pergerakan mereka terhambat duri mereka tetap bisa memasang perisai mereka.
“Shield Barrier” semua prajurit serempak menggunakan skill mereka, dan sesaat kemudian sebuah energi barrier terbentuk saling tumpuk satu sama lain, menyebabkan energi barrier menjadi sangat tebal.
Sesaat kemudian sebuah tubrukan energi terjadi, dengan sebuah ledakan yang keras area sekitar yang tidak terlindungi oleh barrier hancur total akibat dari ledakan Fire Ball.
Sedangkan para prajurit meskipun mereka sudah memakai skill pertahanan, mereka tetap mengalami tekanan yang signifikan dimana energi Barrier mereka langsung hancur dan mereka terdorong beberapa langkah kebelakang.
Meskipun tidak ada yang terluka parah tetapi para prajurit sangat kaget dengan kekuatan Advance Fire Ball, seingat mereka, skill pertahanan mereka seharusnya mampu menahan beberapa magic sejenis.
Namun yang tidak diketahui para prajurit adalah magic sebelumnya Bind Thorn selain membatasi pergerakan juga memiliki kemampuan untuk melemahkan skill defensif lawan yang terlilit duri tersebut.
Melihat ekspresi kaget yang diperlihatkan para Prajurit membuat pelayan hendak memberikan serangan lanjutan, namun serangan magic nya harus terhenti karena pelayan itu merasakan niat membunuh yang kuat yang sedang mendekat kearahnya.
‘Hmm, pasti itu Imperial Assassin yang sempat ku kelabui’ pelayan menduga siapa yang mengeluarkan niat membunuh setebal itu.
Sebenarnya seorang Assassin yang tidak bisa menahan niat membunuhnya berarti Assassin itu tidak dalam keadaan tenang, dan tentu saja hal tersebut akan berpengaruh terhadap serangan menyelinap mereka, sekaligus dipertanyakan pula kualitas dari Assassin tersebut.
Namun untuk kedua Imperial Assassin, mereka berdua menganggap pelayan tua sebagai mangsa yang berada diatas piring yang bisa mereka terkam kapan saja mereka mau.
Maka dari itu mereka tidak menahan sedikitpun niat membunuh mereka, ditambah dengan peristiwa sebelumnya dimana mereka berdua dengan mudahnya diperdayai oleh pelayan tua semakin menambah amarah kedua Imperial Assassin.
Dengan Earth Wall yang membatasi ruang gerak pelayan tua, kedua Assassin melakukan serangan menjepit dari dua arah yang berbeda, memasang Dagger nya yang sangat tajam mereka bersiap memberikan skill terkuat mereka.
Sesaat sebelum Dagger itu mampu menyayat tubuh pelayan tua.
Pelayan itu tersenyum kecil dan merapalkan sebuah magic sederhana, “Blink” bersamaan dengan itu tubuh pelayan tua menghilang meninggalkan sebuah afterimage yang terlihat seperti menertawakan kedua Assassin yang menebasnya.
Pelayan itu berteleport secara instan kedepan menembus Earth Wall yang menjulang memisahkannya dengan para prajurit.
Meskipun Blink hanya magic teleport sederhana yang memindahkan tubuh seorang Mage dengan beberapa meter saja, namun penggunaan Blink oleh pelayan sangat tepat dikombinasikan dengan Earth Wall musuh, dan justru kini berbalik merugikan mereka sendiri.
“Acceleration” pelayan itu tidak mau bermain – main lagi, sudah cukup baginya untuk menarik perhatian para prajurit, sekarang waktunya bagi dia untuk benar – benar berlari meninggalkan area ini.
“Pelayan Tua !!!” kedua Assassin itu berteriak dengan wajah merah padam menahan amarah yang sangat besar, harga diri mereka sudah dua kali dipermalukan oleh pelayan tua itu.
“Mage bodoh segera batalkan magicmu” seorang Assassin akhirnya meraung menumpahkan kekesalannya terhadap mage yang mengeluarkan Earth Wall.
Mage langsung membatalkan Earth Wall dengan cepat, namun sayang ketika Earth Wall menghilang pelayan tua itu sudah menghilang kembali dari pandangan mereka.
“Mage segera lakukan Detection”
“Pelayan itu berlari kearah ini Sir” seorang Mage tanpa harus diperintahkan sudah melakukan Detection, mendeteksi pergerakan pelayan tua tersebut.
“Bagus” kedua Imperian Assassin saling melirik dan kemudian menggunakan Stealth kembali, mereka kembali mengejar pelayan tua.
“Apa yang sedang kalian lakukan?!!” tidak lama sebuah suara berat muncul dari ujung barisan belakang, komandan mereka telah menyusul mereka ke garis depan.
“Dimana pelayan tua itu?”
“Kedua Sir Imperial Assassin sedang mengejar mereka Sir”
“Apa pelayan tua itu berhasil lolos kembali?”
Para prajurit hanya bisa menundukan kepala mereka, mereka tidak bisa mengelak ucapan komandan mereka, pada kenyataannya mereka memang tidak bisa menahan pelayan tua itu.
“Idiot, seharusnya aku tidak meminta kalian untuk melakukan tugas ini” sang komandan hanya mendengus melampiaskan kekesalan di dalam hatinya.
“Apa yang sedang kalian lakukan, segera susul kedua Imperial Assassin itu”
“Ya komandan” segera para prajurit itu kembali melakukan pengejarannya, dengan ditemani oleh sang komandan.
Ditengah pengejaran ini, mau tidak mau sang komandan berpikir, ‘Siapa sebenarnya pelayan tua ini?’
-----------
jangan lupa tombol like di tekan ya teman - teman, terima kasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Tri Wahyuanta
kayaknya seru💪💪
2024-10-15
0
Rini Antika
Aku sudah mampir lg kak, mf bacanya nyicil ya, semangat terus ya nulisnya..💪💪
2022-08-02
0