3. HAMPA

Tiga hari kepergian suamiku kehampaan melanda dalam diriku walaupun setiap hari aku di temani seluruh keluargaku maupun dari pihak keluarga suamiku tetapi kehampaan dalam hati ku sangat mendalam kadang jika ada kerabat atau teman yang ke rumah memberikan belasungkawa aku hanya bisa diam dan tidak banyak bicara hanya bicara seperlunya saja bahkan anak-anakku pun meminta bermain aku selalu menolak dan lebih memilih berkurung di dalam kamar. anak-anakku yang malang yang tidak tahu apa-apa hanya bisa aku tatap saat mereka tidur karena jika aku tatap mereka di siang hari aku tidak bisa menahan air mata ku.

siang itu saat aku mengurung diri di kamar tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku

tok.....tok.....tok

" sa. apa kamu tidur?". terdengar suara kak Merlin memanggilku

aku pun langsung beranjak dari kasur ku dan pergi membukakan pintu kamar

" kenapa kak. masuklah". ucapku melebarkan pintu kamar ku

" enggak usah. itu di luar ada keluarga yang nabrak suamimu. katanya mereka mau belasungkawa sekalian mau ngomongin soal masalah kemarin". ucap kak Merlin

" iya udah. sebentar aku pakai hijab dulu " ucapku lalu pergi mengambil hijab ku di atas meja kamar dan langsung berjalan keluar menuju ruang tamu

Di sana sudah ada tetua dan keluarga dari yang menabrak suamiku juga ada keluarga besar suamiku

aku duduk di sebelah kak Merlin kemudian kak merlin langsung memperkenalkan ku kepada mereka

" bapak-bapak dan ibu-ibu ini istri dari almarhum dan itu anak-anak nya". ucap kak Merlin memperkenalkan ku

aku hanya tersenyum tipis tak berkata apa-apa

tiba-tiba seorang ibu langsung memelukku dan berkata dengan nada sedih di sertai menangis

" dek. maafkan ibu dan anak ibu ya dek. mudah-mudahan adek beserta keluarga sabar dan ikhlas menerima takdir Allah SWT dan Almarhum berada di tempat yang indah di dana. maafkan ibu dan keluarga ibu ya dek ibu sangat menyesal dengan peristiwa ini tapi sekarang adek tidak perlu khawatir karena ibu dan keluarga ibu adalah keluarga adek juga". ucapk wanita paruh baya itu sambil terus menangis memelukku

" iya Bu. amin". hanya itu yang terucap dari mulut ku

aku memang sudah mengikhlaskan suamiku tetapi aku masih tidak menerima orang yang sudah menabrak suamiku

setelah berbincang-bincang akhirnya kami menempuh jalan damai dan keluarga yang menabrak suamiku akan bertanggung jawab penuh atas meninggalnya suamiku dengan cara membantu biaya anak-anakku dan keperluannya mereka juga mengganggap anak-anakku seperti anak mereka dan semua biaya kematian rumah sakit mereka yang menanggung.

tidak banyak yang aku katakan aku hanya menurut saja kata-kata dari mertua ku karena beliau yang menghandle semua nya.

tibalah hari ke tujuh pasca meninggal nya suamiku keluarga yang menabrak suamiku datang dan memberikan bahan-bahan makanan dan uang sekitar 1 juta sebagain tanda rasa belasungkawa mereka membantu kami haolan hari ke 7 suamiku. seperti biasa tidak banyak yang aku katakan hanya keluarga dari suamiku yang mengatur semua nya tetapi prihal soal biaya anak-anakku kelak aku mulai bersuara tetapi di halangi oleh kak Merlin dia bilang nanti saja di omongin sama papa.

" gini pak. bagaimana kalau kita tulis pernyataan bapak dan ibu itu di atas kertas pake materai barang kali suatu saat nanti itu di perlukan. karena kan kita tidak tahu keadaan nanti bagaimana". ucapku di depan semua orang

kemudian mertua ku menjawab

" tidak perlu sa. kita serahkan saja pada Allah kalau pun mereka ingkar mereka yang akan mempertanggungjawabkan nya ke pada Allah". ucap mertua ku dengan cepat

" tapi papa. kan kita enggak tau kedepannya bagaimana. kalau mereka di biarin seperti ini nantinya malah enggak mau bertanggung jawab" . ucapku kesal

" kalau mereka tidak mau bertanggung jawab. papa yang akan bertanggung jawab. kalau ada masalah seperti ini kasihan suamimu di sana tidak tenang". ucapnya kembali

aku hanya terdiam tidak membantah sedikit pun perkataan mertua ku hanya saja perasaan ku tidak enak tentang keluarga itu tapi ya sudah lah kita lihat aja nanti fikir dalam hati

sudah 3 Minggu berlalu setelah kepergian suamiku tercinta tetapi aku masih tetap tidak bisa move dari kesedihan ini, rasa hampa melanda seluruh ruang hati ku tatkala aku mengingat masa-masa indah bersama suami dan ke dua anakku itu membuat aku rapuh dan tidak bisa menahan kesedihan terlebih kenangan di rumah kecil ku bersama suamiku sangat banyak di setiap sudut ruangan selalu ada bayangan suamiku kadang aku berpikir bodoh, aku berharap suamiku datang kembali ke rumah dan berkumpul bersama-sama tapi itu cuma khayalan semata dan itu membuat aku tidak bisa move on jadi aku putuskan untuk pindah ke rumah mama ku yang berada di kampung sebelah mungkin dengan tinggal di sana aku bisa cepet bangkit dari keterpurukan dan bisa lebih kuat menjalani kehidupan yang keras ini.

niat ku itu sudah ku sampaikan kepada mertua ku tetapi mertuaku seakan berat untuk mengizinkan ku pindah tetapi setelah aku berbicara dengan tenang dan menceritakan alasan nya barulah mertuaku itu mengizinkan ku pindah dengan catatan selalu memberikan kabar karena sekiranya hubungan antara aku dan keluarga suamiku masih sama seperti dulu walaupun suamiku sudah meninggal.

setelah hari ke 40 suamiku berpulang kami pun mengadakan tahlilan kembali untuk memperingati kematian suamiku, kebetulan tahlilah di lakukan di rumah mertua ku akan tetapi hari itu terasa ada yang janggal dan kurang karena keluarga dari orang yang menabrak suamiku yang sekarang menjadi orang tua angkat anak-anakku tidak ada yang datang satu pun entah ada urusan apa tetapi mereka tidak memberitahukan kendala kenapa mereka tidak datang

dari semenjak itu jangankan datang memberikan nafkah yang mereka janjikan bahkan kabar pun dari mereka tidak pernah ada lagi, melihat semua ini aku hanya bisa berlapang dada saja mungkin hanya sebatas itulah kepedulian mereka kepada anak-anak ku dan aku pun tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada perjanjian yang kami buat sebelum nya

" pa. lihat lah keluarga yang menabrak suamiku sampai sekarang tidak pernah muncul di hadapan ku". ucapku kesal kepada mertuaku

" iya. biarin saja kalau mereka ingat pasti mereka kesini kalau mereka ingkar janji tuhan yang akan membalas nya". jawab mertuaku

" tapi papa mereka janji mau membiayai anak-anakku. kalau sudah kayak gini aku mesti bagaimana. tidak ada perjanjian hitam di atas putih". ucapku kembali menjelaskan keadaan ku

" biar papa yang tanggung jawab. jika papa ada rezeky nanti akan papa berikan kepada anak-anak". ucapnya

aku kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena di lawan pun tidak akan ada faedahnya.

dengan langkah gontai aku pulang ke rumah mama ku dan sesampainya di sana aku ceritakan semua nya kepada kedua orang tuaku dengan nada sedikit kecewa, mama memelukku dan berkata

" sudahlah nak. kan masih ada papa sama Mama jadi tidak usah khawatir ya. insyaallah kita akan lalui bersama semuanya". ucap mama ku sembari memelukku

tangis ku tidak dapat tertahankan lagi mendengar kata-kata dari mama, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika tidak ada mereka mungkin aku sudah terpuruk dan tidak bisa kuat hingga sekarang.

aku masuk ke kamar dan menyusui anak kedua ku karena pada saat itu usia anakku masih 6 bulan benar-benar tidak tahu apa-apa. aku memandang anak ku dengan seksama dan dia tersenyum ke padaku sambil terus menyusui sungguh tidak dapat aku bendung air mata ini tatkala aku memandang mata indah anakku, mata yang bersinar itu adalah kekuatanku, mata yang dapat melihat seluruh keindahan dunia tapi mata yang tidak dapat melihat papanya sendiri kelak jika sudah dewasa

sungguh aku tidak kuat lagi menahan semua beban ini, dunia ku seakan tidak berwarna lagi, apapun yang aku lakukan terasa hampa tanpa kehadiran suamiku tercinta, sempat terlintas di fikiran ku untuk mengakhiri hidupku ini tapi dalam keputusasaan ku sebuah tangan dan wajah yang mungil membuat aku tersadar bahwa masih ada yang berharga dalam hidupku ini selain dari suamiku itu tak lain adalah anak-anakku. mereka adalah sumber kekuatan ku saat ini tetapi di saat mereka terlelap tidur kesepian dan kehampaan melanda kembali dalam jiwa ragaku tak bisa ku pungkiri bahwa suamiku masih membayang-bayangiku

Terpopuler

Comments

Tristan Budi

Tristan Budi

makin bagus, lanjutkan... alurnya bikin penasaran

2022-06-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!