2. status janda di usia muda

hancur sudah berkeping-keping mendengar penjelasan dokter seakan menjerit hatiku ini di keheningan yang mendalam tak dapat aku bayangkan bagaimana jika tuhan mengambil suamiku sekarang ini dengan keadaan ku dan ke dua anak apa mungkin aku bisa melewati semua ini tapi seperti sebelum nya aku meyakini bahwa suamiku akan sembuh dengan atas mukjizat dari Allah SWT karena dari pelajaran sebelum-sebelum nya suamiku sudah beberapa kali mengalami kecelakaan terakhir dia mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan batok kepala suamiku rusak tapi Alhamdulillah masih bisa bertahan dari situ aku mendapatkan kekuatan dan keyakinan bahwa suamiku pasti akan bertahan walaupun kemungkinannya kecil tapi harapan ku sangat besar untuk suamiku

" pa. tolong bertahan demi anak-anak kita pa". ucapku sambil memegang tangan suamiku dengan cucuran air mata yang tak henti-hentinya

tidak ada respon dari suamiku tetapi terlihat ada air mata dari sudut matanya yang membuat aku tambah sakit dan perih.

setelah beberapa saat aku pun beranjak ke kamar mandi sembari mengambil wudhu dan kemudian membaca surat Yasin untuk memperkuat iman ku dan berharap suamiku tersadar dari komanya tetapi entah mengapa rasa kantuk begitu menyusupi diri mata ku seakan tak kuasa menahan rasa kantuk ini tapi memang tidak kuat menahannya kemudian aku pergi keluar dan menemui kak Merlin

" kak. bisa tolong aku jagain suamiku sebentar aku ngantuk banget mah tidur di mushala sebentar" ucapku kepada kak Merlin sepupu dari suamiku

" oh iya. tidur lah. mungkin kamu capek kan enggak tidur semalaman" ucap kak Merlin

Kaka Merlin adalah sepupu terdekat suami ku usianya Sudah 40 tahun tapi kak Merlin belum menikah di karenakan terlalu banyak memilih sampai usianya sekarang sudah kepala empat tapi meskipun begitu dia sangat baik terhadap suamiku dan kami juga sangat menghargainya

aku menuju mushalla dan tidur di sana tapi tidak berapa lama aku terbangun dengan Isak tangis dan air mataku tidak berhenti saat sadar ternyata aku mimpi dan dalam mimpiku itu aku melihat suamiku di tepi pantai mengenakan baju kaos dan celana pendek memegang tangan ku dan berkata

" maafkan aku jika tidak lagi bisa bersama aku harap kamu bahagia mama". ucapnya dalam mimpiku dan dia pun pergi jauh dari ku ke ujung pantai yang tidak ada ujungnya tapi di sana aku tidak berkata apa-apa aku hanya menangis melihat suamiku berjalan menjauhiku

saat tersadar aku telah menangis terisak dan aku langsung teringat dengan suamiku yang sedang berbaring di ruangan rawat, saat aku lihat jam ternyata aku tidur hanya 15 menit tanpa pikir panjang aku langsung ke tempat suamiku dan aku lihat dia masih ada detak jantung dan nadi nya masuk bisa aku rasakan

" Alhamdulillah". ucapku lirih ternyata itu hanyalah mimpi dan kenyataan nya suamiku masih ada. karena mimpiku tadi aku sudah tidak ingin melanjutkan tidur ku lagi dan aku lanjutkan mengaji saja

tak terasa jam menunjukan pukul 05.00 WIB dan itu waktunya shalat subuh, aku pun minta tolong lagi kepada kak Merlin buat menjaga suamiku sebentar karena aku mau shalat dan sekalian mandi.

setelah mandi aku pun shalat dan berdoa untuk suamiku

" Ya Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. ampunilah segala dosa suami hamba. angkatlah penyakit suami hamba ya Allah. berikan mukjizat mu kepada suami hamba ya Allah. berikanlah kesempatan suami hamba untuk melihat terbitnya matahari tenggelam nya matahari ya Allah. amin Ya Allah"

ku usap wajahku dengan ke dua telapak tanganku tetapi setelah itu mata ku seakan berat sampai tak kuasa menahan rasa kantuk yang melanda diriku sampai aku tertidur sejenak.

dalam keadaan tidur aku bermimpi kembali seolah ada yang mendekat pada ku sosok bayangan putih, dia tidak melakukan apa-apa atau berbicara apa-apa hanya duduk di sebelahku dan mengusap kelapa ku dengan tangannya yang dingin dan lembut seolah memberitahukan kesedihan kepadaku pada saat itu aku ingin sekali terbangun dari mimpi itu tapi jiwa ini tidak kuasa untuk melawan nya tapi tidak berapa lama aku benar-benar terbangun di kejutkan kak Merlin yang datang ke mushalla karena mau menjalankan shalat subuh.

" sa. sa. kamu kenapa? sa istighfar sa. bangun?". ucap kak merlin membangunkan ku

" astagfirullah. kak ada apa? ". tanya ku kikuk

" barusan kamu itu berteriak minta tolong. makanya Kaka bangunkan mungkin kamu mimpi". ucap kak Merlin

aku terdiam sejenak mengumpulkan nyawaku yang belum full ads di jiwa ku setelah itu aku pergi ke ruang rawat suamiku lagi.

aku masih terngiang-ngiang dengan mimpi ku itu, apakah itu pertanda baik atau buruk, dalam hatiku aku terus berdzikir meminta mukjizat untuk suamiku dan menyingkirkan fikiran-fikiran negatif dalam diriku

jam menunjukan pukul 06.00 WIB perawat datang untuk memeriksa keadaan vital suamiku

" selamat pagi ibu. saya mau periksa bapak dulu ya". ucap salah satu perawat

" iya silahkan sus". ucapku kembali

perawat itu memeriksa tensi. spo². hR San suhu

" semuanya sudah normal ya Bu". kata suster pagi itu sambil memperlihatkan hasil dari tanda vital suamiku

" Alhamdulillah ya sus". ucapku senang

aku sedikit lega karena dari hasil pemeriksaan vital suamiku semuanya bagus jadi ada kemungkinan untuk suamiku sembuh walaupun kemungkinan itu tipis tetapi harapanku sangat besar

setelah itu suster lainnya datang untuk membantu membersihkan badan Suamiku dan aku pun langsung berkata biar aku saja yang membersihkan nya

" sus. biar saya saja yang memberikan badan suami saya". ucapku dengan lembut

" oh baik Bu. maaf ini peralatan nya". ucap suster itu

aku pun mengambil peralatan yang dia maksud dan langsung membersihkan tubuh suamiku

setelah selesai aku pun duduk di samping nya sambil melanjutkan mengajiku yang terputus malam itu.

tapi beberapa saat setelah itu kak Merlin datang dan berkata

" sa. istirahat lah dan sarapan dulu itu di luar sudah di sediakan kamu kan dari kemarin belum makan". kata kak Merlin

" iya nanti aja kak. aku masih pengen di sini sama suamiku". ucapku lirih

" iya tapi kamu juga harus makan biar kuat ya. suamiku biar Kaka yang jaga" ucapnya dengan penuh ketulusan

aku pun mengiyakan kata-kata kak merlin karena sesungguhnya aku memang belum makan dari kemarin sore tetapi aku tidak lapar sedikitpun apalagi melihat keadaan suamiku yang berbaring lemas.

aku keluar dan duduk di depan ruangan pasien di sana sudah ada keluarga lain yang menjenguk sambil membawa makanan, mereka langsung memelukku dan memberikan support untukku supaya aku kuat.

aku pun mulai menyantap sarapanku dan pada saat aku menyuap makanan ku tiba-tiba kak Merlin berlari keluar dan memanggilku dengan wajah penuh kekhawatiran

" sa. sini sa" ucap kak Merlin berteriak

tak ku teruskan lagi sarapanku aku langsung berlari melewati kak Merlin menuju ruangan suamiku dan di sana sudah ada dokter, perawat yang sedang memeriksa dan peralatan medis yang berada di badan suamiku serta kejutan listrik di dada suamiku.

hatiku merasa tidak tenang dan mulai gemetar rasa yang menakutkan itu mengcekam di fikirkan ku tapi aku terus berdoa dalam hatiku dan tidak terasa air mataku menetes di pipi ku

" ada apa dok. bagaimana dengan keadaan suami saya dok". ucapku gentar

" sebentar ya ibu, bapak sedang kami periksa, ibu sabar dan berdoa ya ibu". kata dokter menguatkan ku

tak kuasa aku menahan rasa tangis ku karna sesungguhnya aku tahu keadaan suamiku tidak baik-baik saja. kak Merlin memelukku dan menguatkan ku karena aku terus dan terus menangis tanpa henti melihat keadaan suamiku yang semakin memburuk

tiba-tiba suster membawa alat pengukur detak jantung dan langsung memasangkan ke badan suamiku, sesaat alat pendeteksi itu pun bekerja tapi suamiku tetap tidak ada respon kemudian dokter membuka kelopak mata suamiku yang tertutup dan menodongkan senter ke pupil matanya, dokter diam sejenak dan langsung menghampiriku sambil berkata

" ibu dan keluarga sabar ya. kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi semua tuhan yang menentukan". ucap dokter sambil memegang tanganku

" a...apa dok. maksud dokter apa? suami sa..saya? " ucapku terbata-bata

" iya ibu. bapak sudah tiada". ucap dokter membenarkan pernyataan ku

hatiku langsung rapuh kakiku lemas dan seketika langsung terbujur mendekap suamiku tidak pernah terbayangkan oleh ku suamiku tercinta secepat ini meninggalkan ku seakan semua ini mimpi karena kemarin suamiku masih sehat wal Afiat tapi pagi ini sudah tiada.

" pa. pa. bangun pa". ucapku berteriak sekencang-kencangnya tak memperdulikan sekelilingku

aku mendekap suamiku dengan erat dan ku cium seluruh wajahnya aku raba setiap tubuhnya yang kaku tak ingin rasanya aku lepaskan pelukan ini.

" sa.. sa sabar sayang". tiba-tiba tangan mendekapku dari belakang dan itu tidak lain adalah orang tuaku

aku langsung memeluk mama ku karena tak kuasa aku menaham kepediahan ini. mama ku terus memelukku dan menenangkan ku termasuk kak Merlin dan keluarga lainnya tapi aku tidak henti-hentinya menangis sampai aku lelah dan pingsan tidak sadarkan diri.

saat tersadar aku berharap semua kejadian tadi adalah mimpi tapi pada saat aku lihat aku lihat sekeliling mata ku tertuju pada bungkusan kain itu tidak lain adalah tubuh suamiku yang tergeletak tak bernyawa seketika air mataku keluar lagi tapi tidak ada teriakan dari mulut ku hanya pasrah menerima kenyataan bahwa suamiku itu sudah tiada. semuanya telah di bereskan termasuk administrasi juga sudah di bayar dan kami bersiap pulang ke rumah membawa jenazah almarhum untuk di kebumikan.

Di Perjalanan

aku menumpangi mobil ambulans yang membawa suamiku dengan masih mengeluarkan air mata aku terus menatap suamiku yang terbujur kaku. aku harap semua ini adalah mimpi tapi kenyataan nya ini lah yang terjadi

suamiku sayang suamiku malang telah pergi untuk selamanya dari dunia ini.

aku berfikir bagaimana nasib ku dan anak-anak jika suamiku tidak ada , aku hanya seorang sarjana yang tidak bekerja dan tidak bisa melakukan apa-apa selain bergantung kepada suamiku

" apa yang harus aku lakukan ya Allah". lirih ku menahan nafas

saat ini yang ada di fikiran ku hanyalah bagaimana kelanjutan hidupku dengan anak-anakku kelak serta bagaimana menjelaskan kepada mereka bahwa papa mereka sudah tiada, pasti ke dua anakku akan hancur secara mereka masih kecil dan tidak tahu apa-apa.

begitu sakit kepala ku memikirkan semua ini rasanya tidak ada solusi untukku selain menerima dan harus beradaptasi tanpa suamiku. aku mendekap tubuh suamiku yang masih hangat dan berkata

" pa. aku sangat menyayangimu doakan mama bisa melewati semua ini dengan anak-anak ya pa".ucap ku sembari mendekap tidak ingin melepaskan pelukanku sampai akhirnya aku tertidur

 

3 jam perjalanan rombongan ambulans pun tiba di rumah ku saat itu aku di bangunkan mama ku dan pada saat tersadar aku sudah sampai di rumah dan semua orang sudah menunggu dengan tangisan-tangisan kesedihan.

saat aku turun dari ambulans dan melihat sekelilingku hati ku rapuh kembali terutama saat melihat kedua anakku yang menungguku datang kakiku menjadi lemas tak kuasa berjalan

" mama...mama". ucap anaku memanggilku

Bertambah kerapuhan hatiku ini saat anak pertama ku memanggil ku dan lari memeluk kakiku.

aku hanya diam dan tak membalas pelukannya serta Merta air mataku keluar lagi tak berhenti-henti

Terpopuler

Comments

Tristan Budi

Tristan Budi

sedihhh thorrrr 😭😭

2022-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!