Setelah dua hari di hotel om Bayu memutuskan untuk membawa mama Sinta dan Bela pulang kerumahnya
"Sayang kapan kita akan bertemu dengan Erlangga" tanya mama Sinta pada om Bayu
"Secepatnya sayang aku akan menghubungi Erlangga agar mampir ke rumah dan memperkenalkan kalian padanya" Jawab om Bayu sambil menggenggam tangan mama Sinta
"Apakah kak Erlangga tidak tinggal serumah dengan om Bayu" ucap bela membatin dan sedikit merasa heran dengan hubungan ayah dan Anak ini, sambil melirik pada kaca mobil karena bela duduk didepan bersama Sopir sedangkan mama dan papa barunya itu duduk berdua dibelakang, Bela sedikit merasa geli dengan tingkah mamanya yang selalu menempel pada om Bayu
"Bukankah mama terlihat seperti remaja yang baru berpacaran" Batin bela
Akhirnya mereka bertiga telah sampai dikediaman om Bayu yang tentunya akan menjadi tempat tinggal Bela dan mama Sinta kedepannya
"Wah, apa ini yang namanya istana" Bela merasa takjub dengan apa yang ada di hadapannya saat ini, padahal Bela masih berada di halaman depan rumah Papa tirinya itu. Bela tak bisa membayangkan bagaimana ketika ia masuk kedalam rumah itu mungkin jiwa kampung nya akan meronta
Sebenarnya Bela berasal dari keluarga yang bisa dibilang Berkecukupan namun tidak sekaya Bayu Papa tirinya ini tentunya bahkan kekayaan keluarganya pun tidak sampai seperempat dari Kekayaan Bayu.
Masih dengan kekagumannya akan halaman rumah itu tiba-tiba Bela di kejutkan dengan suara Sinta sang Mama tiri sudah berada di sampingnya
"Jangan terlihat seperti orang kampungan bela, jangan buat mama malu dengan kelakuanmu" ucap mama Sinta berbisik namun penuh penekanan
"Dan ini bawa sendiri koper mu dan turunkan semua barang yang ada di mobil" mama Sinta menyerahkan koper Bela, Bayu yang melihat itu langsung melarangnya
"Sayang tidak usah menyuruh Bela nanti ada pak Dodi yang akan membereskannya" Bayu memanggil Dodi untuk membawa koper Bela kedalam rumah
"Tidak sayang aku tidak ingin dia menjadi manja"
Tukas mama Sinta
"Baiklah kalau begitu biarkan dia hanya membawa kopernya saja" Tak ingin suaminya berpikiran jelek terhadapnya, akhirnya Sinta pun terpaksa menyetujui ucapan Bayu
"Bela cepat bawa koper mu kedalam" suruh mama Sinta sambil melirik sinis kearah Bela
Kini Bela sudah berada di kamarnya dilantai dua rumah itu sedangkan kamar Mamanya dan om Bayu berada di lantai tiga, Bela merebahkan dirinya di atas kasur empuk milik nya sambil menatap langit langit kamar dengan pikiran yang berkecamuk "kurasa aku harus kembali ke rutinitas ku besok" lama bela membaringkan badannya matanya pun terasa berat akhirnya bela pun tertidur
malam pun tiba
tok tok tok
" Nona Bela apa Anda di dalam ? Tuan memanggil anda untuk makan malam" Bi Sumi sudah berkali kali mengetuk pintu bela namun tidak ada sahutan sama sekali.
Bela menggeliat dalam tidurnya karena mendengar suara yang menggangu tidurnya dan terbangun
"Ya Ampun aku ketiduran jam berapa sekarang" bela mengambil handphone nya dan menunjukkan pukul 19.25,bela segera membuka pintu dan masih ada bi Sumi di sana
"Maaf Bela ketiduran"ucap bela tak enak
"Nona di Panggil tuan untuk makan malam, oh iya Nona boleh panggil saya bi Sumi"
"Baiklah bi aku akan segera turun"
Bela mandi dengan terburu- buru dia merasa tidak enak jika turun namun belum mengganti baju yang ia pakai dari pagi.
Sesampainya di bawah Bela terkejut karena ada seorang Pria tampan yang duduk bersama om Bayu dan Mama Sinta
"Bela kamu lelah sekali yah,maaf yah membangunkan mu bi Sumi bilang kamu tadi sedang tidur. Oh ya papa ingin mengenalkan mu pada anak papa"
" Bela yang minta maaf om karena sudah membuat kalian menunggu"ucap bela tak enak hati
" Bela bisa kah kamu memanggilku papa Karena sekarang aku sudah menjadi papamu" ucap om Bayu lembut
"Baiklah Pa maaf bela belum terbiasa"
Disisi lain mama Sinta dari tadi sudah menatap kesal pada Bela karena membuat mereka semua menunggu, apa lagi di sana sudah ada Erlangga putra tirinya
"Tidak apa kalau begitu ayo kita makan"
Bela duduk di samping mama Sinta dan berhadapan langsung dengan Kakak tirinya.
Makan malam pun berlangsung dengan hening tanpa ada yang bersuara hanya Bela yang dari tadi mencuri-curi pandang pada pria yang duduk di depannya ini, namun tanpa Bela sadari ketika ia membuang pandangannya Erlangga pun diam-diam menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments