Aswarya Genggam Aku

Aswarya Genggam Aku

Arya pov

Siang 28 Februari, Bandara internasional Jakarta.

dua keluarga berdiri di antara tempat tunggu penumpang, menanti penerbangan dari salah satu keluarga di sana.

" sekitar berapa lama kalian akan tinggal di Amerika?" tanya seorang pria paruh dengan kemeja biru yang bermotif liris.

kepala keluarga yang satu nya menjawab "aku tidak bisa memperkira kan, proyek saat ini begitu besar. mungkin butuh waktu bertahun-tahun di sana, dan aku lebih tidak bisa menjamin apa kah masih sempat untuk pindah ke kota ini lagi?"

" pasti sempat, kamu harus menyelesaikan tugas mu secepat nya. ingat, kita juga punya bisnis lain di masa depan?" pria dengan kemeja biru itu mengingat kan, dan di jawab senyum oleh kepala keluarga yang di sana.

di satu sisi, seorang gadis kecil dengan mata berkaca-kaca menggenggam tangan seorang anak laki-laki yang usianya Lebih tua, selisih dua tahun.

" kak Al, jangan pergi. aku masih mau main pasir sama kak Al, jangan pergi ya kak.... hiks.... sama As aja hiks.... " gadis kecil itu terisak dengan begitu memilukan.

" As ngak boleh nangis, kak Al janji bakal balik lagi buat As. jangan sedih As... "anak laki-laki itu mencoba menenangkan.

" janji kembali ya?" gadis kecil itu menjulur kan jari kelingking nya yang di sambut hangat oleh anak laki-laki itu.

" janji ngak boleh deket-deket sama anak perempuan lain, janji ngak boleh jadi cuek lagi, janji harus terus sayang dan ingat sama As. kalo dewasa nanti, kak Al harus nikah sama As"

anak laki-laki itu tersenyum mendengar celotehan panjang dari gadis cantik di depan nya " janji. tapi yang terakhir kayak nya ngak bisa... "

" kenapa? " tanya gadis kecil itu, mengembung kan pipi nya.

" karena manusia itu terikat dengan jodoh mereka masing-masing..... "

" nak.. " suara itu memecah perbincangan kedua anak belia itu " kita sudah berangkat, ayo masuk "

" As, jaga diri baik-baik ya. jaga kesehatan, jangan Sampek jadi orang penyakit kayak aku"

" kak Al ngak boleh ngomong kayak gitu, kata mama harus selalu bersyukur "

" iya makasih nasihat nya. tapi untuk terakhir kali saat ini, kakak minta Aswarya genggam aku "

gadis kecil itu mengangguk, tersenyum haru. meletakan tangan nya di atas tangan anak laki-laki kecil itu, bibir anak laki-laki itu mendarat di punggung tangan sang gadis. lalu mengusap lembut sebelum melepas kan nya.

dia berbalik dan melangkah menuju orang tua nya, sekali berbalik ke belakang untuk melambai kan tangan sebagai salam perpisahan mereka.

gadis kecil itu tidak terima, dia masih tidak mau berpisah" KAK AL.... "

orang yang di panggil menoleh, gadis kecil itu berlari mendekat. lalu menangkup wajah anak laki-laki itu dan mencium nya di kening, pipi kanan kiri dan bibir.

" sudah di segel, mulai sekarang kak Al hanya boleh jadi suami aku"

***

Autor pov

Narlis terus menatap ke depan, ia mulai jengah melihat seorang wanita yang merupakan sahabat kecil nya,

Masih setia memukul samsak dengan sekuat tenaga.

"Udah ar, lo ngak capek apa" ucap narlis mengingat kan.

Arya tidak mendengar kan perkataan narlis dan masih tetap meneruskan aksi nya.

"Wih... ada neng cantik lagi olahraga nih" sapa farhel yang baru datang di ikuti dengan tarmis dan linda di belakang nya,Mereka duduk di sofa yang berada di ruangan itu.

"Kenapa nar?" Farhel mengangkat dagu nya mengisyarah kan kepada narlis, dan melihat arya.

" biasa lah sedang adaptasi mecahin kepompong nya"

"Wah.. berarti bentar lagi jadi kupu- kupu dong" sahut linda heboh melanjut kan ucapan narlis.

"Kayak nya bukan jadi kupu-kupu nih gaes..." farhel menggantungkan ucapan nya membuat ketiga pendengar nya mengernyit kan kening.

"Tapi... anacconda"

Seketika tawa mereka pecah mengisi ruangan, farhel merasa kalau ada seseorang yang sedang menatap nya.

"Kayak nya pemanasan gue udah cukup, sekarang gue butuh pelatihan nyata" arya berjalan mendekati sofa dengan santai semua mengerti dengan arti pelatihan nyata.

Farhel menelan salivan nya kasar, ketika melihat tatapan tajam arya tertuju kepada nya.

"Ar tadi kita cuman canda kok. Iya kan nar,lin,tar" farhel mencoba cari dukungan dari sahabat nya.

"Ngak ar, tadi gue ngak ikutan cuman numpang ketawa doang" elak tarmis yang mendapat pelototan mata dari farhel.

Farhel sudah tidak sempat untuk kabur karna sekarang arya sudah berada tepat di depan nya.

" arya pemimpin gue yang paling cantik dan kejam,mohon ya jangan di tonjok, masak iya tega liat sahabat nya  yang ganteng ini di kasih apem merah di wajah nya"

Farhel menangkup kedua tangan nya di depan wajah,ia tefleks menutup mata ketika melihat tangan arya yang sudah siap memberikan bogeman.

Sudah sepuluh menit berlalu, farhel membuka mata nya perlahan, hati nya lega ketika melihat arya sudah duduk di sebelah narlis.

Arya menerima sebotol air mineral yang di berikan narlis dan langsung meminum nya.

" Aaw... " pekik farhel ketika satu botol kosong mendarat tepat di kepala nya "emang pantes ya di bilang kejam, ngak ada ampunan sedikit pun kalau punya dendam"

Arya tidak marah dengan ucapan kejam yang dituju kepada nya, ia sudah terbiasa dengan itu atau bisa di bilang ia lebih suka dengan kata itu.

Karna menurut arya, baik bukan lah kata yang pantas untuk orang seperti nya.

"Arya,Sampai kapan lo mau pura-pura jadi cupu" perkataan itu berhasil keluar dari mulut narlis.

"Narlis ini udah ke tiga puluh tujuh nya lo ngomongin itu, ngak bosan apa" arya malas dengan topik pembicara an nya sekarang.

"Ngak gitu arya, kita cuman ngak tega aja ngeliat lo di perlakuin semena-mena sama siswa lain, apa lagi si tina noh, yang sok keren" protes linda.

"Kalian tau kan alasan gue ngelakuin ini semua, gue ngak mau kejadia seperti dulu terulang lagi"

"Tapi arya sakarang lo beda, lo udah punya kemampuan ngak sama kayak dulu" ucap tarmis meyakin kan.

Arya berdiri dan mengambil jaket nya di sandaran sofa " kalian lanjutin gue pergi dulu ada urusan" berlalu pergi meninggalkan ke empat sahabat nya.

"Iya hati-hati" sahut mereka kompak, mereka tau kalau arya pasti akan menghindar ketika membahas tentang masalah penyamaran nya.

Arya memang keras kepala dan tidak ada yang bisa membujuk nya, tapi mereka mengerti kalau trauma yang arya alami tidak mudah untuk di lupakan begitu saja.

***

Sebuah montor sport berwarna hitam melaju dengan kecepatan penuh membelah jalan.

Di perbelokan jalan yang amat sepi, arya berhenti dan membuka kaca helm nya, ia mengamati sebuah mobil   berwarna putih yang sekarang di kelilingi oleh lima preman.

" ngapain mereka" gumam nya pelan.

Arya kembali menghidup kan motor nya, ketika melihat seorang lelaki yang baru saja keluar dari mobil dan mendapat kan sebuah pukulan keras dari salah satu preman, yang mampu membuat nya jatuh terduduk di aspal.

Brumm....

Kelima preman itu waspada ketika arya dengan sengaja ingin menabrak salah satu preman yang ada di dekat lelaki pemilik mobil putih itu.

"Lo ngak papa" ucap arya mendekati sang lelaki dan membantu nya berdiri.

" aku ngak papa "

" widih cewek nya dateng nih pas banget, cantik lagi kayak nya kita punya rejeki nomplok sekarang bos" ujar salah satu preman.

"Gue ngak nyangka bisa bertemu dengan kelompok preman seperti  kalian, bos nya aja kayak barbie anak buah nya pasti cuman sebatas rumput gajah, cuman badan doang yang besar tapi ngak berguna" celoteh arya dengan nada meremeh kan.

" lo cantik- cantik pedes banget mulut nya, kita bukan nya ngak mampu ngehajar cewek, cuman ngak tega"

" pengecut " ucapan singkat arya mampu membuat ke lima preman itu melotot.

" WOY jangan kurang ajar" ucap bos preman yang tadi nya diam.

"Kenapa ngak terima, memang iya itu kenyata an nya kan, selain pengecut kalian juga ngak sadar diri"

"Udah ngak perlu di ladenin, aku bisa kasih mereka uang ku " bisik pemuda itu.

Cowok yang sedari tadi hanya mendengar kan, mulai khawatir melihat situasi nya semakin memanas.

Arya menatap wajah cowok di depan nya yang sedang khawatir, ia sengaja membelakangi preman itu.

"Awas" teriak sang pria, setelah melihat seorang yang membawa balok kayu mendekat di belakang arya dan....

Bruukk...

NEXS

Hollo semua.. selamat membaca cerita kedua saya, jangan lupa follow dulu dan terus ikuti kelanjutan nya kalau suka.

***

perkenalan

Aswarey Arya richzoma: anak SMA yang ber usia 17 tahun ini memiliki jabatan sebagai ketua geng yang paling di takuti di sekolah nya, dengan gelar silhouette (bayangan hitam). Pendiam dingin cuek dan keras.

Hendrik Alamsyah Candra: seorang remaja pria yang berusia 18 tahun. Kesempurna an wajah nya mampu menarik perhatian semua kaum hawa,bukan hanya tampan juga karena sifat ramah nya yang membuat nya dengan cepat bergaul dan mempunyai banyak teman.

Belgas aharoni richzoma: kakak arya, pemilik salah satu prusaha an sukses dari keluarga richzoma. umur 23 tahun, dengan setatus belum menikah tetapi sudah mempunyai tunangan.

Narlis febiandi: teman sekelas arya, sahabat arya dari kecil dan menjadi anggota tertinggi di amor setelah arya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!