NovelToon NovelToon

Aswarya Genggam Aku

Arya pov

Siang 28 Februari, Bandara internasional Jakarta.

dua keluarga berdiri di antara tempat tunggu penumpang, menanti penerbangan dari salah satu keluarga di sana.

" sekitar berapa lama kalian akan tinggal di Amerika?" tanya seorang pria paruh dengan kemeja biru yang bermotif liris.

kepala keluarga yang satu nya menjawab "aku tidak bisa memperkira kan, proyek saat ini begitu besar. mungkin butuh waktu bertahun-tahun di sana, dan aku lebih tidak bisa menjamin apa kah masih sempat untuk pindah ke kota ini lagi?"

" pasti sempat, kamu harus menyelesaikan tugas mu secepat nya. ingat, kita juga punya bisnis lain di masa depan?" pria dengan kemeja biru itu mengingat kan, dan di jawab senyum oleh kepala keluarga yang di sana.

di satu sisi, seorang gadis kecil dengan mata berkaca-kaca menggenggam tangan seorang anak laki-laki yang usianya Lebih tua, selisih dua tahun.

" kak Al, jangan pergi. aku masih mau main pasir sama kak Al, jangan pergi ya kak.... hiks.... sama As aja hiks.... " gadis kecil itu terisak dengan begitu memilukan.

" As ngak boleh nangis, kak Al janji bakal balik lagi buat As. jangan sedih As... "anak laki-laki itu mencoba menenangkan.

" janji kembali ya?" gadis kecil itu menjulur kan jari kelingking nya yang di sambut hangat oleh anak laki-laki itu.

" janji ngak boleh deket-deket sama anak perempuan lain, janji ngak boleh jadi cuek lagi, janji harus terus sayang dan ingat sama As. kalo dewasa nanti, kak Al harus nikah sama As"

anak laki-laki itu tersenyum mendengar celotehan panjang dari gadis cantik di depan nya " janji. tapi yang terakhir kayak nya ngak bisa... "

" kenapa? " tanya gadis kecil itu, mengembung kan pipi nya.

" karena manusia itu terikat dengan jodoh mereka masing-masing..... "

" nak.. " suara itu memecah perbincangan kedua anak belia itu " kita sudah berangkat, ayo masuk "

" As, jaga diri baik-baik ya. jaga kesehatan, jangan Sampek jadi orang penyakit kayak aku"

" kak Al ngak boleh ngomong kayak gitu, kata mama harus selalu bersyukur "

" iya makasih nasihat nya. tapi untuk terakhir kali saat ini, kakak minta Aswarya genggam aku "

gadis kecil itu mengangguk, tersenyum haru. meletakan tangan nya di atas tangan anak laki-laki kecil itu, bibir anak laki-laki itu mendarat di punggung tangan sang gadis. lalu mengusap lembut sebelum melepas kan nya.

dia berbalik dan melangkah menuju orang tua nya, sekali berbalik ke belakang untuk melambai kan tangan sebagai salam perpisahan mereka.

gadis kecil itu tidak terima, dia masih tidak mau berpisah" KAK AL.... "

orang yang di panggil menoleh, gadis kecil itu berlari mendekat. lalu menangkup wajah anak laki-laki itu dan mencium nya di kening, pipi kanan kiri dan bibir.

" sudah di segel, mulai sekarang kak Al hanya boleh jadi suami aku"

***

Autor pov

Narlis terus menatap ke depan, ia mulai jengah melihat seorang wanita yang merupakan sahabat kecil nya,

Masih setia memukul samsak dengan sekuat tenaga.

"Udah ar, lo ngak capek apa" ucap narlis mengingat kan.

Arya tidak mendengar kan perkataan narlis dan masih tetap meneruskan aksi nya.

"Wih... ada neng cantik lagi olahraga nih" sapa farhel yang baru datang di ikuti dengan tarmis dan linda di belakang nya,Mereka duduk di sofa yang berada di ruangan itu.

"Kenapa nar?" Farhel mengangkat dagu nya mengisyarah kan kepada narlis, dan melihat arya.

" biasa lah sedang adaptasi mecahin kepompong nya"

"Wah.. berarti bentar lagi jadi kupu- kupu dong" sahut linda heboh melanjut kan ucapan narlis.

"Kayak nya bukan jadi kupu-kupu nih gaes..." farhel menggantungkan ucapan nya membuat ketiga pendengar nya mengernyit kan kening.

"Tapi... anacconda"

Seketika tawa mereka pecah mengisi ruangan, farhel merasa kalau ada seseorang yang sedang menatap nya.

"Kayak nya pemanasan gue udah cukup, sekarang gue butuh pelatihan nyata" arya berjalan mendekati sofa dengan santai semua mengerti dengan arti pelatihan nyata.

Farhel menelan salivan nya kasar, ketika melihat tatapan tajam arya tertuju kepada nya.

"Ar tadi kita cuman canda kok. Iya kan nar,lin,tar" farhel mencoba cari dukungan dari sahabat nya.

"Ngak ar, tadi gue ngak ikutan cuman numpang ketawa doang" elak tarmis yang mendapat pelototan mata dari farhel.

Farhel sudah tidak sempat untuk kabur karna sekarang arya sudah berada tepat di depan nya.

" arya pemimpin gue yang paling cantik dan kejam,mohon ya jangan di tonjok, masak iya tega liat sahabat nya  yang ganteng ini di kasih apem merah di wajah nya"

Farhel menangkup kedua tangan nya di depan wajah,ia tefleks menutup mata ketika melihat tangan arya yang sudah siap memberikan bogeman.

Sudah sepuluh menit berlalu, farhel membuka mata nya perlahan, hati nya lega ketika melihat arya sudah duduk di sebelah narlis.

Arya menerima sebotol air mineral yang di berikan narlis dan langsung meminum nya.

" Aaw... " pekik farhel ketika satu botol kosong mendarat tepat di kepala nya "emang pantes ya di bilang kejam, ngak ada ampunan sedikit pun kalau punya dendam"

Arya tidak marah dengan ucapan kejam yang dituju kepada nya, ia sudah terbiasa dengan itu atau bisa di bilang ia lebih suka dengan kata itu.

Karna menurut arya, baik bukan lah kata yang pantas untuk orang seperti nya.

"Arya,Sampai kapan lo mau pura-pura jadi cupu" perkataan itu berhasil keluar dari mulut narlis.

"Narlis ini udah ke tiga puluh tujuh nya lo ngomongin itu, ngak bosan apa" arya malas dengan topik pembicara an nya sekarang.

"Ngak gitu arya, kita cuman ngak tega aja ngeliat lo di perlakuin semena-mena sama siswa lain, apa lagi si tina noh, yang sok keren" protes linda.

"Kalian tau kan alasan gue ngelakuin ini semua, gue ngak mau kejadia seperti dulu terulang lagi"

"Tapi arya sakarang lo beda, lo udah punya kemampuan ngak sama kayak dulu" ucap tarmis meyakin kan.

Arya berdiri dan mengambil jaket nya di sandaran sofa " kalian lanjutin gue pergi dulu ada urusan" berlalu pergi meninggalkan ke empat sahabat nya.

"Iya hati-hati" sahut mereka kompak, mereka tau kalau arya pasti akan menghindar ketika membahas tentang masalah penyamaran nya.

Arya memang keras kepala dan tidak ada yang bisa membujuk nya, tapi mereka mengerti kalau trauma yang arya alami tidak mudah untuk di lupakan begitu saja.

***

Sebuah montor sport berwarna hitam melaju dengan kecepatan penuh membelah jalan.

Di perbelokan jalan yang amat sepi, arya berhenti dan membuka kaca helm nya, ia mengamati sebuah mobil   berwarna putih yang sekarang di kelilingi oleh lima preman.

" ngapain mereka" gumam nya pelan.

Arya kembali menghidup kan motor nya, ketika melihat seorang lelaki yang baru saja keluar dari mobil dan mendapat kan sebuah pukulan keras dari salah satu preman, yang mampu membuat nya jatuh terduduk di aspal.

Brumm....

Kelima preman itu waspada ketika arya dengan sengaja ingin menabrak salah satu preman yang ada di dekat lelaki pemilik mobil putih itu.

"Lo ngak papa" ucap arya mendekati sang lelaki dan membantu nya berdiri.

" aku ngak papa "

" widih cewek nya dateng nih pas banget, cantik lagi kayak nya kita punya rejeki nomplok sekarang bos" ujar salah satu preman.

"Gue ngak nyangka bisa bertemu dengan kelompok preman seperti  kalian, bos nya aja kayak barbie anak buah nya pasti cuman sebatas rumput gajah, cuman badan doang yang besar tapi ngak berguna" celoteh arya dengan nada meremeh kan.

" lo cantik- cantik pedes banget mulut nya, kita bukan nya ngak mampu ngehajar cewek, cuman ngak tega"

" pengecut " ucapan singkat arya mampu membuat ke lima preman itu melotot.

" WOY jangan kurang ajar" ucap bos preman yang tadi nya diam.

"Kenapa ngak terima, memang iya itu kenyata an nya kan, selain pengecut kalian juga ngak sadar diri"

"Udah ngak perlu di ladenin, aku bisa kasih mereka uang ku " bisik pemuda itu.

Cowok yang sedari tadi hanya mendengar kan, mulai khawatir melihat situasi nya semakin memanas.

Arya menatap wajah cowok di depan nya yang sedang khawatir, ia sengaja membelakangi preman itu.

"Awas" teriak sang pria, setelah melihat seorang yang membawa balok kayu mendekat di belakang arya dan....

Bruukk...

NEXS

Hollo semua.. selamat membaca cerita kedua saya, jangan lupa follow dulu dan terus ikuti kelanjutan nya kalau suka.

***

perkenalan

Aswarey Arya richzoma: anak SMA yang ber usia 17 tahun ini memiliki jabatan sebagai ketua geng yang paling di takuti di sekolah nya, dengan gelar silhouette (bayangan hitam). Pendiam dingin cuek dan keras.

Hendrik Alamsyah Candra: seorang remaja pria yang berusia 18 tahun. Kesempurna an wajah nya mampu menarik perhatian semua kaum hawa,bukan hanya tampan juga karena sifat ramah nya yang membuat nya dengan cepat bergaul dan mempunyai banyak teman.

Belgas aharoni richzoma: kakak arya, pemilik salah satu prusaha an sukses dari keluarga richzoma. umur 23 tahun, dengan setatus belum menikah tetapi sudah mempunyai tunangan.

Narlis febiandi: teman sekelas arya, sahabat arya dari kecil dan menjadi anggota tertinggi di amor setelah arya.

Penyelamat

Bruukk...

Preman itu jatuh terpental di atas aspal yang kasar, plipis nya terluka dan kedua gigi depan nya copot.

Arya sengaja membalikkan posisi nya dan melakukan tendangan berputar.

Ke empat preman itu melihat dengan tatapan kaget, kemudian secara bersamaan menatap arya tak percaya,

begitupun alam.

"Lebih baik lo ngak usah jadi jagoan, pergi sebelum gue bener-bener mau ngabisin lo" ancam ketua preman itu, menunjuk arya dengan tatapan tajam.

"Kenapa takut" ucap arya semakin menantang.

"Gue udah beri lo peringatan, nanti kalau lo kalah, jangan harap gue bisa berbelas kasih sama lo"

" oke siapa takut, gue suka semangat lo" jawab arya enteng.

Cowok itu segera mundur ke belakang setelah mendapat perintah dari arya.

Tatapan khawatir nya mulai hilang ketika melihat satu persatu preman itu tumbang.

Senyum di bibir arya pun mengembang, menandakan pertarungan ini dia yang memenang kan nya.

" gue cabut dulu, lo masih bisa kan pulang sendiri" ucap arya setelah melewati alam yang masih setia menatap takjub diri nya.

" iya, sekali lagi terima kasih udah nolongin aku" jawab sang cowok, ramah.

Yang hanya mendapat kan anggukan dari arya.

Cowok itu memasuki mobil nya dan berlalu pergi, meninggal kan kelima preman yang masih berguling-guling akibat rasa sakit ti tubuh nya.

****

Hari ini matahari sudah menampak kan diri nya dengan sangat cerah, mengingat kan semua orang untuk bangun dan kembali melakukan aktifitas nya.

"Pagi " sapa ahar di meja makan, yang melihat arya baru keluar dengan dandanan biasa nya.

"Pagi kak" sahut arya, lalu mendekati kakak nya dan menarik salah satu kursi untuk di duduki nya.

" pulang sekolah nanti, lo ada waktu kan" ucap ahar setelah menelan makanan terakhir nya.

Satu alis arya terangkat " kenapa?" Tanya nya heran.

"Cuman tanya ada apa ngak"

" ngak ada" jawab arya singkat.

"Harus ada"

"Ngak peduli"ucap arya acuh tak acuh, ahar mendengkus kesal mendengar perkataan arya.

"Perkebunan apel yang baru,  mengalami kegagalan dalam panen tahun ini, buah yang di dapat banyak mengalami kerusakan dan tidak bisa di perjual belikan" jelas ahar.

Arya mengangguk pelan " terus, hubungan nya sama gue, apa? "

"Ada hubungan nya sama lo, karna kebun apel ini milik klien di perusaha an kita. Jadi tugas lo harus bantu gue mecahin masalah ini, kan lo ahli nya di bidang ini"

"Bantu gue ya ar, pliss" arya berdiri dan pergi tanpa membalas ucapan kakak nya.

"Arya lo mau kan" teriak ahar.

"Ar masak lo tega sama kakak sendiri"

" arya, gue bakal..."

Arya berbalik menatap roni datar "apa. bawel banget sih, iya gue ikut"

" oke nanti tunggu gue jemput ya adikku tersayang" ucap ahar semakin mengeras kan suara nya.

" yes " bisik ahar sambil tersenyum puas.

membawa arya memang lah hal yang tepat dalam tugas ini, Karna ia tidak perlu repot-repot memikir kan pekerja an yang sangat membosan kan menurut nya.

Belgas aharoni riczoma lebih berminat dengan penjumlahan dari pada penelitian, sifat nya dan kesukaan nya sangat bertolak belakang dengan adik nya,Aswar arya richzoma.

***

Sudah setengah jam berlalu dari bel masuk, namun guru yang masuk ke kelas XI a masih belum juga datang.

" kayak nya bakalan jamkos lagi, kita pergi ke kantin aja yuk, laper gue" ajak lia.

Arya menggeleng " terserah. Gue ngak ikut "

" ngak asik lo ya, ngak bisa di ajak bolos " cibir lia.

" berangkat aja sana. Keburu waktu nya habis, pergantian jam" timpal arya, masih fokus membaca buku.

" gak asik lo ar. Betek gue sama lo " cetus lia berdecak kesal menatap arya.

Arya memutar bola mata nya malas, mengalih kan fokus nya dan menatap lia.

" udah jangan marah-marah lagi, nanti gue traktir lo makan deh" ujar arya mencoba menghibur lia.

"Bener nih " ucap lia berbinar, arya mengangguk menyetujui.

"Yee... emang lo deh temen gue yang paling baik"

"Iya iya gue tau"

Arya melihat ke depan begitu pun lia, Ketika mendengar suara yang begitu familiyar.

"Pagi anak-anak" sapa bu maria dengan meletakkan beberapa buku yang di bawa nya di atas meja.

" udah sayang bu... eh salah bu, siang maksut nya" ucap rangga, yang mendapat kan sorakan dari teman-taman sekelas nya.

Bu maria hanya menggeleng kan kepal dengan tingkah laku murid nya " sudah sudah kalian ini bercanda saja, masih pagi, baik nya tuh ngasah otak biar tambah pintar"

" lia kenapa kamu duduk di situ" tanya bu maria.

"Tadi saya ada perlu bu sama arya"

"Sekarang sudah selesai kan" lia mengangguk "kalau begitu kembali ke tempat semula" perintah bu maria.

"Sebelum kita mulai pelajaran nya, ada sesuatau yang ingin ibu sampai kan, kelas kita kedatangan anak baru sekarang"

"Ayo masuk"

Bu maria melihat ke arah pintu yang di ikuti oleh semua murid, seorang siswa lelaki masuk dengan sangat tenang.

"Sstt.. arya ar.. arya" lia berbisik dari tempat duduk nya, ia mulai geram karna arya tidak mendengar kan panggilan nya.

Lia mengambil kertas sobek yang ada di atas meja, meremas dan melempar ke arah arya.

" cogan ar " ucap lia kembali setelah arya melihat ke arah nya,arya mengerut kan kening.

Arya tak menjawab. Ia hanya menatap sekilas siswa baru di hadapan nya sekarang tanpa ekspresi apapun.

" sekala kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah arya "

" iya terima kasih bu " balas sekala melangkah ringan mendekati bangku nya.

" hei arya, kenalin aku sekala. semoga bisa berteman baik ya " ucap sekala ramah, menjulur kan tangan nya.

arya tidak peduli tatapan nya masih fokus menatap buku yang ada di gengaman nya, dan ia hanya menjawab dengan deheman singkat.

sekala menarik kembali tangan nya, dengan rasa malu. ia melihat sekeliling.

untung ngak ada yang ngeliat, ngak jadi malu gue. batin sekala.

" baik anak-anak. sekarang buka buku pelajaran kalian halaman 57, ibu akan menjelas kan tentang tehnik tanaman. kelanjutan dari kemarin''

'' iya bu ''jawab semua siswa kompak.

'' sekala, kamu masih belum ada buku sekarang'' tanya maria, melihat sekala yang hanya mengeluar kan buku tulis di depan meja nya.

'' iya bu, saya masih belum mengambil buku paket saya''

'' kalau gitu. kamu nebeng dulu sama arya. nanti sepulang sekolah langsung ambil biar tidak ketinggalan pelajaran, iya''

'' baik bu ''

sebelum sekala membuka suara, arya lebih dulu menggeser buku paket nya. tanpa berkata apa pun.

'' terima kasih '' ucap sekala, yang hanya di jawab dengan anggu kan oleh arya.

Lautan kerinduan

Seorang wanita sedang mengamati buah apel yang masih menggantung di ranting nya.

" mau sampek kapan lo lihat tuh apel, emang nya setelah di tatap lo apel itu bakal jadi bagus" ahar membungkam mulut nya setelah mendapat tatapan tajam dari arya.

"Cari in gue petani yang bekerja di sini sekarang juga, kalau bisa pemilik nya yang datang" perintah arya.

" buat apa "

" cari info "

" tapi kalau petani nya ngak mau berbagi info gimana, lo ngak bakal nonjok dia kan"

Arya melihat ke arah ahar dengan semringai yang sangat menakut kan "iya, tapi sebelum nya, yang perlu gue tonjok lebih dulu itu lo, mau muka lo gue bengkokin sedikit biar tambah keliatan ganteng" ucap arya tenang, namun mematikan.

" tidak berani, tidak berani.lo adalah ketua geng Amorrison gue mana berani"

"kalau gitu lo tunggu sini gue cari petani dulu, meskipun lo marah,ingat jangan sampai lo cabut tuh tumbuhan apel, bisa kenak masalah gue nanti" sambung ahar yang semakin menjauh dari arya.

" bicara satu kata lagi, gue bakal tonjok muka lo beneran" gumam arya yang hanya mampu di dengar oleh nya.

Ahar memang sangat suka membuat arya marah bahkan pernah sampai menangis karna ulah nya, tapi ia tidak terima kalau ada orang lain yang mengusik kehidupan adik nya.

Kalau memang ada, ahar akan menjadi orang pertama yang akan menghabisi nya.

"Arya ini orang nya " arya langsung memberi hormat pada lelaki paruh baya yang berdiri di sebelah ahar.

" halo pak saya arya, saya mau menanyakan beberapa pertanyaan tentang perkembangan tumbuhan di sini" sapa arya dengan sopan.

Ahar tertegun melihat tingkah adik nya yang terlihat sangat ramah dan sopan, berbeda dengan sifat yang di tunjukkan kepada nya

"Kapan lo bakal baik kayak gitu ke gue" bisik roni tepat di dekat telinga arya.

Arya tersenyum paksa, lalu dengan keras munyikut perut ahar, terdengar pekikan kecil dari mulut nya.

" tanyakan saja, kalau saya tau,saya pasti akan menjawab nya"

"Kalau boleh tau nama bapak siapa? Nanti kalau ada perlu lagi, biar gampang saya cari bapak" tanya arya.

" tuan dan nona bisa panggil saya hasan, semua petani di sini tau sama saya, kalau kalian mau mencari saya bisa tanya kan pada mereka" jelas pak hasan.

Arya mengangguk faham, kemudia mengeluar kan buku yang ada di dalam tas nya,Dan mulai mengajukan pertanya an.

Sepuluh menit berlalu, arya sudah mendengar kan cerita pak hasan dan menanyakan hal yang ingin di ketahui nya.

Ahar tidak banyak bicara, dia selalu menampak kan wajah dingin selain dengan orang tersayang nya.

" pupuk organik dan non organik sudah di seimbangkan, dan semua tidak ada yang salah, kayak nya memang harus gunain cara itu" gumam arya, setelah berdua an dengan ahar.

" gimana dek " tanya Ahar.

" kak, tadi gue kan nyuruh bawa pisau, mana sekarang"

" ada, bentar gue cari" ahar mengeluar kan sebuah pisau yang arya minta dari tas ransel milik arya.

" nih, mau buat apa" memberikan, arya langsung mengambil nya tanpa berbicara apa pun.

" eeh... mau ngapain " cegah ahar waktu melihat arya mengarah kan pisau nya ke pohon apel.

" diam, atau gue potong lidah lo"

" oke oke silahkan "

Arya mengelupas bagian luar kulit pohon, memanjang ke samping dan tidak terlalu dalam, cukup untuk memperlihat kan bagian dalam nya yang berwar na putih.

" ini nama nya teknik girdling, mungkin ini bisa berguna"

" tumbuhan membentuk makan nan dalam bentuk karbohidrat atau juga di sebut 'gula', melalui fotosintesis di daun, semua gula yang terkumpul akan di sebarkan ke seluruh pokok, tapi final akhir nya akan berada di akar untuk tujuan simpanan"

" gula dihantar melalui tisu floem yang banyak terdapat di kulit batang, girdling technique ini dapat mencegah

supaya gula tidak dapat di hantar ke akar, melainkan untuk di hantar ke buah, yang dapat menghasil kan buah banyak, lebih manis dan lebih perisa"

Arya sudah menjelas kan dengan rinci, tapi dapat memuaskan siapa pun yang mendengar nya.

" terserah ngomong gimana. Gue ngak ngerti " cetus ahar.

" bodoh " maki arya singkat. Dan berjalan pergi meninggal kan ahar.

...----------------...

Angin bertiup menerpa permukaan wajah putih alam, ia melihat dengan tatapan sendu pada foto lama yang ada di tangan nya.

Alam mendongak kan kepala, melihat awan hitam yang terlihat sangat indah dengan ada nya bulan dan bintang.

Kedua sudut bibir nya tertarik ke atas "sangat indah" gumam nya, dengan senyum yang tercetak jelas di wajah tampan nya.

Alam mengangkat tinggi foto yang di pegang nya, seolah-olah di jejerkan dengan bulan yang berada di langit.

"Aku tidak tau kamu berada di mana dan seperti apa sekarang, tapi yang jelas aku akan mencari mu, dan tidak akan berhenti sampai aku benar-benar mendapat kan mu"

Setelah mengucap kan itu, Alam menyandar kan tubuh nya di sandaran sofa yang di duduki, ia memejam kan mata sesaat untuk mencari ketenangan, kemudian kembali membuka mata.

Pemandangan yang di dapat dari belakang rumah nya memang sangat indah, dan mampu membuat nya betah.

Tapi kebahagian yang di perlihat kan pada dunia bukan lah keadaan yang nyata, melain kan sebuah rasa syukur untuk tuhan yang memberi kan kehidupan panjang untuk nya sampai saat ini.

" I miss you, Aswar" alam memeluk foto itu, perasaan nya terasa sangat kacau ketika mengingat orang yang sangat di rindu i nya.

Alam terlelap di dalam lautan ke rinduan yang teramat dalam di hati nya, yang selama ini hanya dapat dipendam.

...----------------...

Arya sudah siap dengan seragam sekolah nya, ia kembali melihat pantulan diri nya di cermin untuk memakai kan lensa.

Tas sekolah dan kaca mata sudah ada di tangan nya, arya berjalan mendekati pintu.

Clekk...

Pintu terbuka dengan menampak kan sosok roni yang sedang berdiri tegap menghadap arya.

" ngapain berdiri di depan pintu kamar gue, merusak pemandangan orang, pagi pagi udah gentayangan" ketus arya, dan berlalu pergi menuruni anak tangga.

" mulut adik gue pedes banget ya, sampek keringetan gue ngedenger nya, " gumam roni manggaruk tengku kepalanya yang tidak gatal.

"Ngak usah ngegosip, gue masih denger" teriak arya yang sudah duduk di meja makan.

Roni mengambil posisi berhadapan dengan arya " makasih bi" ucap nya, kepada bi watih yang baru selesai mempersiap kan sarapan.

Kakak ber adik itu langsung menyantap sarapan nya dengan hidmat.

"Papa sama mama ngak bisa pulang besok, kata nya masih ada urusan di sana, mungkin dua bulan atau tiga bulan lagi mereka bisa pulang" kata roni setelah menghabis kan makanan nya.

" Ooh" jawab arya singkat dengan mengagguk pelan.

"Kak bantu gue bilangin mama, gue mau minta uang"

Roni mengerut kan kening " tumben ngak minta ke gue, emang nya butuh berapa"

"Dua ratus juta"

"uhuk... uhuk... ngadi-ngadi lo,mau buat apa uang segitu" tanya ahar berbatuk, kaget.

"Gue mau beli motor sport yang baru"

" gila ya, lo baru satu bulan beli tuh motor, sekarang mau beli lagi"

Arya mengangguk dengan polos nya.

"Ngak, ngak boleh ,lagian mama juga ngak bakalan gampang ngasih uang segitu banyak nya "

"Ya udah kalau ngak mau, gue cari sendiri, gitu aja repot" perotes arya.

"Lo mau cari kemana. kerja, terus nunggu bayaran gitu atau minjem tabungan orang"

Arya berdiri dari duduk nya "ribet banget, nanti malam bank pusat jakarta" berlalu pergi.

ahar membulatkan mata ketika mengerti dengan perkataan arya barusan " Arya, lo mau ngerampok bank, Ar... arya" panggil ahar.

"Nih anak nekat banget kalau udah mau nya"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!