Lautan kerinduan

Seorang wanita sedang mengamati buah apel yang masih menggantung di ranting nya.

" mau sampek kapan lo lihat tuh apel, emang nya setelah di tatap lo apel itu bakal jadi bagus" ahar membungkam mulut nya setelah mendapat tatapan tajam dari arya.

"Cari in gue petani yang bekerja di sini sekarang juga, kalau bisa pemilik nya yang datang" perintah arya.

" buat apa "

" cari info "

" tapi kalau petani nya ngak mau berbagi info gimana, lo ngak bakal nonjok dia kan"

Arya melihat ke arah ahar dengan semringai yang sangat menakut kan "iya, tapi sebelum nya, yang perlu gue tonjok lebih dulu itu lo, mau muka lo gue bengkokin sedikit biar tambah keliatan ganteng" ucap arya tenang, namun mematikan.

" tidak berani, tidak berani.lo adalah ketua geng Amorrison gue mana berani"

"kalau gitu lo tunggu sini gue cari petani dulu, meskipun lo marah,ingat jangan sampai lo cabut tuh tumbuhan apel, bisa kenak masalah gue nanti" sambung ahar yang semakin menjauh dari arya.

" bicara satu kata lagi, gue bakal tonjok muka lo beneran" gumam arya yang hanya mampu di dengar oleh nya.

Ahar memang sangat suka membuat arya marah bahkan pernah sampai menangis karna ulah nya, tapi ia tidak terima kalau ada orang lain yang mengusik kehidupan adik nya.

Kalau memang ada, ahar akan menjadi orang pertama yang akan menghabisi nya.

"Arya ini orang nya " arya langsung memberi hormat pada lelaki paruh baya yang berdiri di sebelah ahar.

" halo pak saya arya, saya mau menanyakan beberapa pertanyaan tentang perkembangan tumbuhan di sini" sapa arya dengan sopan.

Ahar tertegun melihat tingkah adik nya yang terlihat sangat ramah dan sopan, berbeda dengan sifat yang di tunjukkan kepada nya

"Kapan lo bakal baik kayak gitu ke gue" bisik roni tepat di dekat telinga arya.

Arya tersenyum paksa, lalu dengan keras munyikut perut ahar, terdengar pekikan kecil dari mulut nya.

" tanyakan saja, kalau saya tau,saya pasti akan menjawab nya"

"Kalau boleh tau nama bapak siapa? Nanti kalau ada perlu lagi, biar gampang saya cari bapak" tanya arya.

" tuan dan nona bisa panggil saya hasan, semua petani di sini tau sama saya, kalau kalian mau mencari saya bisa tanya kan pada mereka" jelas pak hasan.

Arya mengangguk faham, kemudia mengeluar kan buku yang ada di dalam tas nya,Dan mulai mengajukan pertanya an.

Sepuluh menit berlalu, arya sudah mendengar kan cerita pak hasan dan menanyakan hal yang ingin di ketahui nya.

Ahar tidak banyak bicara, dia selalu menampak kan wajah dingin selain dengan orang tersayang nya.

" pupuk organik dan non organik sudah di seimbangkan, dan semua tidak ada yang salah, kayak nya memang harus gunain cara itu" gumam arya, setelah berdua an dengan ahar.

" gimana dek " tanya Ahar.

" kak, tadi gue kan nyuruh bawa pisau, mana sekarang"

" ada, bentar gue cari" ahar mengeluar kan sebuah pisau yang arya minta dari tas ransel milik arya.

" nih, mau buat apa" memberikan, arya langsung mengambil nya tanpa berbicara apa pun.

" eeh... mau ngapain " cegah ahar waktu melihat arya mengarah kan pisau nya ke pohon apel.

" diam, atau gue potong lidah lo"

" oke oke silahkan "

Arya mengelupas bagian luar kulit pohon, memanjang ke samping dan tidak terlalu dalam, cukup untuk memperlihat kan bagian dalam nya yang berwar na putih.

" ini nama nya teknik girdling, mungkin ini bisa berguna"

" tumbuhan membentuk makan nan dalam bentuk karbohidrat atau juga di sebut 'gula', melalui fotosintesis di daun, semua gula yang terkumpul akan di sebarkan ke seluruh pokok, tapi final akhir nya akan berada di akar untuk tujuan simpanan"

" gula dihantar melalui tisu floem yang banyak terdapat di kulit batang, girdling technique ini dapat mencegah

supaya gula tidak dapat di hantar ke akar, melainkan untuk di hantar ke buah, yang dapat menghasil kan buah banyak, lebih manis dan lebih perisa"

Arya sudah menjelas kan dengan rinci, tapi dapat memuaskan siapa pun yang mendengar nya.

" terserah ngomong gimana. Gue ngak ngerti " cetus ahar.

" bodoh " maki arya singkat. Dan berjalan pergi meninggal kan ahar.

...----------------...

Angin bertiup menerpa permukaan wajah putih alam, ia melihat dengan tatapan sendu pada foto lama yang ada di tangan nya.

Alam mendongak kan kepala, melihat awan hitam yang terlihat sangat indah dengan ada nya bulan dan bintang.

Kedua sudut bibir nya tertarik ke atas "sangat indah" gumam nya, dengan senyum yang tercetak jelas di wajah tampan nya.

Alam mengangkat tinggi foto yang di pegang nya, seolah-olah di jejerkan dengan bulan yang berada di langit.

"Aku tidak tau kamu berada di mana dan seperti apa sekarang, tapi yang jelas aku akan mencari mu, dan tidak akan berhenti sampai aku benar-benar mendapat kan mu"

Setelah mengucap kan itu, Alam menyandar kan tubuh nya di sandaran sofa yang di duduki, ia memejam kan mata sesaat untuk mencari ketenangan, kemudian kembali membuka mata.

Pemandangan yang di dapat dari belakang rumah nya memang sangat indah, dan mampu membuat nya betah.

Tapi kebahagian yang di perlihat kan pada dunia bukan lah keadaan yang nyata, melain kan sebuah rasa syukur untuk tuhan yang memberi kan kehidupan panjang untuk nya sampai saat ini.

" I miss you, Aswar" alam memeluk foto itu, perasaan nya terasa sangat kacau ketika mengingat orang yang sangat di rindu i nya.

Alam terlelap di dalam lautan ke rinduan yang teramat dalam di hati nya, yang selama ini hanya dapat dipendam.

...----------------...

Arya sudah siap dengan seragam sekolah nya, ia kembali melihat pantulan diri nya di cermin untuk memakai kan lensa.

Tas sekolah dan kaca mata sudah ada di tangan nya, arya berjalan mendekati pintu.

Clekk...

Pintu terbuka dengan menampak kan sosok roni yang sedang berdiri tegap menghadap arya.

" ngapain berdiri di depan pintu kamar gue, merusak pemandangan orang, pagi pagi udah gentayangan" ketus arya, dan berlalu pergi menuruni anak tangga.

" mulut adik gue pedes banget ya, sampek keringetan gue ngedenger nya, " gumam roni manggaruk tengku kepalanya yang tidak gatal.

"Ngak usah ngegosip, gue masih denger" teriak arya yang sudah duduk di meja makan.

Roni mengambil posisi berhadapan dengan arya " makasih bi" ucap nya, kepada bi watih yang baru selesai mempersiap kan sarapan.

Kakak ber adik itu langsung menyantap sarapan nya dengan hidmat.

"Papa sama mama ngak bisa pulang besok, kata nya masih ada urusan di sana, mungkin dua bulan atau tiga bulan lagi mereka bisa pulang" kata roni setelah menghabis kan makanan nya.

" Ooh" jawab arya singkat dengan mengagguk pelan.

"Kak bantu gue bilangin mama, gue mau minta uang"

Roni mengerut kan kening " tumben ngak minta ke gue, emang nya butuh berapa"

"Dua ratus juta"

"uhuk... uhuk... ngadi-ngadi lo,mau buat apa uang segitu" tanya ahar berbatuk, kaget.

"Gue mau beli motor sport yang baru"

" gila ya, lo baru satu bulan beli tuh motor, sekarang mau beli lagi"

Arya mengangguk dengan polos nya.

"Ngak, ngak boleh ,lagian mama juga ngak bakalan gampang ngasih uang segitu banyak nya "

"Ya udah kalau ngak mau, gue cari sendiri, gitu aja repot" perotes arya.

"Lo mau cari kemana. kerja, terus nunggu bayaran gitu atau minjem tabungan orang"

Arya berdiri dari duduk nya "ribet banget, nanti malam bank pusat jakarta" berlalu pergi.

ahar membulatkan mata ketika mengerti dengan perkataan arya barusan " Arya, lo mau ngerampok bank, Ar... arya" panggil ahar.

"Nih anak nekat banget kalau udah mau nya"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!