Raden kembali berdiri, ia menggigit bibir bawahnya, dengan tatapan penuh hasrat. Manik Raden mengabsen setiap lekuk tubuh Alula dari atas sampai bawah.
Ujung kaki Alula hingga ujung kepala, Raden pindai secara seksama, Raden membuka piyamanya dan membuangnya asal saja.
Alula melotot, ada saliva yang dia telan saat melihat pemandangan itu. Perut kotak-kotak itu, dada berbulu halus itu, meruntuhkan iman Alula Humaira.
"Om, hentikan." Alula menggeleng seraya mundur. Jantung berdetak kencang.
Kembali Raden menurunkan tubuhnya mengarah pada raga mungil Alula hingga bersatu dengan intens.
"Aw, Om." Alula menggeliat hebat ketika hidung mancung Raden menyentuh lehernya. "Perlahan Baby, tenang lah." Raden kalap setelah di buat dongkol oleh mimpi joroknya.
"Gimana bisa tenang, Om sudah berjanji nggak akan merebut mahkota Lula, Ough." Alula berdesah mendongak saat raba tangan besar Raden mengenai gundukan ranum di dadanya.
Raden tersenyum iblis tampan, bukit kembar Alula memang tidak sebesar milik Emelly, tapi ini cukup empuk dan padat.
Kulit putih mulus di bagian pinggang Alula telah nampak saat Raden sengaja menyingkap handuk kimono nya. Kecil sekali pinggang itu, Raden gemas dibuatnya.
Yah benar, Raden sangat menyukainya. Alula seksi dengan kemungilan nya. Alula menggoda tanpa harus serba besar. Raden menginginkan istrinya dan Alula takut melihat raut predator suaminya.
Entah kemana perginya handuk di kepala Alula, surai basah itu terurai dan membuat Raden semakin bergairah.
Posisi Raden menindih Alula yang berpura-pura batuk. "Om, aku sesak napas, Om terlalu berat, turun dari ku!" Pekiknya.
Hari ini hari daftar ulang di kampusnya. Alula tidak mau terlihat kesulitan saat berjalan karena jebolnya gawang, atau mungkin ada alasan lainnya yang membuat Alula ragu memberikan hak suaminya.
Pukulan di punggung Raden telah Alula berikan bertubi-tubi. "Lihatlah Alula, punggung polos itu sangat seksi." Sejenak saja Alula sempat merasai kenyamanannya. Munafik, yah bahasa tubuh memang acap kali tidak selaras dengan bibirnya.
"Jadi minta napas buatan hmm?"
Alula menggeleng mendengar suara seksi suaminya. "Bukan, Alula minta di lepaskan!"
"Tidak akan." Putus Raden.
Raden cekal bibir mungil Alula, lihat saja, tangan Raden bahkan hampir lebih besar dari wajah Alula.
Gadis itu menggeleng dengan bibir yang terjepit jemari suaminya. "Jangan Om." Lirih namun penuh tekanan. Jika sampai terjadi per tempelan bibir, itu berarti ciuman pertamanya.
"Baby tahu, barusan di mimpi, Baby merayu ku, mengesalkan." Geram Raden.
"Itu hanya mimpi." Alula berteriak.
"Jadilah kenyataan." Sela Raden.
"Om!"
Raden memakan bibir mungil itu dengan mata yang terpejam. Dia bermain sesuai fantasi liarnya sendiri. Indera perasa mengulur, menyisir serta inci kecil gigi-gigi putih Alula.
Raden hanyut meski Alula masih terlalu pasif. Beruntung, di pagutan ke lima Alula mulai membalas kecup erotis nya. Raden tersenyum di sela aktivitas bibirnya. Akhirnya dia berhasil membuat Alula tidak terlalu pasif.
Pertama kalinya Alula mendapati ciuman dan langsung dengan cara panas seperti ini. Bibir ranum yang dia jaga pada akhirnya di renggut oleh buasnya permainan bibir suaminya.
Siapa yang melarang, tentu saja kenikmatan ini menghasilkan pahala. Ini adalah morning kiss pertama bagi sepasang suami istri itu.
Kecupan Raden beralih pada leher dan berakhir memagut butiran kecil berwarna merah muda di ujung dada padat nan bulat Alula.
"Ahh, Om!" Alula meremang kegelian. "Jangan Om! Gimana kalo Lula hamil?" Desah nya.
Sekejap Raden menegakkan kepala, menatap protes Alula. "Suamimu hanya ingin menyentuh mu Baby, kamu tidak perlu hamil sayang. Percayalah." Kembali Raden pagut bibir Alula, dia candu dengan itu.
Tanpa melepas aktivitas, Raden arahkan jemarinya menuju CD milik Alula yang kakinya terus kelojotan tak keruan. Kening mengerut, mendapati sesuatu yang mengganjal di sana.
"Apa ini hmm?" Kembali Raden menatap protes Alula.
"Lula masih datang bulan, makanya ada itu di sana!" Jelas Alula ketus.
"Pembalut?" Raden bertanya memastikan dan Alula menjawabnya dengan anggukan kepala.
"OMG. Mengesalkan." Deru Raden dengan bibir yang melebar geram. Dia jatuhkan punggungnya tepat di sisi istrinya kesal. "Kamu selamat hari ini Baby." Dera nya.
Alula bangkit dari posisinya, duduk dan membetulkan handuk kimono yang tidak beraturan.
Wajahnya judes. Jadi rupanya hari ini tubuhnya sudah tidak original lagi, Raden telah berhasil menggerayangi bahkan mencicipi bulatan kecil di ujung dadanya.
Raden membuang desah berkali-kali, gemuruh itu masih menggebu-gebu, tapi Alula sedang tidak bisa memenuhi hasratnya.
Raden duduk dan meraih kembali tengkuk leher istrinya, kecupan hanyut pun berpadu setelah itu. Tak ada penolakan dari Alula.
Masalahnya adalah, gairah Raden yang semakin menggelenyar hanya akan menyiksa batinnya saja. Dengan sangat terpaksa, Raden sudahi semua kegiatannya.
"Ok, hari ini Baby selamat." Bernapas kasar Raden bangkit dari duduknya berjalan kesal menuju kamar mandi.
Di langkah ke tiga Raden kembali menoleh pada Alula yang terdiam melongo setelah kecupan panasnya barusan.
"Oya, jangan ganti lagi skincare mandinya, aku menyukainya, wangi ini, menggoda." Raden tersenyum iblis tampan.
Alula bergidik ngeri mendengar itu, dia pandangi punggung Raden yang mulai memasuki kamar mandi dengan tangan yang mengusap bibir.
"Ya Tuhan, ciuman pertama ku." Lirihnya.
Gegas Alula menggeser duduk, meraih ponsel dari atas nakas, dia ketik kolom pencarian. "Wangi skincare yang di benci suami."
Dalam sekejap mata laman web memenuhi beranda, tapi tidak ada satupun yang berpotensi menguntungkan dirinya. Justru yang tertampil adalah, cara menyenangkan suami. Alula tidak butuh cara itu!
Tak mau berlama-lama, Alula mengganti pakaian, ia berdandan ala mahasiswi baru. Rambut hitamnya dia urai setelah di keringkan dengan hair dryer.
Alula masih berwajah polos, hanya saja, pakaian Alula sekarang sudah tidak lagi usang, bahkan sangat cocok dengan usianya. Raden sendiri yang sengaja memilihkan outfit untuknya.
Alula meraih tas yang sudah Raden siapkan untuknya, di dalamnya ada ponsel baru, kartu kredit eksklusif, uang cash untuk jajan dan keperluan lainnya. Jika di pikir lagi, Raden lebih terkesan seperti ayah ketimbang suami. Hal sekecil apapun, telah Raden siapkan.
Alula tidak mau sarapan di rumah, Alula sengaja mengajak saudara kembarnya sarapan di kampus. Lama sudah Alula tidak bertemu dengan pemuda tampan itu.
Sekalian, oleh-oleh karakter animasi dari Paris akan Alula berikan pada Galang pagi ini. Semoga Galang menyukai.
Alula menuruni anak tangga klasik ini, lalu berjalan menuju teras rumah. Di depan sana sudah ada mobil sport tanpa atap berwarna merah mengkilap.
"Pagi Nyonya muda ku yang cantik!" Di atas jok kemudi Bastian menyambut kedatangannya dengan sunggingan senyum manis.
"Pagi Om Bas!" Alula tersenyum mendekatinya
"Bos mana? Masih lama?" Tanya Bastian sembari membersihkan jok yang akan Alula duduki.
Alula mengangguk. "Sepertinya begitu." Jawabnya. Alula membuka pintu dan duduk di jok penumpang bagian depan.
"Daftar ulang kan?" Bastian senang, Nyonya muda nya sangat ramah bahkan terkesan seperti keluarga.
"Iya."
"Ospek kapan?"
"Dalam waktu dekat. Semoga Lula kuat, katanya ospek di sana terlalu ekstrim." Alula menghela napas panjang dengan harapan yang mendalam.
Bastian terkikik. "Ada nama Raden, tidak akan ada yang berani menyentuh Nyonya muda."
Alula menggeleng menatap Bastian. "Justru Lula nggak mau semua orang tahu hubungan kami. Lula mau di hargai karena mereka benar-benar menghargai Lula, bukan karena nama Raden Mas."
Bastian melayangkan tinju ke udara "Selamat berjuang Nyonya muda!" Ucapnya.
"Terimakasih Om." Sambung Alula menyengir. "Oya, Lula boleh tanya?" Setelah lama mereka bergeming Alula kembali berseru.
"Apa?" Sahut Bastian.
...😚𝗕𝗮𝗯 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶😚...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
guntur 1609
hahaha. meriang dah loe rayden
2024-04-16
1
Miss Typo
kasian Raden gagal 😁
2024-01-22
1
Tia H.
gagal ya om belah durennya.
2023-11-26
1