Menjemput

............🌹Happy Reading🌹 ...........

...Baca dulu, kalau suka silahkan meninggalkan jejak yah. Fav nya jangan lupa biar nggak ketinggalan....

.

.

.

Usai menyiapkan segala keperluan Adnan yang hendak kembali bertugas ke luar kota, Adenia langsung bergegas turun menyiapkan sarapan untuk suaminya selagi Adnan masih berada di kamar mandi sekarang.

"Bude imas, udah di beresin yah. Maaf udah buat kacau ruang makan subuh tadi." Ucap Adenia saat masuk ruang makan dan mendapati Bude imas asisten rumah tangganya sedang menyiapkan sarapan di meja makan yang subuh tadi dia tinggalkan dalam keadaan berantakan usai merayakan hari pernikahannya bersama Adnan subuh tadi.

"Eh Non, udah bangun.? Kan itu tugasnya Bude kan non, Apa Bapak sudah kembali Non biar Bude siapin sekalian sarapannya Buat Bapak." Seru Bude imas Asisten rumah tangga bawaan Adenia dari rumah peninggalan almarhum kedua orang tuanya.

Sudah lama sekali Bude imas mengabdi pada keluarganya sejak dulu hingga kini dia bahkan sudah berumah tangga sekarang.

Sebutan Non yang di sematkan untuk Adenia pun sebutan bawaan juga yang belum Bude imas ubah mengingat Adenia yang belum mempunyai anak dan juga keinginan Adenia sendiri yang aneh jika sebutannya di ganti menjadi Ibu atau nyonya mengikuti sang suami yang di panggil Bapak oleh Bude Imas sebagai rasa hormatnya atas majikannya.

"Udah Bude, lagi mandi di atas orangnya. Tapi mau berangkat lagi jam tujuh ini." Kata Adenia sambil mencomot roti yang sudah tersedia di meja dan memakannya sambil berjalan menuju dapur melihat kegiatan Bude ines di dalam sana.

"Oke kalau gitu Non, Bude siapin dulu buat Bapak. Tadi Bude kira Bapak belum balik soalnya."

Usai melihat-lihat di dapur, Adenia pun pamit kembali ke kamarnya untuk melihat Adnan yang sedang bersiap.

"Mas." Panggil Adenia namun Adnan yang sedang menelpon menaruh jari telunjuknya di bibirnya meminta Adenia jangan berisik.

Adenia yang paham pun hanya mendekati Adnan dan membantu pria itu untuk berpakaian yang tertunda karena sedang menelfon, dan Adnan menerima dengan baik perlakuan sang istri yang sudah menjadi kebiasaan wanita itu di kala dia dalam kondisi yang seperti ini.

"Selesai." Ucap Adenia tanpa suara hanya dengan gerakan di bibir se*i nya membuat Adnan tanpa sengaja terkekeh kemudian tersadar dan meminta maaf pada orang yang ada di balik telfonnya itu.

Sementara Adenia dia kini yang berganti terkekeh melihat suaminya yang nampak merasa bersalah sudah tertawa seenaknya.

Adenia berjalan mengambil sisir dan menyisir rambut Adan. Meneliti kembali penampilan sang suami setelah itu dia langsung mengajak suaminya turun untuk sarapan. Tepat sampai di tangga menuju lantai bawa Adnan menyudahi panggilannya dan mencium gemas pipi sang istri.

"Brian ada sayang?" Tanya Adnan membuka obrolan.

"Ada, masih tidur mungkin. Pulangnya subuh tadi soalnya."

"Tuh anak nggak pernah berubah yang. Kapan dia nikahnya kalau masih main-main terus." Ujar Adnan yang sudah menganggap Brian adik sekaligus anaknya sendiri, karena memang sejak menikah dengan Adenia semua tentang Brian dia yang bertanggung jawab penuh sebelum nanti pria itu akan menikah barulah dia lepas tangan.

"Ya udah, sana panggil sayang panggil Briannya. Mas tunggu di ruang makan." Kata Adnan dan di patuhi Adenia. Mereka berdua pun berpisah di ujung tangga, Adnan langsung ke ruang makan dan Adenia ke arah kamar sang adik.

Kali ini, Adenia tak mau terlalu bertenaga memanggil Brian. Dia punya jurus andalan dengan membawa nama sang suami, yang dia tahu jelas Brian akan langsung bergerak jika mendengar nama sang suami.

"Brian, Mas Adnan nunggu di ruang makan. Buruan." Kata Adenia sekali saja dengan suara ketukan beberapa kali dan setelahnya dia langsung beranjak dari kamar sang adik. Melangkah cantik ke arah ruang makan.

"Sayang, mana Briannya?" Tanya Adnan sembari dia memakai kacamatanya untuk melihat pesan di ponselnya setelah dia melihat sekilas sang istri yang berjalan tanpa Brian bersamanya.

"Udah ku panggil Mas, paling bentar lagi nyusul." Seru Adenia mengambil tempat di sebelah sang suami. Dan benar saja tak berlangsung lama, Brian berjalan gontai memasuki ruang makan dengan wajah yang di tekuk nya se hancur mungkin.

"Itu muka biasa aja kali Dek, udah dapat semprotan vitamin dari pacar semalam ko masih lesu aja sih." Jahil Adenia saat melihat Brian duduk di kursinya dengan wajah sok teraniaya nya.

Adnan yang sudah usai dengan ponselnya, dia mencopot kacamata dan langsung melihat Brian dan merasa sama dengan yang di bilang sang istri tadi.

"Benar kata Mba mu Brian. Kamu kenapa lemas gitu.?" Tanya Adnan sembari menyuapkan makanan ke mulutnya usai bertanya.

"Aku belum tidur baik kak, Suprise subuh tadi kan aku yang nyiapin semua. Tuh bini mu tinggal terima beres." Ucap Brian yang sudah di hafal Adenia, adiknya itu akan selalu memberitahukan semua berbau yang dia lakukan untuk membantu dirinya. Adenia hafal betul akan hal itu.

"Ck tak pernah sekali pun tak mengumbar kebaikan. Udah di bayar Mba juga." Decak sebal Adenia membuat Adnan menggelengkan kepalanya melihat tingkah kakak beradik itu.

"Sudahlah sayang, makasih ya Bri. Oh iya gimana distro kamu dan teman-teman kamu Bri, Kakak dengar udah tambah cabang lagi nih.?" Tanya Adnan pasalnya Brian sudah menekuni bisnis itu kurang lebih hampir lima tahunan dan sudah banyak cabang juga yang mereka buka di berbagai kota.

"Hehehe, syukur banyak kak. Banyak peminatnya soalnya. Jadi kita tambah satu cabang lagi." Kata Brian yang sebenarnya sudah lebih dari kata mapan, namun entah kenapa dia lebih nyaman tinggal bersama sang kak di banding harus tinggal sendiri di rumah besar miliknya yang memang sudah dia punya sendiri. Dia hanya sesekali ke sana jika pingin saja, lebih dari itu. Dia lebih suka menginap di rumah sang kakak entah jam berapapun itu dia pulang, rumah sang kakaklah arah pulangnya.

"Makmur dah kalian." Kata Adnan yang tahu betul seberapa kaya adik iparnya sekarang walau memang belum terlalu setara dengan kekayaannya juga sang istri. Tapi dia yakin pria itu bakalan jadi pria sukses kedepannya.

"Ah Kak Adnan bisa aja. Aku bahkan lebih dari kata makmur loh." Canda Brian dan langsung mengundang tawa dua orang di hadapannya itu.

"Eh sayang, jam berapa Nela sampai? Ajak Biran saja nemenin kamu." Kata Adnan ketika mengingat sahabat mereka itu.

"Jam sembilan, oh iya yah kok aku nggak kepikiran sih. Kan ada supir gratis yah aku." Kata Adenia sambil melirik Brian yang hanya nampak menyimak.

"Aku mencium bau-bau tak sedap nih." Kata Brian.

"Hahaha, bisa aja kamu Bri. Tolong anterin Mba mu yah, dari pada dia nyasar nanti." Kata Adnan dengan jahilnya.

"Mas ih, emang aku anak kecil apa pake nyasar segala." Protes Adenia tak terima, walau dia tahu itu hanya candaan tapi dia suka sekali di jahili suami juga ade nya itu..

"Asiap laksanakan kak, aku nggak bakalan biarin kakak bawel ku ini nyasar entar di adopsi kakek kakek girang lagi. Kan bahaya enakan di kakeknya dong dapat yang bahenol gini, putih mulus. Kan susah lagi kalau kak Adnan harus nyari istri baru, tapi yang sebanding lagi sama Mba Nia kan sulit jaman sekarang. Pasti rumah ini bakalan sunyi nggak ada yang teriak-teriak lagi pasti nih." Jahil Brian dan mendapat tawa keras Adnan juga sekaligus dapat teriakan keras dari Adenia.

"BRIAN!!!!!! Awas kamu yah." Teriak Adenia namun Brian sudah dulu berlari setelah menculik roti dan segelas susu di tangannya.

"Dasar ade nggak punya akhlak kamu Brian." Tambah Adenia sebel.

...****************...

"Buruan dikit napa Brian, teman Mba udah landing dari tadi tuh. Kamu sih udah di bilangin siap-siap cepat mana pake acara mandi dulu lagi, telat kan kita jadinya." Keluh Adenia karena tadi mereka terjebak macet dan kini masih lima belas menit lagi baru sampai di bandara, sementara sahabatnya sudah menelfon dirinya mengabari sudah sampai.

"Oh astaga Mba ko aku yang di salahin, bukannya kita kan udah keluar satu jam lalu. Salahin macetnya dong, kenapa aku." Protes tak terima Brian.

"Itu lagi Mba kenapa pakai bajunya ketat gini, itu namanya ngundang perhatian orang Mba. Apalagi cantiknya Mba itu nggak ada obat gini." Puji Brian agar sang kakak berhenti mengomelinya walau memang apa yang dia katakan itu benar adanya.

Sungguh dia pun mengagumi kecantikan sang kakak, yang luar biasa tak ada obat seperti yang dia katakan. Tubuh padat langsing, putih mulus, tinggi dengan kaki jenjang yang indah. Kurang apa lagi coba, kakak iparnya benar-benar beruntung pikirnya. Hingga dia sendiri memiliki selera jika menikah nanti dia pingin mendapatkan tipe wanita sempurna seperti kakaknya, karena dirinya pun ciplakan kakaknya namun dia prianya jadi tampan sematan nya..

"Berhenti memuji tak jelas, Mba sadar diri Mba cantik nggak ada obat nggak usah di jelasin. Dan lagi ini bukan pertama kali Mba se*i gini, jangan lebay." Ketus Adenia.

Ini nih yang paling Brian suka dengan sang kakak, pede selangit nya membuat dia hanya bisa geleng geleng kepala.

Lima belas menit berlalu kini Adenia dan Brian sudah di bandara, berjalan masuk ke bandar dimana Nela sang sahabat sudah duduk cantik menunggu mereka.

"Wah Mba, Mba Nela makin glow up aja nih. Aduh bodinya bikin merinding, mateng banget sih." Kata Brian menatap takjub pada sahabat sang Kakak yang dia sudah tahu, tapi kini penampilan wanita itu jauh sekali dengan beberapa tahun yang lalu.

"Iya yah, makin wow sekarang." Tambah Adenia setuju merasakan hal yang sama dengan yang di katakan Brian, sahabat polosnya yang dulu tampil biasa kini sudah sangat jauh berbeda berpuluh puluh derajat bedah jauhnya..

Kemudian mereka berdua melangkah cepat ke arah Nela yang belum menyadari kedatangan mereka.

"Cewe." Ucap Adenia membuat Nela yang sibuk dengan ponselnya mengangkat pandangannya dan langsung berteriak girang dan berhamburan memeluk Adenia yang dia begitu rindukan.

"Ah, aku rindu banget kamu Ade." Ucap Nela memeluk dan melompat menggoyangkan tubuh keduanya ke kiri dan ke kanan sama halnya juga di lakukan yang sama dengan Adenia.

"Sudah lama sekali kita nggak ketemu dari habis kelulusan kuliah Nel, aku rindu." Kata Adenia dan mereka pun puas-puaskan saling memeluk melepas rindu.

"Wah siapa ini, ganteng banget." Seloroh Nela selepas berpelukan dan melihat Brian yang tak dia kenali.

"Lo lupa ini si bocah tengil, Brian ade gua." Kata Adenia dan Brian hanya tersenyum tampan.

"Wah wah, kau sangat berubah. Nggak tengil lagi, oplas dimana lo." Kata Nela yang memang sifatnya tak ada bedanya dengan Adenia sang kakak.

"Di bawah ketek pacarku Mba." Kata Brian santai.

"Lo bisa aja, apa kabar?" Kata Nela sembari menarik Brian dan mencium pipi kiri kanan Brian membuat pria itu jantungan.

"Apa itu, empuk banget sih. Harum mulus lagi." Batin Brian m**um saat di sentuh Nela apalagi bagian tubuh depan Nela menempel pasti saat mereka bersentuhan.

"Sempurna." Kata Brian tanpa sadar membuat Nela yang baru mau melepas diri jadi tersenyum mendengarnya.

"Kau juga tampan sempurna." Bisik Nela sensual di telinga Brian membuat pria itu meremang tak karuan di buatnya apa lagi di tambah Nela memainkan sengaja jarinya di dada bidang Brian, benar benar sungguh menggoda.

"Ah yah, dimana jagoan kita. Kenapa nggak ikut jemput." Tanya Nela beralih pada Adenia saat tak melihat keberadaan Adnan.

"Lagi ke luar kota semingguan baru balik."

"Aku sangat merindukan jagoan kita." Kata Nela lagi.

"Hahaha, dia juga merasakan yang sama. Nanyain kamu mulu." Jawab Adenia tanpa dia tahu semua itu bisa saja jadi boomerang untuknya.

...Btw, Jangan lupa like dan komennya yah🥰. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita baru ini🙏🤗. Sehat-sehat untuk kalian semua di manapun kalian berada😇...

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

Nela awas jangan jadi pelakor ya, habis tar kamu di buli READERS

2022-09-29

0

Elwi Chloe

Elwi Chloe

Nela yang jadi orang ketiganya ya, ka?

2022-08-01

0

Elwi Chloe

Elwi Chloe

Lucu lah kakak adek ini

2022-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!