Mulai bersikap dingin

Plak

satu tamparan keras melayang di pipiku.Dan tangisku pun pecah

"K k kenapa Ayah menamparku?"ucapku bertanya kepada ayah gugup sambil menangis.

"Itulah hukuman dari Ayah untuk kamu karena sudah berani meninggalkan Ayah saat Ayah sedang bicara padamu!!!!"ucap ayahku marah

"Kenapa Ayah selalu memperlakukanku seperti ini Ayah?. Apa salahku Ayah?,kenapa Ayah sangat kejam kepadaku?kenapa?kenapa Ayah ?"ucapku sambil berteriak di sertai air mata yang terus berlinang

"Tidak mengapa,hanya saja kau harus merasakan apa yang adikmu rasakan saat kamu tinggal di rumah Nenekmu"jawab ayahku dengan entengnya mengatakan seolah adikku saja yang merasakan susahnya hidup ini.

"Apakah menurut Ayah saat aku tinggal bersama Nenek aku bergelimang harta? apakah Ayah pikir aku bahagia?apakah Ayah pikir bahwa aku tinggal di rumah nenek aku nggak pernah dimarah atau perlakuan yang lainnya. Jika Ayah berfikir begitu berati Ayah salah. Aku akan menceritakan semua yang aku alami saat tinggal di rumah nenek. Dan Ayah yang harus mendengarkan sekarang!!!!."ucapku panjang lebar dan dengan nada yang sedikit meninggi.

flash back on

Saat ini aku berusia 5 tahun sampai umurku 6 tahun. Saat aku tinggal bersama Nenekku sementara Ayahku sedang bekerja di luar kota dan Bundaku sedang menyelesaikan kuliahnya di Yogyakarta dan yang terakhir aku baru memiliki adik 1 yaitu hanya Danisa Ayu Kirana yang selalu membuat aku merasa selalu di bandingkan oleh seluruh keluarga.

Setiap Nenekku akan meeting aku selalu di bangunkan jam 5 pagi. Karena Nenek akan meeting jadi aku diantar ke sekolah jam 6 pagi. itulah yang membuatku sekarang menjadi penakut berlebihan seperti sekarang

"Dania ayo bangun Nenek sekarang ada meeting jadi harus berangkat pagi".panggil nenek seraya membangunkanku dari tidur serta mimpi indahku.

"Dania ayo bangun nanti Nenek kesiangan meetingnya." ucap nenek seraya menggoyang goyangkan tubuhku agar aku segera bangun.

"Sebentar Nenek aku masih ngantuk"ucapnku dengan mata yang masih terpejam.

"Ayo cepat bangun"ucap nenek lagi.

"Iya Nenek,tapi sebetar lagi ya 5 menit saja ya Nek"ucapku sambil memohon kepada Nenek untuk menunda waktu bangun selama 5 menit.

"Baiklah kalau begitu kamu nggak usah sekolah ya"ucap nenekku seraya keluar kamar.

"Ehhhhh kok gitu sih nek"ucapku kesal.

"Kalau kamu ingin sekolah bangun dan mandilah sekarang"ucap nenekku sembari tersenyum lebar karena rencananya untuk membangunkanku benar benar berhasil dan tidak sia sia.

akupun pergi ke kamar mandi dengan berjalan gontai karena kesadaran ku belum kembali sepenuhnya.

Sesampainya aku dikamar mandi aku tidak langsung mandi malah duduk di kursi yang ada di walk in closet lalu aku melanjutkan tidurku disana

"Dania sudah selesai sayang ayo cepat lalu kita berangkat"panggil Nenekku dari luar kamar.

Karena lama menunggu akhirnya Nenekku masuk dan tidak menemukanku dimanapun lalu Nenek memasuki walk in closet yang bersebelahan dengan kamar mandi. Nenek pun berteriak

"Daniaaaaaa!! ya tuhan kamu kok malah molor di sini sih aduhhh kalo gitu kamu gak usah sekolah ya" ucap Nenek ku kesal

aku pun terkejut dan spontan melempar sepatu ke muka Nenek. Dan akhirnya pagi pagi butapun aku terkena marah

Flash back on selesai

Kurang lebih seperti itulah kehidupanku saat tinggal bersama Kakak dan Nenek dari Bunda ku

"apakah kalian kira tinggal bersama Nenek hidupku selalu sempurna hah!!!!? nggak Ayah Bunda tinggal bersama nenek nggak sesempurna dan sebahagia yang kalian pikirkan!!!" ucapku dengan meninggikan suaraku.

"kau kau beraninya kau berteriak pada orang tua mu sendiri!!!!,anak macam apa kau hah!!? "ucap Ayahku kesal.

"Aku aku adalah anak yang setiap hari nggak pernah di anggap!!,nggak pernah di berikan kasih sayang!!,anak yang setiap dia melakukan apapun nggak pernah di hargai!! bahkan aku selalu di anggap sampah di keluarga ini!!!"ucapku sembari tersenyum mengejek dan air mata yang hampir tumpah

Semua orang hanya bisa diam seperti patung. Entah apa yang mereka pikirkan. Akupun langsung kembali ke kamar.

Di dalam kamar tangisanku pun pecah. Aku tak pernah inggin mengatakan itu semua kepada kedua orang tuaku tapi entah dari mana keberanian itu muncul dan aku meluncurkan semua kata kata itu dengan lancar.

'apakah aku salah jika aku pernah tinggal dengan nenekku? dan apakah aku salah jika aku mengharapkan kasih sayang yang tulus dari semua keluargaku?'tanyaku di dalam hatiku yang paling dalam

Hingga tanpa sadar akupun terlelap karena lelah setelah menangis terlalu lama. Dan saat aku bangun matahari pun sudah tak ada yang berati menandakan bahwa sekarang sudah menjelang malam

"kak Nia bantu aku buatkan PR ku kak,soalnya aku nggak ngerti"ucap adikku meminta bantuan.

"ngapain kamu minta bantuan ke kakak Ayah dan Bunda kan selalu membangga banggakan kamu,katanya pinter, rajin, cekatan mana buktinya sekarang PR saja minta di buatkan hmeh"ucapku kesal.

"Ayah Bunda kak Nia nggak mau buatin aku PR marahin aja dia Ayah" ucap Danisa merengek meminta Ayah agar memarahi ku.

"Daniaaaa!!!!" panggil Ayahku.

"Ada apa"jawabku dengan nada datar.

"Mengapa kau tak mau membuatkan adikmu Danisa PR hahh!!!.ucap ayahku kesal

"hmmmm ohhhh itu jadi sekarang kalian meminta bantuan orang bodoh?? apakah aku nggak salah dengar? adikku yang pintar ini memintaku untuk membuatkan PRnya??ohhh jadi sekarang dunia sudah terbalikya hingga orang pintar saja menyoruh orang yang bodoh untuk membuatkan PRnya?"ucapku seraya tersenyum mengejek.

"beraninya kau mengataiku dan anaku!!!"ucap ayahku dengan amarah yang sudah memuncak.

"eitsss tunggu dulu, apakah ada orang minta tolong tapi malah dia yang marah? ada kah? yaaa menurutku sih ada, hanya kalian lah orang yang sudah minta tolong malah balik marah lagi ihhhhhh menjijikan"ucapku dengan penuh keseriusan dan dapat membuat mereka menganga dengan sikap baruku ini.

"jangan kira dengan kamu bersikap seperti ini kamu bisa menakuti Ayah, Ayang tidak semudah itu untuk di tunduk di hadapan anak tidah berguna seperti dirimu ini"ucap Ayahku dengan tegang dan penuh amarah.

"Hei Ayah jangan marah dan tegang tegang gitu dong nanti Ayahku yang tampan ini bisa terkena serangan jantung lohhhh,emang Ayah mau kena serangan jantung trus struk?trus emang Ayah mau masuk rumah sakit hah??"ucapku sambil menampilkan senyum mengejekku

"kau kau mengang benar benar....."ucapan Ayahku dipotong oleh Bunda

"Sudahlah yah jang kau hiraukan anak gak berguna seperti dia"ucap Bunda sembari menatapku dengan tatapan tajamnya, dan aku pun ikut menatap matanya dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.

"benar kata Bunda yang jangan hiraukan aku, aku hanya anak yang tidak brguna jadi untuk apa kalian menghiarukan ku"ucapku sambil menyendok nasi di dalam magic com.

dan tiba tiba

tunggu kelanjutannya guys ❤️❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!