Eve mencibir sebal kepada Ray namun segera ubah wajahnya dengan senyum manis saat Tante Jenny datang dan membukakan pintu untuk Ray dan gadis remaja yang langsung memeluk Tante Jenny begitu Tante ada di depan gadis itu.
" Delia sayang." Kata Tante Jenny membelai halus gadis remaja yang di panggil Delia.
" Adikku." Jawab Ray tanpa di minta Eve.
" Oke." Kata Eve memalingkan wajah dan jalan ke dalam rumah nomor 208 tanpa melihat raut muka Ray yang berubah dengan warna cerah.
" Dasar gadis kecil sombong." Kata Ray di dalam hatinya seraya memandangi rambut panjang dan indah Eve yang berjalan masuk ke ruang dalam rumah nomor 208.
" Ray..Ngapain berdiri di situ trus ? Ayo masuk ke rumah. Panas tahu." Kata Jenny Wildan dengan tangan melambai ke Ray yang berdiri di jalanan depan rumah nomor 208.
" Ehh..Ya , Ma." Jawab Ray segera masuk dan ikuti Mama nya menuntun Delia ke ruangan dalam di rumah nomor 205.
Di ruangan dalam sudah hadir Papa Doni , Kakak Lukas , Adik Wiliam yang merupakan anggota dari keluarga baru Mama Jenny Wildan. Eh , Ada anak bayi laki -laki yang di peluk oleh seorang Kakak perempuan lain yang di miliki oleh Ray dan Delia.
" Hai , Kak Rita ,apa kabarmu ? Apakah bayi itu adalah Bernard keponakan ku dari Kakak Ipar Edo Dinardi ? " Sapa Ray berusaha untuk akrab dengan keluarga Mama nya.
" Yep..Mari masuk dan kalian pasti capek kan ? " Jawab Papa Donny Wildan ramah kebapakan di raut wajah senja nya kepada Ray dan Delia.
" Ray..Apa rencana mu selanjutnya usai kamu dan Delia memutuskan untuk tinggal di Indonesia ? " Tanya Mama Jenny sembari mengajak Ray dan Delia untuk makan siang bersama dengan Papa Donny Wildan dan yang lainnya.
" Ray akan cari rumah kecil di Jakarta yang dekat dengan tempat kerja Ray , Ma." Jawab Ray yang tak mau bilang kalau Ia belum ada tempat tinggal dan pekerjaan di Indonesia.
" Jangan boong deh sama Mama . Mana ada uang di kartu -kartu hitam yang kau punya itu dari Daddy Handoko mu itu usai Kau tolak dia untuk kau dan Adikmu bisa tinggal bersamanya." Tukas Mama Jenny yang mengetahui semua itu dari Benny yang langsung laporan nomor satu apapun soal Ray kepada Mama Jenny.
" Ma..Ray tak apa -apa." Kata Ray yang enggan di kasihani.
" Uhh kau sih tak apa -apa. Gimana Delia ? Ahh ! Ray dewasalah sedikit aja ! " Pinta Papa Donny.
" Ya , Ray titip dulu Delia di sini sampai Ray bisa temukan rumah dan pekerjaan di Jakarta , ok? " Ray dengan sikap dirinya mampu melakukan cara yang terbaik untuk dirinya dan Delia.
"Ok. Itu lebih baik daripada Kamu ajak Delia jadi gelandangan di jalan." Jawab Papa Donny yang mengakui bahwa Ray seorang yang sungguh amat kuat dalam prinsipnya.
" Ray , Elo bisa kembali tajir lho." Kata Benny di telinga Ray usai bersantai sejenak setelah debat di ruang makan keluarga Wildan.
" Ya , gimana caranya ? "
" Minta maaf ke Daddy Elo dan temui Agnes di Kanada." Bisik Benny sambil makan semangka di pelataran warung Mama Jenny.
" Ogah..Elo saja sana pergi cari cewek gila itu di Kanada. Mungkin hidup Elo bisa jadi orang kaya baru." Desis Ray sambil makan sosis so nice dan tatapan matanya terarah ke Eve yang menemui seorang cowok di seberang rumahnya Eve.
" Cowok itu lagi aja ," Kata Ray kesal menyembur sisa sosis so nice ke depan wajah Benny secara tak sadar.
" Rayyyy..! " Teriak Benny merana.
" Apa ? " Tanya Ray tanpa mengalihkan pandangan dari Eve yang memberikan buku kepada cowok di depan rumah Eve.
" Lihat muka Gue nih..! " Teriak Benny menarik Ray ke hadapan Benny. Ray mengangga melihat muka Benny penuh semburannya. Ia pun cepat minta maaf kepada Benny.
" Oh, maaf Ben.Gue gak sengaja abisnya muka Elo dekat amat sih sama Gue. " Kata Ray dengan nada tulus yang sama sekali tak sebanding dengan raut wajah jahilnya itu kepada Benny.
" Iiih..Elo itu , ya ? Emang paling gokil sedunia..! " Teriak Benny memukul lengan Ray dengan kesal.
Ray lari masuk ke rumah dengan tawa yang amat di kesali oleh Benny yang mengejarnya masuk jua ke rumah nomor 208. Ray menghampiri bayi laki -laki Kakak perempuan angkatnya yang ikut Mama Jenny sejak Mama Jenny dan Papa Handoko Xu bercerai.
" Berry ." Sapa Ray menepuk lembut pipi gembul bayi Bernard yang berbaring lucu di troli bayinya.
Rumah nomor 208. Eve menemui temannya yang tinggal di seberang rumahnya karena temannya itu ingin meminjam buku paket biologi kepadanya dan tak sengaja ekor mata Eve melirik sekilas Ray yang juga meliriknya di depan warung milik Tante Jenny Wildan yang ternyata adalah Mamanya Ray.
" Hai , Eve." Sapa Lukas cowok dewasa usia tiga puluh tahun yang masih single dan pekerjaannya sebagai Guru Lukis di sekolah Smp nya Ziko Adik Eve.
" Hai , Kak Luk. Ada apa ya ?" Sapa balik Evelyn usai temannya masuk ke rumah seberang rumah nomor 208.
" Apakah Kamu ada waktu untuk temani Kak Luk pergi ke pesta ulang tahun teman gereja Kakak di hari lusa esok ? " Tanya Lukas yang ingin Evelyn menemaninya pergi ke pesta ulang tahun salah satu teman gereja nya.
Eve merenung sebelum memberikan jawabannya untuk Lukas yang menunggu jawabannya dengan sabar. Namun ,sekonyong -konyong Ray datangi mereka berdua dan berkata.
" Hei , bocah apakah Kau sudah pikun kalau hari lusa esok kau ada urusan denganku sesuai janji mu di wa ku? " Ray mengambil ponsel Evelyn dan menunjukkan ponsel di hidung Eve yang langsung mundur dengan otomatis.
" Wa ku ? Kapan ? " Tanya Eve terbelalak matanya kepada Ray yang tak menghiraukannya melainkan bicara kepada Lukas Kakak tiri Ray dengan nada lugas sekali.
" Maaf , Kak Lukas. Anak ini janji akan menemani ku untuk mencari buku novel yang saat ini sedang populer di mana -mana." Kata Ray menatap Lukas yang merasa kecewa sekali di wajahnya namun Lukas tetap bersikap dewasa dan tenang.
" Ah , ya sudah ,tak apa..Maaf ya dan makasih ya Eve atas kesediaan waktu mu di petang hari ini untuk kakak Lukas." Kata Lukas kepada Evelyn di depannya .Lalu , Lukas berjalan lesu ke rumahnya di rumah no 205.
Eve mengangkat wajahnya memandang Raymond yang tersenyum -senyum manis seakan -akan tak ada rasa bersalah sedikitpun telah menipu Lukas dan membuat hati Eve merasa tak enak kepada Lukas yang begitu baik kepada keluarga Evelyn selama ini.
" Kau kenapa memandang ku seperti itu ? Apakah ada sesuatu yang aneh di wajah tampanku yang limited edition ini ? " Tanya Ray menatap lekat -lekat sepasang mata indah Evelyn.
" Iya..Kau seperti orang dungu yang mencari teka -teki silang untuk sesuatu yang kau ingin cari sendiri dan tidak satu orang pun yang mengerti dirimu sehingga kau ingin semua orang tahu kau itu seorang yang persis seekor kelinci yang lari kalang kabut di tengah kabut hujan di malam hari atau di pagi hari sekali." Jawab Evelyn nada halus yang menyatakan bahwa Eve merasa empati pada Raymond yang maju selangkah untuk lebih dekat pada Eve.
"Begitukah menurut penilaianmu tentang diriku ini , gadis kecil ? " Tanya Ray menundukan wajah begitu dekat dengan wajah mungil dan manis Eve.
Bersambung..!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ𓆉︎ᵐᵈˡ❤️⃟Wᵃf⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀ᶫᶦᵃ
wkwkwkwk Lukas dan Ray sama² lagi berebut eve.
berarti masih mending keluarga mama jeni, lebih bersahabat bangsa
2022-11-02
0
viernn
Lukas suka sama eve kah
2022-08-16
2
🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ
diri mu saja ya benny sma agnes ...biar jdi kaya dadakan gitu beny🤭🤭 cemburu ni ray melihat ada yg dkt sma eve🤭🤭
2022-08-11
4