Raymond menggandeng tangan Delia keluar dari rumah kediaman Daddy Handoko Gilberto Xu yang berada di Singapura. Pemuda ini pun tak hiraukan teriakan Daddy nya yang berang melihat betapa angkuh dan keras hati di milikinya.
" Ray , Kau dengar ya ? Apakah kamu mampu untuk hidupi adik mu dengan modal keangkuhan mu itu ?! " Teriak Handoko Gilberto Xu dari dalam rumah mewah itu.
" Aku pasti mampu." Kata Ray dengan teguh.
Di sepanjang jalan menuju ke bandara. Raymond tidak pernah berhenti mengelus -elus lembut adik perempuannya yang mengalami sedikit lebih unik di bandingkan anak perempuan remaja lainnya.
" Kakak , Delia haus." Kata Delia mengangkat dagu Ray.
" Ya , ayo kita pergi ke taman sana..Ada air untuk kau minum sebelum kita naik pesawat untuk kita bisa memulai hidup kita yang baru dan lebih baik untuk mu." Kata Ray mengajak Delia menuju ke taman dekat bandara Internasional Chang I.
" Tak mau. Delia mau minum air teh hangat." Kata Delia menolak untuk minum air di pancuran taman dekat bandara Internasional Chang I.
" Kafe itu ? "
" Iya..Kakak bawa uang atau tidak sih saat kita keluar dari rumah Daddy ? "
" Bawa dong.Gak mungkinlah Kakak gak bawa sedikit uang yang kakak dapatkan dari hasil kerja kakak di perusahaan Daddy yang notabenenya itu milik Akong." Jawab Raymond memperlihatkan dompet isi kartu bank kepada Delia.
" Ada isinya ,gak ? "
" Ish..Kakak udah cek dengan teliti. Duitnya ada dan mereka gak kan bisa bobol dompet kakak tanpa izin Kakak yang udah cesan dengan Akong dan Ama." Jawab Ray menghibur Delia.
" Baiklah..Delia percaya pada keunikan Kak Ray di bidang mencari uang tanpa bantuan Daddy." Kata Delia mengangguk kepala dengan senyuman yang menyemangati Ray.
" Makasih ,Dik."
Ray membayar secangkir teh hangat dan roti isi ham di kafe dalam bandara untuk Delia. Namun, Ray tidak membeli makanan dan minuman untuk dirinya sendiri karena Ia harus menghemat uang di sakunya untuk kehidupan selanjutnya yang akan di jalaninya nanti di Jakarta.
Pandangan mata Ray terarah kepada satu titik di kejauhan saat Ia memikirkan bagaimana cara dia mendapatkan pekerjaan sesuai skil dan sekolah nya.
" Hmm..Apakah Gue harus minta tolong Andri untuk menerima Gue kerja di kantor nya ,ya ? " Ray berpikir.
" Gue sudah harus mulai mencari cara dan jalan hidup Gue sendiri .Untuk Gue buktikan kepada Dad kalau Gue mampu hidupi diri Gue dan Adik Gue di negeri orang." Tekadnya di dalam hatinya.
Sekolah Pelita Harapan, Tangerang.
Segerombolan anak -anak Smu berjalan keluar dari gedung sekolah tingkat Internasional yang termasuk sebagai salah satu sekolah terbaik di Kota Tangerang. Terlihatlah , di antara mereka itu ada Evelyn yang berjalan bersama dengan anak laki -laki sebayanya yang terlihat begitu akrab dan bersahabat dengan Evelyn.
" Eve. Gimana kalo kita pergi lunch dahulu di kafe seberang ? " Ajak cowok itu dengan senyum yang manis kepada Evelyn.
" Emm ,gak deh , Sya. Aku di minta mama ku untuk segera pulang ke rumah untuk jaga adikku yang sedang sakit sepulang dari sekolah nya adikku di siang ini." Kata Evelyn yang menyetop motor ojek yang mangkal di depan gedung sekolahnya.
" Eits..Kau ini pergi ke sekolah bareng Aku ' Kan ? Kok ,napa kamu pulang ke sekolah naik ojek ? " Asya menahan Evelyn dengan cepat sebelum Eve naik motor ojek.
" Gak enak dong. Pergi ke sekolah tadi pagi udah gratis. Masa ,pulangnya juga Aku gratis lagi ? " Eve menepis halus tangan Asya yang menahan nya naik motor ojek yang sudah menunggunya.
" Ish , untuk mu gratis seumur hidup juga gak apa bagi ku." Kata Asya sendiri usai motor ojek yang membawa Evelyn dari depan gedung sekolah telah menghilang begitu lincah dari pangkalannya di depan gerbang gedung sekolah Pelita Harapan.
" Itu sih maunya di kau , Sya. " Ujar gadis kuncir ekor kuda yang mencibir Asya.
" Trus mau kamu apa ? " Tanya Asya judes sambil berjalan menuju ke mobil merk Avanza hitam di parkiran halaman gedung sekolah.
" Ya , Aku mau Kamu melirik Aku bukan Eve yang mungkin selamanya gak bakal ada rasa dengan cowok manapun. Dia itu agak gini " Jawab gadis kuncir ekor kuda menaruh satu jari telunjuk kiri melintang miring di dahi dengan nada mencela Eve kepada Asya.
Asya menjambak ekor kunciran gadis itu dengan kasar sampai gadis itu menjerit -jerit kesakitan dan pedas di kulit kepalanya. Asya mendeliknya tajam.
" Dengar ya ? Elo gak ada level nya di bandingkan dengan Eve di segi moralitas meskipun Elo jauh lebih berada dan punya dari dia .Dan , satu lagi Gue gak bakal lirik Elo , Salsa Margareta." Kata Asya tajam kepada Salsa Margareta gadis kuncir ekor kuda yang berlinang air mata karena sakit dan pedasnya tarikan kuncirannya oleh Asya.
Perumahan Anyelir , Tangerang.
Evelyn turun dari motor ojek di depan gerbang rumah nomor 208 dengan ceria sekali. Ia berjalan dan memoloskan jarinya ke lubang kunci pintu gerbang rumah itu untuk mengetuk gembok yang tergantung di gagang pintu gerbang agar tanda Ia pulang sekolah terdengar oleh Mamanya atau jua Adiknya.
Trek..!!
Trekk..!
Trekk..!
" Eve.." Panggil seseorang dari belakang punggung Eve.
" Ya..? " Otomatis Eve menyahut dan menengok cepat ke belakangnya dan terkesiap melihat Ray berdiri dengan kedua kaki terpentang lebar dan sok gaya laki -laki banget.
" Oi , kok bengong sih lihat Aku ada di sini ? " Sapa Ray mencubit cuping hidung Eve.
" Lho kok situ ada di sini ? Perasaan baru kemarin kami bye -byean ? " Eve bertanya dengan santai dan cuek kepada Ray yang segera mendung di raut wajahnya.
" Mmm tak suka ,ya kalau Aku ada di sini ? " Tanya Ray menautkan kedua alis hitamnya kepada Eve.
"Eengg.."
" Eeng apa , neng ? Wa ku udah di lihat atau belum di hp mu ? " Tanya Ray menggigit bawah bibirnya dengan gugup kepada Eve.
" Wa ? Kapan Kau mempunyai nomor Wa ku ? " Tanya balik Evelyn selidik dengan jujur kepada Ray yang segera berbalik pergi ke rumah nomor 205 di mana berdiri seorang gadis remaja usia sebaya Ziko di depan gerbang warna hijau tua.
" Eh...Itu bukankah itu rumahnya Tante Jenny dan Oom Doni ? " Eve bingung Ray menekan bel yang ada di tembok samping garasi mobil dan dekat warung rumah no 205.
" Rumah ini rumah Mamaku. Jadi jangan Kamu sembarangan berpikir kalo Aku ingin mencuri satu bungkus rokok atau satu bungkus sachet kopi di gantung itu." Jawab Ray nada sedikit ketus dan dingin kepada Eve.
".."
Bersambung...!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ𓆉︎ᵐᵈˡ❤️⃟Wᵃf⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀ᶫᶦᵃ
ya ampun Delia kasian banget, hidupnya miris banget sih. padahal Delia tinggal bersama ayah kandungnya, tapi berasa kayak ayah tiri. justru yg sayang sama dia adalah si Abang
2022-11-02
0
viernn
Delia sakit apa?
2022-08-16
1
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
semangat ray,smoga kamu bisa sukses hidup di Jakarta,jauh dari keluarga.
2022-08-13
0