Rumah Sakit Internasional
Aksa mengepalkan tangan nya, karena sejak pukul setengah delapan ia berada di rumah sakit. Aksa sudah berjanji pada Mama nya, untuk mengajak Diva menengok Mama nya pagi ini. Tapi sudah pukul sembilan Diva tak terlihat batang hidung nya.
Walau sebenarnya bukan murni kesalahan Diva, Tapi Aksa merasa di remehkan oleh Diva. Bagaimana pun ia sudah terlanjur bicara pada Mamanya. Aksa tidak mau membuat Mama nya semakin marah pada Aksa.
Semenjak pertemuan dua keluarga kemarin, Aksa yang membawa Vania hadir di sana, membuat Mama Aksa kecewa.
Andini kecewa, ia juga kepikiran dengan persahabatan dengan mama Diva menjadi retak, membuat tensi darah Andini menurun. Karena kondisinya semakin lemah, Surya membawa Andini ke rumah sakit.
Selama di rumah sakit pun, Andini hanya mau di temani Ania, ia belum mau berbicara pada Aksa.
Karena merasa di acuhkan oleh Mama nya, akhirnya Aksa terpaksa menghubungi Diva.
Selama pertemuan mereka, sebenarnya memang tidak ada kata mufakat. Karena Diva menawarkan pukul delapan pagi, namun Aksa meminta saat itu juga. Pada akhirnya pertengkaran saja yang terjadi. Tanpa ada persetujuan, Diva meninggalkan Aksa begitu saja.
Dan sekarang Aksa menunggu Diva, ia dengan percaya diri, menunggu jika Diva pasti akan datang mengunjungi Mama nya, karena Aksa berpikir Diva adalah wanita penjilat. Wanita yang suka mengambil hati seseorang untuk mencapai tujuan nya. Pada akhirnya Aksa keliru, karena Diva sama sekali tidak datang.
Dengan geram ia menyuruh Alex sang Asisten pribadi, untuk menghubungi Diva.
" Maaf Tuan, Nona Diva sedang ada pemotretan. Untuk jadwal kosong nya hari ini, hanya pukul delapan pagi. " kata Alex memberitahukan pesan dari William.
" Sialan. Gadis itu benar benar mengabaikan aku. Perusahaan apa yang bekerja sama dengan nya, kirim datanya padaku. " ucap Aksa sambil berlalu melihat kembali Mama nya dari kaca pintu luar
Aksa melihat Mamanya terbaring, mungkin ia sedang tidur, karena Ania baru saja memberikan sarapan juga minum obat, kemudian Aksa memilih kembali ke kantor.
Sampai di kantor Aksa meneliti sejumlah perusahaan yang bekerja sama dengan Diva Lea.
" Ternyata Wanita itu cukup populer juga di kalangan pengusaha. Itu pasti karena dia memberikan pelayanan ganda. " gumam Aksa meremeh kan.
Aksa turun tangan sendiri mengacaukan karir Diva. Banyak Pengusaha yang mau di sogok dengan uang agar tidak menggunakan Diva Lea sebagai Brand ambassador nya. Namun tidak sedikit juga yang menolak dan bersikeras akan tetap menggunakan Diva, karena ia suka dengan cara dan penanganan Diva dalam mempromosikan produk mereka.
Siang ini William di pusingkan dengan banyak ponsel yang hampir bersamaan berbunyi, memberitahukan jika Hubungan kerja sama antara mereka terpaksa di batalkan.
Namun siapa sangka jika semua pembatalan itu justru membuat Diva bahagia. Karena itu tanda nya ia bisa beristirahat untuk seharian besoknya.
" Kamu itu niat kerja gak sih Div, kenapa rencana agenda untuk besok terpaksa harus batal, kamu malah justru terseyum bahagia. " protes William.
" Sudahlah Will, hidup itu perlu di syukuri. Aku tahu ini semua ulah siapa. " ucap Diva sibuk bermain ponselnya
" Ulah siapa?? Memang kamu pikir, ada seseorang di balik semua ini? " tanya William tak mengerti
" Memang ada perusahaan yang mau rugi, dengan membayar pinalti tanpa mendapatkan keuntungan apa apa? " Ucap Diva
William seolah berpikir, memang benar, pada dasarnya jika akan memutuskan kerja sama sepihak diantara keduanya, maka harus membayar pinalti sebanyak tiga puluh persen dari gaji yang di terima. Itu tandanya, walau ia tidak bekerja ia masih mendapat uang gaji. Yang pasti, jika bukan karena ada sesuatu, tidak mungkin Perusahaan melakukan jalan yang merugikan pada Perusahaan nya.
" Menurut mu, memang siapa yang bisa melakukan hal seperti ini. " tanya Wiliam
" Kamu akan lihat sendiri. Jika ia sudah lelah bersembunyi pasti dia juga akan keluar dengan sendirinya. " jawab Diva enteng.
Semakin hari jadwal pemotretan Diva semakin berkurang, ia menjadi lebih sering punya waktu luang.
" Will, aku rasa aku sudah bisa menerima tawaran syuting. Apa ada sebuah film yang menawari masuk? " tanya Diva saat William masuk di apartemen miliknya.
" Ya... Ada film bertajuk romantis. Apa kamu nyakin bisa masuk?? " tanya William
" Tentu saja. Aku lelah harus tiduran sepanjang hari. " jawab Diva santai.
William masuk, lalu ikut duduk di samping Diva yang sedang malas malasan.
" Diva.... Ada berita gawat. " ucap William saat membuka sebuah email
Diva mendekati William yang sedang menatap laptop miliknya.
" Kenapa?? " tanya Diva
" The Grace Jewelry memutuskan kerja sama antara kita. Kita sudah tidak menjadi Brand ambassador lagi. Lebih mirisnya, kamu di keluarkan oleh pemegang saham pengendali. " kata William
Diva mengerutkan keningnya, seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana tidak, The Grace Jewelry anak Perusahaan perhiasan yang sudah ia usung namanya di kalangan selebritis. Bahkan Diva menjadi pemegang saham tiga puluh persen di Perusahaan tersebut. Namun sekarang Perusahaan tersebut secara sepihak, mengeluarkan dirinya dari daftar pemegang saham begitu saja. Hanya uang yang mereka berikan sebagai kompensasi, tanpa ada pertemuan secara baik baik terlebih dahulu.
" Baiklah, karena mereka sudah berani menebar genderang perang, mari kita layani. Tidak baik jika kita tidak menyambut nya. " ucap Diva masih santai
Wiliam menatap tak mengerti maksud arti ucapan Diva.
" Kamu hubungi The Glory Company, aku dengar mereka sedang melelang Perusahaan nya yang sudah bangkrut.Tawarkan harga tertinggi, Aku akan merintis memulai karir bisnisku dari sekarang. " ucap Diva
" Kamu tenang saja. Aku punya rencana bagus untuk kemajuan karirku, kamu cukup lakukan apa yang aku ucapkan. " ucap Diva mengerti jika Wiliam masih tidak mengerti arti dari ucapan nya.
" Sejak kapan kamu mau berbisnis muda, bukankah kamu akan terjun ke dunia bisnis jika sudah berumur tiga puluh tahun, dan istirahat setelah umur empat puluh tahun? " tanya Wiliam
" Sejak aku mulai dianggap remeh oleh mereka. " jawab Diva angkuh
Setelah Wiliam mengurusi semua pekerjaan, Pihak Glory Company menerima tawaran itu, sehingga The Glory Company diakuisisi oleh Diva.
The Grace Jewelry mulai melambungkan namanya sejak Diva menjadi pemegang saham di perusahaan tersebut sekaligus menjadi bintang Brand ambassador dari perusahaan The Grace Jewelry. Namanya meroket jauh diatas The Glory Company. Sampai The Glory Company benar benar sudah tidak mampu lagi berdiri Sekarang ini.
Hari ini Diva sengaja mengunjungi Perusahaan barunya.
Diva menyuruh William mempersiapkan fotografer ternama, juga tempat yang akan di gunakan dirinya mempromosikan Produk perhiasan miliknya. Diva berjanji akan turun tangan sendiri, karena ia percaya, Perusahaan nya, bisa bangkit jauh di atas The Grace Jewelry. Seperti sekarang dia sendiri yang menjadi model Brand ambassador nya.
" Selamat datang competitor..... Mari kita bersaing, sejauh mana Anda meremeh kan kemampuan saya !! " gumam Diva setelah membaca berita The Grace Jewelry telah di akuisisi oleh Aksara Widana Pratama.
Plissss Like, komen kalian ya.. Muach 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
🐈"€£! S@",,, P,,,
GO Diva,,,, kamu emng keren,,, mematahkan asumsi bahwa tidak semua mencari jalan pintas untuk memuluskan karier
2022-07-06
2
Pramita K
kereeeennnnnnn 👏👏👏👏👏
2022-06-14
3