Satu minggu sejak pertemuan itu. William memberi tahukan pada Diva, jika Aksa membuat janji ingin bertemu.
" Bagaimana Diva? Kamu mau menemui atau tidak?? " tanya William
" Ada waktu kosong tidak? " tanya Diva asyik meminum coffe latte yang di buat William tadi.
" Ada satu jam sebelum pemotretan JK Bag. Setelah itu kamu masih ada pemotretan satu lagi dari DnD Fashion. " kata William melihat jadwal padat Diva
" Satu jam saja ?? Baiklah, aku coba temui. Tapi kamu harus bersamaku. " jawab Diva
" Kenapa ?? Diva Arsyad punya rasa takut juga ?? " ucap William meremehkan
Diva langsung melotot pada Wiliam.
------+++++++++++++-------------
Sampai di sebuah Restoran Elite, Diva memasuki sebuah Private room, Diva duduk di kursi meja yang sama dengan Aksa.
Diva merasa jengkel, karena dengan angkuhnya Aksa duduk tanpa ada niatan menyapa, atau setidaknya berdiri sebagai basa basi menyambut kehadiran nya. Aksa masih duduk dengan raut wajah dingin, menatap Diva.
Diva meletakan Tas jinjingnya Hadiah dari Brand Ambasador nya. Jika dilihat harganya, setara dengan mobil Alphard. Namun Diva mendapatkan secara cuma cuma.
Merasa di remehkan, Diva merasa tidak terima, akhirnya membalas dengan keangkuhan pula.
" William, sepadat apa jadwalku hari ini. Jika di sini hanya duduk tak berguna, untuk apa kita kesini, membuang waktu saja. " ucap Diva pada Wiliam karena Aksa hanya diam dan menatap Diva saja.
" Maaf Tuan, jadwal Nona Diva siang ini sangat padat. Bisa di jelaskan apa maksud pertemuan ini ? " tanya William mengerti maksud Diva
" Bilang padanya, Jika bisa.... garis besarnya saja. Kita tidak punya waktu. " ucap Diva lagi
" Ibuku sakit. Aku ingin kamu datang menjenguknya. " ucap Aksa dengan menatap Diva
Sejenak pandangan mereka bersirobok, namun kemudian Diva memutuskan pandangan.
" William kapan jadwal kosong ku? " tanya Diva, masih dengan sombong. Diva ingin memperlihatkan pada Aksa, jika dia juga tidak tertarik dengan perjodohan ini. Diva takut, Aksa beranggapan jika Diva ikut terlibat dalam menentukan perjodohan ini.
" Besok sebelum pukul sembilan. Tapi kamu bangun selalu jam tujuh, bisa di bilang kamu hanya punya waktu satu jam saja." jawab William
" Baiklah, besok pukul delapan aku akan menyempatkan waktu untuk menjenguk nya. Cukup? Atau masih ada pertanyaan lain. " jawab Diva
" Sekarang !!! " ucap Aksa
" Maaf Tuan, jika sekarang Diva tidak bisa. Setelah ini Diva ada pemotretan lagi. " jawab Wiliam
" Aku membayar lebih untuk ini. Aku bahkan akan membayar pinalti jika itu di perlukan. " jawab Aksa tanpa ekspresi
" Maaf Tuan Aksa Widana Pratama. Jika Anda berkenan besok saya akan menjenguk. Jika tidak mau, maaf saya tidak bisa. Saya Aktris yang menjunjung tinggi pekerjaan. Bukan masalah bayaran lebih tinggi, tapi cara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang saya utamakan. Saya lebih dahulu membuat janji dengan Perusahaan, itu tanda dialah yang lebih dahulu saya utamakan. " jawab Diva
" Jangan sok pintar dalam menyampaikan pendapat, melihat dari gaya bicaramu, seolah kamu orang berpendidikan. Tapi setahuku kamu begitu murahan menjajakan tubuhmu pada para Sutradara agar menaikan rating dan popularitas mu. " ucap Aksa santai. Karena dalam pikiran Aksa, bagaimana mungkin, model yang baru tumbuh satu tahun saja, sudah bisa melambung kan nama melebihi aktris papan atas.
Justru William yang tidak terima dengan ucapan Aksa. Wiliam akan menghajar Aksa, karena tersinggung dengan ucapan yang merendahkan Diva. Namun Diva melarang, dengan memperlihatkan telapak tangan nya, bertanda jangan.
" Terima kasih atas penghinaan Anda Tuan Aksa. Saya sangat terkesan. Tapi apa perlu saya memberitahukan prestasi saya, agar tidak menimbulkan fitnah. Diva Lea Arsyad lulusan Stanford Management, dan magister S2 hanya dalam kurun waktu lima tahun. The best actress Di FFI Award. Ratu red carped selama masuk dalam dunia entertainment. " Dan masih banyak penghargaan yang saya capai. Jika untuk naik ranjang Sutradara?? Ucapan itu.... aku rasa lebih cocok untuk kekasih Anda, untuk memperluas jaringan bisnis, memanfaatkan Anda sebagai bidak catur nya. " jawab Diva
" Jaga mulut mu. Vania bukan wanita seperti itu. Dia wanita mandiri, memperoleh prestasi dari kerja keras nya. Dia mengandalkan kemampuan, bukan hanya mengandalkan wajah seperti kamu. " jawab Aksa penuh penekanan
" Percaya syukur. Tidak percaya .... Pergilah ke jurang !!! " ucap Diva sambil berdiri. Diva meraih tas jinjingnya dan berbalik badan begitu saja.
Aksa mengepalkan kedua tangan nya erat. Ada aura dingin menyelimuti wajahnya. Dengan penuh kebencian, ia menatap Diva yang melenggang meninggalkan diri nya tanpa permisi.
" Bagaimana Will ?? Aktingku sangat memukau bukan?? Aku tahu Aksa pasti kalah telak. " ucap Diva terseyum kemenangan melihat aura kemarahan di wajah Aksa.
" Bagus. Untuk kali ini aku memujimu. Aku nyakin putaran FFI Award tahun depan akan menjadi milikmu lagi. " ucap William hanya melihat Diva dari kaca spion mobilnya, karena dirinya sedang mengemudi.
Setelah menimang ucapan Aksa, Akhirnya Diva mengambil keputusan tidak akan menjenguk Andini ibu Aksa. Diva memang sengaja, ingin menjaga jarak pada keluarga Aksa agar tidak terjadi kedekatan, yang pada akhirnya akan menimbulkan tali perjodohan berujung pemaksaan, seperti di novel novel yang ia baca. Diva tidak mau jika keluarga Aksa menyukainya, akhirnya akan bersikeras menjodohkan mereka. Dan pada akhirnya Aksa akan membuat perjanjian kontrak menikah. Yang nanti, Diva akan mendapat tekanan dari Aksa.
Diva bergidik membayangkan lamunan nya. Yang pada akhirnya di kaget kan oleh William.
" Hey... cepat turun. Kenapa kamu kejang kejang seperti orang epilepsi begitu?? " tanya wiliam yang sudah membuka kan pintu mobil untuk Diva.
Diva hanya bersungut mendengar penuturan Wiliam. Dia segera beranjak turun dari mobil nya.
Diva menjalani pemotretan sesi keduanya. Untuk bulan ini Diva masih kosong tidak ada syuting. Bukan tidak ada tawaran, tapi karena Diva menolak tawaran itu, untuk syuting bulan ini. Diva hanya menerima sesi pemotretan iklan Branding saja. Karena memang Diva tipikal Aktris pemilih job.
Pukul lima sore Diva selesai melakukan pemotretan. Walau hanya cukup memberikan senyum dan berganti ganti pose, ternyata kegiatan ini cukup melelahkan bagi Diva.
Diva akan pulang, ia membuka pintu mobilnya, terlihat sebuah box besar, ada di jok belakang samping ia akan duduk.
" Apa itu Will ?? " tanya Diva dengan mengamati barang itu sebentar.
" Hadiah dari Steven. Dia bilang tidak mau menganggu sesi pemotretan mu. " jawab William
" O...... " jawab Diva singkat
" Aku rasa Steven tulus mencintaimu Diva. Sudah berapa hadiah yang kamu onggokan begitu saja di Apartemen mu? " kata Wiliam
Diva tidak merespon ucapan Wiliam, ia justru membuka ponselnya dan membuka akun Instagram pribadi miliknya.
" Steven Pria yang baik, humble, Tampan. Tapi kenapa kamu sama sekali tidak tertarik dan memberinya harapan. " ucap William lagi
" Diva ??? Apa kamu mendengar ku? " tanya William agak sedikit berteriak.
" Ya, Aku mendengar mu. Steven Pria yang baik, humble, tampan. Kenapa tidak kamu saja yang menjadi pacarnya. Aku rasa kalian cocok. Steven yang baik dengan Wiliam yang banyak bicara. " jawab Diva santai masih dengan menatap layar ponselnya, tanpa niatan sedikit pun melihat kearah spion dan menatap ekspresi William.
Sedangkan William memilih diam, dia hanya bisa menatap Diva dari kaca spion dengan jengkel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Pramita K
ketawa sendiri bacanya 😂😂
2022-06-14
5