Ibu muda tanpa suami telah bersulap diri kian bersinar dan cemerlang bak pualam. Memantul-mantul diri di cermin dan berlenggak-lenggok sekelas model sempurna nasional. Hanya satu sayangnya, dia sama sekali tidak terkenal.
Eril, Sterillia Diajeng tengah bersiap untuk menghadiri sebuah wawancara super penting sore ini. Setelah mengirim biodata lengkap di situs dan alamat email pada iklan yang sehari lalu dibaca, eril langsung tersambar panggilan maraton dan diperintah untuk datang wawancara esok hari. Dan saat inilah sore hari yang telah disepakati bersama pengiklan kemarin itu.
Dengan modal pas-pasan yang terakhir dan sedikit tambah sumbangan dari teh Sulis, Eril nekat pergi masuk salon guna menserviskan dirinya. Dan seperti itulah penampakan hasil sulap tangan dari para bambang alay di salon padanya. Penampilan Eril berubah glowing maksimal dan totalitas meresahkan.
Eril yang biasa nyaman dengan sarana dua kaki, juga angkot, dan paling bergaya adalah ojek pangkalan, kini sedang membuat terobosan baru dengan membuat janji temu bersama seorang sopir dari GoCar.
Ciiiiiit,,,!
Suara decit keras ban mobil yang direm mendadak di aspal licin sehabis hujan, pertanda penjemput Eril telah tiba. Gaun sensual setengah berkelas itu sedikit disingsing sebagai pemantas dan formalitas. Sebab gaun yang dikenakan telah sebatas paha, kira-kira setengah jengkal dari lutut.
"Tujuan mana, mbak cantik?" sopir gocar mendongak Eril dari spion di atasnya.
"Kan daerah xx di Jakarta xx, mas. Udah kukasih cuplikan alamat ke hape masnya, kan?" Eril memprotes tapi tidak keras.
"Iya mbak,,memang sudah. Tanya doang, biar keluar suaranya,," sopir itu senyum-senyum mengurangi rasa dosa.
"Emang masnya lagi testing suara di mikropon?!" Eril sewot menjeling.
"Kalo mikroppon ya harus dipegang, mbaak," sopir menyahut suka-suka.
Eril membungkam, takut jika sopir alay akan bicara menjalar ke lain jurusan. Tentu saja dirinya keberatan.
Sopir berambut lidi itu kembali mengintip dari tolehan kepalanya ke belakang. Mendapati si penumpang sedang mencibir cantik mengacuhkan.
"Iya dah mbaaak. Kita meluncur otewe kencang, pegang yang erat ya mbaaak,,!!" sopir muda yang mungkin anak kuliahan itu dengan santai menambah daya tempuh tanjakan tiba-tiba, padahal jalanan begitu lurus dan landai.
Gondok juga si penumpang cantik pada sopir alay di depan. Cara jalan dia tak ubahnya dengan naik motor dari abang ojek di pangkalan. Padahal milih gocar agar perjalanan terasa aman dan jauh sebentar dari rasa jantungan.
Sopir alay memutar dvd usb di mobil. Musik mengalun lembut memenuhi ruangnya. Penumpang cantik mulai terbuai dengan lirik dan nada lagu dari penyanyi legendaris kawakan grup koes plus. Entah kenapa begitu tak sesuai, antara gaya si sopir muda yang alay dengan putaran lagu jadul grup itu. Bahkan sangat luwes saat sopir alay berlagak gaya duet vokal bersama.
Ciiiiit...!!
Jedaduk..!
Si penumpang sedang terpental punggung sebab tak menduga sopir akan berhenti tiba-tiba.
"Sudah sampai dengan aman dan selamat di zona sasaran mbak cantiiiiik,,!" sangat bangga sekali si sopir sesumbar.
Mendesah geram si penumpang, dirinya yang buta akan wilda alias wilayah dan daerah, tentu tak siap saat sopir alay menyandar mendadak. Alhasil punggung dan kepala terhentak keras di kursi. Meski sudah bersafety belt, saat begitu tentu saja tak berguna. Aman dan selamat ala somalia..?! Busung lapar sih iyaa..
"Astaga bonar, mbak! Lagi nggak punya kembalian,,! Kuhutang saja dah mbak, kapan-kapan naiklah aku! Bakal dapat potongan ditumpangan berikutnya,,!" sangat tak bersalah si sopir alay menyampaikan aibnya.
Padahal kembalian yang seharusnya masih beberapa lembar ungu itu akan sangat berguning bagi Eril. Dan terpaksa rela tapi tidak ikhlas saat mobil berlalu dengan sopir yang terus melambai padanya. Bahkan sopir alay itu masih punya muka memberi kiss bye konyolnya barusan.
Tap..Tap..Tap...Tap...
Meski sepatu cantik masih hanya membentur trotoar, bunyinya sudah sangat meyakinkan. Melenggang pelan sebab ragu, mendekati sebuah pagar yang lengang. Kembali yakin saat menangkap kelebat satpam di pos jaga tiba-tiba.
"Selamat sore! Assalamualaikum!" Eril menyapa bersamaan wajah satpam yang menyembul di pintu.
"Wa'alaikumsalam,,!" jawab satpam sembari keluar.
Percakapan pun terjadi. Satpam telah mencatat inti dari KTP Eril serta keterangan tinggal sementara. Bersiap jika tamu cantik yang datang itu berubah jadi orang jahat tiba-tiba. Berfikir segalanya akan beres dengan catatan informaai mengenai data diri sang tamu.
Si tamu kembali melenggang dengan bunyi antara adu sepatu dengan aspal perumahan yang mulus. Sambil mata menyapu setiap rumah mencari nomor yang telah dikirim padanya kemarin.
Perumahan terbagi menjadi dua bagian. Blok dengan gaya rumah modern sederhana dan blok rumah yang bergaya super modern serta elite nan mewah.
Rupanya ke blok pertamalah Eril diarahkan oleh cuplikan alamat lengkap di ponsel. Rumah modern sederhana bernomor 31 yang sangat dicari, telah jelas terpampang kaku di depan. Menarik nafas guna menambah percaya diri telah ulang kali dilakukan. Kakinya bergerak maju menembusi pagar yang menganga lebar terbuka.
Beberapa wanita berdandan perfect nampak duduk gelisah memandang menyambut kedatangan Eril bergabung. Saling melempar senyum dengan hati menilai dan membandingkan penampilan diri masing-masing antara satu sama lain...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
M akhwan Firjatullah
Thor ini novelnya romkom ya lucu lucu gimana gitu mirip" si kacung
2022-11-13
1
Bunda Nian
Akhir nya,,,,,
Berlanjut juga ya thor....
2022-09-26
1
As Lamiah
pokoe eril pede abis lah 😁🤭 semangat tour semoga sehat selalu 😘🤗
2022-09-26
1