Gadis cantik dengan riasan dan pakaian sederhana, nampak enerjik berjalan cepat di trotoar Jakarta. Sedang membawa bungkusan berisi beberapa bok makanan yang sepertinya buru-buru. Sesekali berkelit, menghindar dari bertubrukan atau bergesekan saat berpapasan dengan sesama pengguna jalan dari arah berlawanan.
Langkahnya membelok pada area pertokoan yang ramai. Menuju minimarket Alfamart di sudut pertokoan. Rupanya gadis itu sedang mengantar makanan yang dipesan oleh beberapa pegawai Alfamart, melalui iklan yang diunggah pada media online miliknya.
Eril, nama gadis itu, sedang mencoba peruntungan dengan berjualan makanan online di sekitaran rumah yang disewanya. Eril adalah pendatang dari kota Surabaya. Dan hampir setahun belakangan ini, berpindah dan tinggal sementara di Jakarta. Selain mengadu nasib, Eril menyimpan satu tujuan yang membuatnya nekat mendatangi ibukota metropolitan, Jakarta.
"Total berapa, kak?" gadis kasir bertanya sambil menerima bungkusan bok dari Eril.
"Lima kotak, seratus ribu, kak..!" Eril menjawab jumlah total yang harus dibayarkan dengan bersemangat.
"Oke.. Ini..Terimakasih udah ngasih free ongkos kirimnya, kak. Semoga order yang didapat makin banter..!" gadis kasir tersenyum manis mengulur selembar ratus ribuan pada Eril.
"Sama-sama...terimakasih juga, kakak!" Eril melambai, bergegas keluar dari minimarket cepat-cepat. Berkejar waktu dengan para pelanggan berikutnya. Hari ini pesanan online yang masuk di media sosial onlinenya cukup ramai. Gadis itu sangat bersemangat karenanya.
Braakkk! Dubraakk!
Bersamaan bunyi itu, Eril telah berjongkok di tepi jalan sambil menutupi wajahnya. Lalu diturunkan pelan-pelan telapak tangannya. Dilihat ke arah asal suara nyaring tadi yang sekarang telah dikerumuni banyak orang. Eril berdegup, mungkin dirinyalah penyebab kerumunan orang itu. Mudah-mudahan tidak ada korban yang berarti.
Eril telah berdiri bersamaan dua orang lelaki yang datang ke arah tempatnya.
"Hai ..Deek! Kenapa tak berhati-hati saat menyeberang jalan?! Motorku menabrak gerobak donat milik bapak ini! Karena aku berusaha menghindar agar tak menabrakmu!" seorang bapak yang masih memakai helmet di kepala cukup bising memarahi Eril.
"Maaf ya pak..." Eril agak mengiba minta maaf, menyadari memang itu adalah sebab dari kelalaiannya.
"Minta maaf sih iya dimaafkan deek.. tapi ini ada urusannya. Gerobak donat milik bapak ini kaki-kakinya patah semua dan lihatlah, semua donat serta bumbunya semua tumpah ke jalan. Bagaimana itu deeek?!" bapak yang menabrak dengan sepedanya itu nampak pusing, bingung dengan jalan tengah bagaimana yang harus diambil.
Eril memandang pada arah gerobak yang masih terbalik. Memang dilihatnya banyak donat, meses, glaze serta aneka topping donat nampak tumpah ruah, menyebar di jalan sekitar gerobak ambruk.
"Kau harus mengganti kerugian jualanku hari ini, serta harga gerobakku yang rusak itu neng!" bapak penjual donat menumpahkan gundah biru hatinya pada Eril, gadis yang dianggap sebagai penyebab srnua musibah.
"Bukan gerobak donat saja, neng! Motor bapak juga bengkok, tidak bisa jalan lagi!" tambah laporan dari bapak pengemudi motor itu membuat Eril bertambah pening.
"Hu..hu...hu... Anting berlian yang baru ku beli juga hilang....jatuh entah kemana..sudah ku cari, tapi tak juga ku temukan..hu..hu.hu.." Seorang ibu-ibu sambil menangis ikut bergabung menambah aduan sebagai korban kehilangan perhiasan.
"Oh..Ibu ini sedang beli donat padaku saat kejadian itu, deek... " Aduh...Eril nampak memegangi kepalanya. Sepertinya akan pingsan saat mendengar berapa yang harus diganti ruginya dari klaim mereka bertiga.
Dua orang petugas kepolisian telah datang dan menjadi penengahnya. Mereka berempat telah dibawa bersama ke kantor polisi terdekat untuk mengambil kata mufakat bersama. Diakhir pertemuan, mereka semua bertanda tangan di atas materai. Dengan Eril menanggung beban mengganti kerugian serta kehilangan, sebesar seratus sembilan puluh lima juta rupiah untuk total ketiganya.
Meski dengan hati hampa dan pikiran kosong, Eril terpaksa menyanggupinya. Lebih baik dikejar hutang daripada dipenjara. Eril tak kan pernah bisa meninggalkan Evan lebih dari sehari pun. Evan, anak balita kesayangan, anak malang yang belum pernah punya ayah. Hanya darinyalah Evan mendapat perhatian dan merasakan kasih sayang. Jadi, Eril adalah single parent yang sangat penting bagi Evan.
****
****
"Erilll...naon tuh, mata sembab? Nangis?" teh Sulis membuka pintu dan menyambut dengan pertanyaan perhatiannya.
Teh Sulis adalah wanita paruh baya berasal dari Sunda. Yang diajak Eril untuk tinggal bersama di rumah sewa. Mereka telah tinggal satu rumah sudah hampir delapan bulan lamanya. Berawal saat Eril sering mengantar order makanan ke rumah teh Sulis. Saat-saat berakhirnya perjalanan rumah tangga teh Sulis bersama sang suami.
Dan akhirnya mereka berpisah dengan alasan teh Sulis tidak mampu memiliki anak di rahimnya. Sang suami telah memiliki wanita lain, dan teh Sulis memilih pergi dari rumah. Saat itulah Eril dengan tulus mengajak teh Sulis untuk tinggal bersama.
"Aku baru dapat musibah luar biasa, teh.." Eril telah melongok ke dalam kamarnya, sekedar memastikan bahwa balitanya tengah tertidur sangat pulas.
"Musibah apa tuh, Rill..?" teh Sulis ikut duduk bersebelahan dengan Eril, di lantai yang hanya beralas selembar karpet.
Eril bercerita pada teh Sulis dari awal kejadian, hingga berakhir dengan tanda tangannya di surat perjanjian ganti rugi. Eril juga menyebut total rupiah ganti rugi yang begitu besar, dan terpaksa telah disanggupinya.
Eril tidak menangis, ditahan sesak di dada tanpa menjatuhkan air matanya. Meski kali ini mendapat musibah yang luar biasa, setidaknya Eril telah biasa mendapat kesusahan hidup yang bertubi menyapa nasibnya.
Teh Sulis merangkul Eril dan menepuk-nepuk lembut punggungnya. Bermaksud ikut merasa kesedihan yang sedang Eril pikul.
"Semangat terus ya Rill.. Kuat dan sabar..jangan lupa itu. Semua masalah, pasti ada penyelesaian. Harus dilalui sambil berusaha mencari solusinya,,," teh Sulis mencoba menyemangati Eril dengan kata nasihatnya.
"Iya teh.. Terimakasih, teteh tetap ada untukku..juga buat Evan.." Eril membalas rangkulan teh Sulis dengan hati lebih lapang.
"Teh... Orderan berikutnya mana? Sudah siap antar belum?" Eril nampak kembali fokus pada aktivitasnya.
Tapi teh Sulis tak menjawab pertanyaan gadis itu. Nampak ada suatu hal yang sedang dipikirkan. Eril menatap heran pada teh Sulis yang sekarang justru sedang masuk dalam kamar.
Teh Sulis keluar lagi dari kamarnya dengan cepat. Membawa ponsel di tangan dengan wajah dihias sedikit senyuman.
"Rill..baca ini..Barangkali ingin nyoba.. Lumayan lho Rill,," teh Sulis menyodorkan ponsel pada Eril.
"Apaan tuh, teh?" sigap Eril meraih dan melihat tulisan di layar ponsel. Sebuah iklan yang menarik. Tapi berisi lowongan.. Lowongan cari istri. Eril akan tertawa, namun urung seketika saat dibaca jumlah imbalan yang tertera di pendapatan dalam iklan. Bagi Eril cukup besar, sangat berlebih jika untuk membayar ganti rugi. Wajah Eril berkerut serius, sepertinya tertarik untuk ikut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
M akhwan Firjatullah
Thor PO Yo anak e Ajeng kae anak e Ben to... pengen ku sih ngono Thor...tp piye carane yo
2022-11-13
1
Novelable uwwu
tak tinggali jejak -jejakku di kene thor..
2022-11-10
1
Elen Sonora Baganio
Thor semangat dong nulisnya.. sangat suka dgn karyamu😍
2022-11-04
1