Siang itu, Dona dan Kate memutuskan untuk makan siang bersama di kantin. Dona mengenal Kate dengan dekat baru sekitar 1 tahun ini, dan temannya ini adalah termasuk junior dalam perusahaan. Wanita itu baru join dengan perusahaan sekitar 2 tahun ini. Mereka akhirnya dekat, ketika Kate meminta bantuan Dona ketika wanita itu kesulitan meminta approval dari Pak Aiden.
"Akhir-akhir ini, aku jarang bertemu dengan Pak Aiden."
Kate memulai pembicaraan. Sepertinya memang pembawaan alami, seseorang yang bekerja di departemen HR biasanya akan mengetahui gosip-gosip terkini mengenai karyawannya.
Menyuapkan makanannya ke dalam mulut, Dona hanya mengangkat kedua bahunya. "Entahlah. Aku juga sepertinya memang sudah lama tidak berjumpa dengannya."
"Kapan kau terakhir kali menemuinya?" Kate bertanya dengan mulut sedikit penuh.
Mengernyitkan kedua alisnya, Dona meminum air mineralnya. "Hem... sebulan yang lalu?"
Pembicaraan mereka kemudian terhenti, ketika keduanya akhirnya berkonsentrasi pada makanan di depan mereka. Beberapa saat kemudian, Dona yang sedang memakan jeruk tampak memperhatikan Kate yang hanya mengaduk-aduk makannya sejak tadi. Sepertinya ada yang mengganggu temannya itu.
"Kau kenapa?"
Mendongak kaget, Kate hanya menggeleng pelan. "Tidak. Tidak ada apa-apa."
Mulai membaca ekspresi temannya, Dona terkekeh pelan. "Jangan katakan kalau kau naksir Pak Aiden."
Kedua pipi Kate yang memerah sudah menjawab pertanyaan tadi.
"Ti- Tidak..."
"Kalau kau naksir padanya, sepertinya sainganmu akan berat."
Kata-kata itu membuat Kate mendengus. "Ya. Aku tahu. Maksudmu si Michelle Green, kan?"
Dona semakin tertawa keras. "Ya. Orang itu."
Wanita itu melirik makanan Kate yang sudah tidak menarik lagi. "Kau sudah selesai? Lebih baik kita segera kembali ke ruangan sekarang."
Menatap piringnya tanpa selera, Kate pun mengangguk menyetujui.
Keduanya pun akhirnya mulai bangkit dari duduk mereka, dan berjalan pelan menuju lift.
Sambil menunggu lift, Kate menoleh pada Dona. Melihat situasi yang cukup sepi, wanita itu sedikit berbisik untuk bertanya. "Omong-omong. Apa kau pernah bertemu dengan Tuan Bass?"
Mengerjapkan matanya, Dona menoleh pada Kate. "Bass? Maksudmu Maximus Bass?"
Temannya mengangguk semangat. "Kau pernah bertemu dengannya?"
Maximus Bass adalah owner dari MB Company. Orang itu termasuk salah satu pengusaha muda yang cukup sukses di Eropa. Meski MB Company adalah perusahaan berbasis IT, tapi tangan-tangannya sudah menjelajah ke berbagai lini bisnis lain. Dari mulai transportasi, telekomunikasi dan terakhir, finance. Hal ini membuat perusahaan ini sudah menjadi decacorn company dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Dan sepertinya kurang dari 15 tahun, status hectocorn bukan hanya menjadi impian lagi.
Hal yang menjadi pertanyaan banyak orang, Maximus Bass hampir tidak pernah menampakkan dirinya secara publik selama ini. Untuk kegiatan yang melibatkan media, hampir selalu Aiden Brasco yang tampil di depan umum dan menjadikan pria itu seolah bayangan dari atasannya.
Banyak yang mengatakan kalau Maximus Bass berasal dari kalangan keluarga terpandang di Eropa. Tapi ada juga yang mengatakan kalau latar belakangnya tidak jelas. Yang pasti, keluarga Bass bukanlah keluarga yang cukup punya nama sebelumnya. Rumor ini tentunya membuat sedikit pandangan kurang sedap terhadap owner dari MB Company tersebut, tapi tampaknya hal ini tidak mengganggunya karena sampai sekarang pun, belum ada klarifikasi apapun dari pemilik perusahaan itu.
Satu hal yang pasti mengenai orang itu adalah bahwa rambutnya berwarna tembaga. Tapi hal ini pun masih belum jelas, mengingat orang-orang ini pun hanya pernah melihatnya sekilas saja atau dari belakang.
Intinya tidak ada yang tahu pasti mengenai fisik pria yang bernama Maximus Bass, kecuali bahwa usianya 37 tahun, belum menikah dan ia lulusan dari UCLA di Amerika. Selain itu, ia juga terkenal dengan kemampuan berbahasa asingnya. Dikatakan kalau ia menguasai bahasa Inggris, Italia, Jerman, Perancis dan Mandarin. Tapi lagi-lagi, hal ini masih sebatas rumor karena belum ada satu pun yang pernah berbicara langsung padanya terkecuali para pebisnis kelas atas.
Dan kembali, kalangan elite tidak akan suka bergosip dengan kalangan rendah. Jadi semua informasi mengenai mereka, hanya akan beredar di kalangan mereka saja. Sungguh disayangkan.
Memang sungguh sangat disayangkan, karena bahkan karyawan yang bekerja di bawahnya pun tampaknya belum pernah ada yang bertemu dengan dirinya. Mereka yang berkesempatan bertemu dengannya hanyalah para petinggi dan juga para programmer, karena Maximus langsunglah yang memegang project di MBC. Bahkan Dona yang sudah bergabung hampir 4 tahun belum pernah melihat ujung hidung pria itu.
Pertanyaan dari Kate membuat Dona menggelengkan kepalanya malas.
"Pertanyaan macam apa itu, Kate? Tanpa kau tanyakan pun, sudah jelas tidak ada satu pun karyawan di sini yang pernah bertemu dengan dirinya. Terkecuali Pak Aiden Brasco sendiri, petinggi lain atau pun programmer. Tapi kau tahu, kalau orang-orang itu adalah orang-orang soliter yang tidak suka bergosip."
Kate menepuk dahinya sendiri, menyadari keb*dohannya.
Pintu lift yang terbuka, membuat keduanya langsung masuk dan mengambil tempat di pojokan belakang.
Kembali menoleh pada Dona, Kate berbisik pelan pada temannya. "Apa kau tidak penasaran?"
Sedikit mundur karena lift mulai penuh, Dona menatap Kate di sampingnya. "Penasaran mengenai apa?"
"Mengenai owner kita itu."
Dona memandang ke depan dan menggeleng pelan, menjawab pertanyaan Kate. "Tidak."
Kepala Kate meneleng ke arah Dona dan alisnya berkerut dalam. "Sama sekali tidak?"
Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan tegas. "Sama sekali tidak."
Jawaban itu membuat Kate kecewa dan menyenderkan badannya ke belakang. "Wow. Kenapa?"
"Apa gunanya mencari tahu kehidupan orang yang tidak ada hubungannya dengan kita, Kate? Tidak ada gunanya sama sekali. Apalagi kita tahu, kalau kemungkinan besar kita tidak akan pernah bertemu dengan orang tersebut. Sama halnya dengan mencari tahu kehidupan seorang artis, tanpa pernah berkesempatan untuk bertemu dengannya. Menurutku, tidak ada gunanya sama sekali."
Lugasnya jawaban itu membuat Kate terperangah. "Kau orang yang sangat dingin, Don."
Komentar itu hanya membuat Dona tersenyum samar. "Aku hanya mengatakan kenyataan. Masih banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan, dibanding mencari tahu tentang seseorang yang tidak ada kaitannya dengan kita."
Benar. Saat ini fokusnya adalah untuk menemukan pelaku kejadian 5 tahun lalu. Orang yang telah membuat hidupnya porak-poranda. Meski ia telah tahu orangnya, tapi cara menjebloskan orang itu ke tempat yang seharusnya masih menjadi tanda tanya besar bagi dirinya.
Pemikiran ini membuat emosi Dona menjadi naik kembali, dan ia menggigit bibir bawahnya kuat.
Suara denting lift yang kencang membuat kesadaran Dona kembali. Sebisa mungkin, ia memasang ekspresi yang biasa ditampilkannya sehari-hari.
Sambil tersenyum, ia menoleh pada Kate yang masih tercenung.
"Ayolah Kate. Jangan terlalu kecewa seperti itu. Aku mungkin malas untuk mencari tahu, tapi bukannya tidak mau untuk mendengarkan gosip-gosip yang beredar di kantor. Kalau kau butuh teman untuk berdikusi masalah lelaki, aku bersiap untuk mendengarkan."
Dona tertawa mendengar perkataannya sendiri. Untungnya di lift hanya tinggal mereka berdua.
Sambil ikut terkekeh, Kate menggelengkan kepalanya. "Kau memang gila. Aku tidak tahu bagaimana bisa berteman dengan dirimu, Don. Kau seperti bukan wanita saja."
Melangkah keluar dari lift, Dona mengerling pada temannya.
"Oh temanku yang baik... Aku ini seorang wanita tulen. Hanya saja, memang belum ada pria yang mampu untuk membuat kewanitaanku bangkit selama ini."
Perkataan Dona, membuat kedua wanita itu terkekeh pelan.
Dan sepanjang sore itu, percakapan mengenai Maximus Bass sudah benar-benar hilang dari benak Dona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
another Aquarian
Anthony = Maximus Bass?
2022-07-30
0
catdoll_11
yok ditunggu updatennya yoookk...
2022-06-09
0