"Hadeeuuh Wira. Kamu koq lucu! baru kenal kemarin dan itupun akibat insiden tak sengaja, lah koq tiba-tiba ngajak menikah. Memang nya kamu sedang beli baju di pasar yang dapat di tawar," tukas Niken.
"Ya anggap saja begitu! saya memberi penawaran. Penawaran pernikahan," jawab Marvin dengan enteng nya.
"Maaf Wira, seperti nya ada yang salah dengan pemikiran mu! Mungkin lebih baik kamu istirahat di rumah saja. Sepertinya Anda mengalami cedera alat berfikir Karena pukulan keyboard kemarin," ucap Niken dengan melirik Marvin dan tersenyum mengejek.
"Pemikiran saya sehat koq. Justru otak saya saat ini sedang berada pada fase sehat sesehat sehat nya dan jernih sejernih jernihnya," ucap Marvin penuh keyakinan.
"Kalah jernih dong air mineral galon!" dengus Niken ketus. "Niken ayolah, please." air muka Wira penuh permohonan dan memelas. Wajah tampan nya terlihat menggemaskan.
"Wira! Kita tidak saling kenal. Alasan apa tiba-tiba ngajak saya menikah?" Ucap Niken dengan nada kesal.
"Ya memang mengapa jika tidak saling kenal? tidak ada yang salah kan? atau Nona Niken sudah memiliki seorang suami?" tanya Marvin penuh selidik.
"Belum!" jawab Niken jujur. "Bukan begitu Wira, masalah nya kita tidak saling mengenal, seluk beluk diri kita masing-masing. Bukan seseorang yang akan menikah harus penjajakan terlebih dahulu sebelum menikah? saling memahami dan mengenal misal nya menjalani hubungan seperti kekasih atau pacar, atau setidaknya Ta'aruf," tutur Niken
"Hehm...untuk apa pacaran! kalau akhir nya menikah juga? dan anggap saja, ini saya sedang melakukan Ta'aruf," ucap Wira santai dengan senyuman di sudut bibir.
"Aku hargai kejujuran serta keterus terangan kamu Wira! memang sih walaupun setiap orang yang pacaran tidak semuanya menikah dengan pacar nya. Tapi kan setidaknya kita harus saling mengenal satu sama lain.Terutama keluarga Kita! kita harus memperkenal kan diri kita kepada orang tua dan keluarga kita Wira," jawab Niken meyakinkan Marvin.
"Ku rasa tak perlu alasan seperti itu! yang menikah kan kita, atau kamu gengsi ya di ajak menikah oleh seseorang yang hanya seorang satpam?" tanya Marvin kembali.
"Oh tidak! tidak.. bukan itu alasan nya Wira!
huu, kamu koq tidak faham juga! namun jujur saya lebih baik menikah dengan seorang satpam yang mencari uang secara halal ketimbang menikah dengan Kalangan atas namun mencari uang dengan cara kotor." jawab Niken.
"Kalau begitu menikahlah dengan ku! tunggu apa lagi!" ucap Wira masih dengan penawaran nya. "Wira, tidak semudah dan sesimple itu untuk menikah," ucap Niken dengan nada kesal, karena Marvin tidak mengerti juga.
"Kata siapa? mudah saja koq jika di buat mudah. Hanya mengucapkan ijab dan qobul. Simple kan? lalu jalani saja sesudah itu," Ucap Wira lagi. Terdengar nyeleneh di telinga Niken.
"Ya ampun... ini orang ngajak menikah koq gampang sekali. Tidak berperasaan atau tak memiliki pikiran sih?" Hati Niken bergumam.
"Sudah lah Wira! silahkan Anda keluar dari ruangan saya, saya hendak kembali bekerja," ucap Niken dengan nada tetap sopan, ia tak mau emosi.
"Bekerja saja! aku mau istirahat di sini, akibat kamu tak menjemput ku, aku lelah harus naik ojol ke sini." ucap Wira cuek sembari merebahkan tubuh nya di sofa.
"Ya silahkan! tapi tolong, jangan mengganggu saya dalam bekerja. Saya butuh konsentrasi tinggi, untuk menggambar." ucap Niken, ia tidak berkeinginan mengusir Wira keluar karena hanya akan membuat nya tamabah stres dengan penolakan Marvin.
"Aneh! Perempuan koq milih nya arsitek, kalau perempuan tuh, desainer gaun, melukis, bukan menggambar gedung,"
Wira berkata seakan pekerjaan Niken ini tidak layak.
"Hem! terserah Tuan Wira berkata. Hoby dan kemampuan seseorang itu tak dapat di paksakan ke hal lain yang tidak ia kuasai," ucap Niken sembari berdiri dan berjalan menuju meja kerja nya.
"Ya bukan begitu! hanya aneh gitu, perempuan sukanya gambar gedung yang menurut ku ya rumit!" imbuh Marvin.
Niken tidak menganggapi ocehan Wira, ia kembali fokus pada laptop nya, ia serius dalam menggambar. Terlihat Wira tertidur pulas setelah sebelumnya terdengar ocehan dan nyanyian dari wira yang membuat Kantor Niken jadi berisik.
***
Pukul 9:30 pagi
"Hen. ayo berangkat sekarang, nanti client terlalu lama menunggu," ajak Niken pada Heni yang kala itu masih di meja nya.
"Mari Mbak, aku siapkan berkas nya sebentar ya," ucap Heni.
"Baiklah, aku juga ambil kunci mobil dan tas sebentar ya," ucap Niken. setelah di iyakan oleh Heni, Niken kembali ke ruangan nya.
Ketika ia hendak pergi, Niken baru sadar ada Wira yang tertidur pulas di sofa ruang kerja nya.
"Uuuhh bagaima ini? jika nanti ku tinggal marah marah lagi seperti tadi," batin Niken.
Huffff.. Niken Menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Udah gak usah di pandangi terus, calon suami mu ini memang keren dan ganteng sayang." ucap Wira, dalam keadaan mata masih terpejam
"Aih.. Wira! kamu sudah bangun ternyata," gumam Niken. "Shi, terlalu percaya diri ternyata kamu Wira. Maaf ya aku tak tertarik dengan wajah tampan mu!" ucap Niken ketus mendengar kepercayaan diri Marvin.
Wira yang mendengar kata kata Niken maka ia pun membuka matanya, ia merasa tersinggung dan lalu membawa tubuh nya berdiri. Secepat kilat ia dorong Niken hingga me nempel pada dinding, ia menatap Niken dengan tatapan tajam matanya seakan mengintimidasi.
"Berani nya kamu menyepelan aku ya! belum tahu Wira Pratama seperti apa?" ucap Wira, lalu ia menahan Niken dengan tangan kirinya.
"Wira mau apa kamu? Wira please Jaa.." ucapan Niken terhenti.
Belum pun Niken selsai bicara, namun tanpa permisi Wira telah mempersatukan lips mereka, Marvin mulai menguasai lips Niken dengan milik nya. Berkaki kali, niken berusaha mendorong Wira namun ia kalah kuat.
"Wii..bb...bb... " Niken tak mampu berucap hanya kata tak jelas yang keluar dari mulut nya.
Wira masih saja melakukan itu di lips tipis Niken dengan meresapi nya. Hingga Niken mempunyai celah ia menekuk lutut nya lalu mengangkat dan Niken menendang atau menojok kuat area bawah Marvin dengan lutut nya.
Hughhh..uughh..ooowwsshhgg...terdengar suara Wira menahan sakit, Karena tojokan lutut Niken mengenai alat kegagahan nya, spontan Wira melepaskan lips nya dari lips niken dan menjauh mundur dari tubuh Niken.
Melihat Wira terhuyung sebetul nya Niken Tak tega, namun Wira telah melecehkan nya. Maka Niken hanya menatap nya tajam penuh kebencian, ia menahan air mata akibat sesak di dalam dadanya, harga dirinya terluka.
Tanpa memperdulikan Wira yang masih menahan sakit, Niken keluar menuju parkiran, dan saat sudah berada di dalam mobil Tangis nya pecah.
"Wira, keterlaluan kamu, aku benci kamu, laki laki macam apa kamu wira! bertemu dua kali karena sebuah insiden dan berani nya kamu menyentuh ku. Aku benci kamu! dasar satpam tidak bermoral." gerutu dan caci maki Niken begitu saja terlontar, namun setidak nya kini Niken dapat lebih tenang.
Next....
Happy reading...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ADUHHH WIRA,, MAEN NYOSOR AZA KE ANAK GADIS ORANG..
2023-01-13
0
Berdo'a saja
si wiraa main nyosor aja
2020-09-29
0
🏘⃝Aⁿᵘȋ⏤͟͟͞R𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅
weeehh... Wira..main sosor aja nih
2020-08-25
0