Part 5 ketauan bohong
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
"Brum....brum....brum....... Gadhis pegangan yang erat ,iya kak awas jangan ngebut ngebut kayak kemarin".
Jam menunjukkan pukul 06.00 saatnya bang Dewa berangkat .Aku nunggu di Supermarket dekat pos komplek keluar rumah bang Dewa .
Tumben komplek sepi kelihatanya cuaca mendukung banget hari ini.
Tak juga nampak bang Dewa
sementara Gadis berdiri sambil memainkan ponsel ,di sebelah motor "Dhis perut ku mules secara tiba tiba kamu awasi jangan sampai kecolongan".
"Iya kak"
Ghadis melihat bang Dewa keluar masuk mobil entah apa yang ia bawa ."Waduh kakak lama banget ,ku telefon aja"
Tring tring tring ia dek ."Cepat bang Dewa udah stater mobilnya ,ok aku udah selesai "
Kulihat bang Dewa mulai mundurin mobilnya "Ayo kak buruan" segera kami naik motor akhirnya kami berjalan beriring iringan untung ada mobil box di depan kita bang Dewa nggak tau kalau kita buntutin
"Satu jam berlalu Bang Dewa menuju Sebuah Desa, melewati sawah sawah"
Wah Dhis ini sih bukan arah ke pemancingan, iya kak kita ikuti saja kemana arahnya mobil itu!!
Tak lama setelah masuk perkampungan lagi belok ke kiri, berhenti sebelah kiri.
Seorang perempuan sudah berdiri dari kejauhan tak nampak wajahnya .
"Tuh kan kak benar apa yang kita pikirkan Bang Dewa ketahuan bohong", dasar Bang Dewa , awas Bang ya!!
Aku penasaran sekali seperti apa perempuan itu hingga membuat Bang Dewa lupa dengan aku dan Almayra
"Sabar kak sabar"
Bang Dewa memutar mobil di depan rumah perempuan itu,"ayo kak menyingkir dulu Emm.....kemana ya kita sembunyi"
"Di sebelah warung biru itu kak kita pura pura mau beli pangsit mie ".Iya iya....
Cepat....hampir saja mereka curiga.
Untung kedua manusia di dalam mobil itu nggak melihat ,mungkin sedang kasmaran jadi dunia seperti milik berdua.
Keluar dari perkampungan yang melewati sawah sawah .Rupanya rumah perempuan itu di kampung setelah sawah kampung lagi.
Bang Dewa sangat menikmati perjalanan ini rupanya, hingga aku harus sabar di belakang truk bergambar wanita simpanan.
Sialan hatiku semakin panas melihat bang Dewa di dukung tulisan di bak truk ini
Gadhis tertawa terpingkal pingkal dari tadi
"Aduh kak Aku nggak bisa diam lihat gambar bak truk di depan kita,maaf ya kak ,Aku foto aja kak buat cerita ke Ayah dan mama nanti sesampainya di rumah"
Kita melewati jalan berkelok kelok
Aku sudah tau tujuannya ke mana
Pasti ke Villa di bukit tinggi .
Dulu aku sama teman teman pernah ke sana waktu itu tugas sekolah, riset ke pemukiman Villa tentang pengunjung serta perolehan laba Villa
"Hah ......bang Dewa". kata Gadhis kaget Villa kak Iya capek juga perjalanan dua jam sudah
"Enak ya Bang Dewa bawa mobil mesra mesraan kita kepanasan di sepanjang jalan ".
Tibalah di salah satu Villa Cemara namanya.Aku hanya terdiam mataku sudah mulai mengembun. Amarah ku sampai di Ubun Ubun. ingin berteriak dan mengajar dua orang itu dengan tanganku.
"Kita tunggu dia masuk sampai keluar jangan di ganggu dulu biar dia nikmati perbuatan dosa itu"
"Lihat saja nanti ,apakah masih bisa di pertahankan atau tidak pernikahan ini".
"Ayo kak kita samperin aja,kakak masih bisa sabar".Justru kesabaran ku sudah habis makanya aku biarkan Bang Dewa sama perempuan itu
Hilang rasa cintaku,hilang rasa sayangku di hati cuma ada rasa kecewa.dia tetap papa anakku.Aku cuma memikirkan Almayrapunya papa seperti itu ."Mudah mudahan Almayra menjadi anak sholehah".
"Aku harus kuat demi Almayra Dhis",air mataku tak mampu lagi ku bendung hingga Gadhis ikut menangis merasakan apa yang aku rasakan.
Tiga puluh menit sudah mereka di dalam, Gadhis sepertinya sms an sama Mama sama Ayah.
"Ghadis ayo kita ke penjual bakso itu ,Kamu lapar kan ",Gadhis memperhatikan aku ."kakak tegar sekali".
"Sebenarnya bukan tegar, aku berusaha mencari cara supaya sedikit mengurangi rasa sesak di dada Dhis"
"Pak bakso dua porsi cabe di banyakin ya pak"!!aku sedang aja kak jawab Gadhis
Tukang bakso menyiram cabe banyak sekali di mangkuk ku .
Aku pikir makan bakso pedes aja, ngapain mikirin Bang Dewa yang lagi asik dengan perempuanya .
Tak terasa mata menetes antara pedas dan menahan perih nya hati jadi satu.
Aku lagi ngumpulin kekuatan dan tenaga untuk melawan kedua manusia itu ..Saking geramnya luka bathinku hingga enggan menyebut namanya
Dua jam sudah berlalu,aku sudah hilang kesabaran kemungkinan dia menginap makanya nggak keluar.
"Cukup sudah Dhisaku mau masuk ke dalam", aku ikut kak 'sabar ya kak hadapi dengan kepala dingin, tanganku mulai gatal aku menghela nafas panjang.
Mataku tiba tiba tertuju pada tumpukan batu di sebelah Villa.Gadhis menyimak gerak gerikku
"Mau apa kakak jangan bilang kalau mau ambil batu itu kak",biarkan aku lempar batu batu itu dek,jangan kak ingat kita mengalah untuk menang bukan.
"Ini wilayah orang kak malah kita di salahkan kalau gegabah ingat kata kata Mama".
"Mengalah untuk menang"
Untung saja aku ajak Gadhis meskipun masih belum menikah pikiran adikku sudah dewasa
Segera aku ketuk pintu tok tok tok tok
Cekrek...cekrek pintu di buka ,plak plak,
Sebuah tamparan entah rasanya aku kesetanan tanganku mendarat tepat di pipi kanan dan kiri Bang Dewa
Auw....sakit tau gertak Bang Dewa
"Rasakan mau tambah lagi", seakan mau aku layangkan berkali-kali lagi sampai bersimpuh di hadapanku
"Jadi begini balasanya orang yang sudah aku bantu hingga kerja keras banting tulang,apa kamu nggak mikir anak kamu Almayra adalah seorang perempuan".
"Cukup cukup aku laki laki aku berhak dapat wanita lebih dari satu"
"Hei..ngaca dulu sebelum berucap apa Abang nggak malu, punya istri satu orang saja untuk hidup nggak bakalan cukup masih saja nyari"
"Kamu perempuan sialan apa kamu nggak tau Bang Dewa punya anak dan istri ,di taruh di mana otakmu".
"Bilangnya mancing nggak taunya mancing perempuan ini, dasar sialan kamu Bang".
"Sudah sudah cukup..."bang Dewa kok malah marah ,dasar lelaki keras kepala sudah salah nggak mengakui kesalahannya.
"Ok bang sekarang juga aku tanya?Abang pilih mana aku atau perempuan itu".
Aku menunjuk perempuan itu penuh amarah,
sembari mataku melotot dan jariku menunjuk ke arah Mawar, dia tertunduk malu sambil tidur hanya memakai selimut menutupi tubuhnya sampai seleher.
"Kamu pulang duluan aku menyusul di belakangmu".Perintah Bang Dewa,enak saja gumamku dalam hati.
"Oh...kamu ternyata memilih dia,ya sudah talak aku ,ceraikan aku,nggak sudi jadi istrimu lagi".
Segera kurogoh kunci di saku celanaku,
Dan kami menaiki motor dengan kecepatan rendah,sepertinya tubuhku melayang ringan, kali ini Gadhis juga ikut terdiam merasakan kekecewaan ini .
Aku teringat Almayra
Selama ini bang Dewa sangat pintar menyimpan perbuatanya ,kasihan anakku.
Pandainya berbohong selama ini sampai sampai anaknya kepingin jalan bareng nggak ada.
Waktu dan pikirannya hanya tertuju pada wanita itu,aku sudah tidak kuat ingin segera bercerai .
Aku akanan kepengadilan secepatnya,akan segera ku urus, memangnya siapa Bang Dewa harus aku pertahankan .
Sudah lelah menghadapi keluarganya,belum lagi sifat Ibu dan Bapak Bang Dewa, mungkinkah akhir hidupku berumah tangga berakhir di sini.
Sesampainya dirumah,Ayah dan Mama sudah di teras menanti kita,motor segera ku parkir di bawah pohon.
Tak sabar Mama dan Ayah menanyakan apa yang terjadi .Apakah betul Bang Dewa memancing atau bersama wanitanya.
Air mataku terjatuh lagi ,"benar Ma Bang Dewa bersama wanita itu mungkin udah yang kesekian kali".
"Aku juga mau ngomong sama Ayah aku mau cerai ",udah kamu fikirkan nak, apa nggak kamu kasih kesempatan ?
"Aku tadi udah berfikir,mau ngasih kesempatan, aku suruh Bang Dewa milih aku atau dia
Malah aku di suruh pulang duluan hatiku sudah terlalu sakit".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Jesi Jasinah
hadir thor
2023-05-25
0
Arya
Tak menyangka Bang Dewa sungguh tega baut dirimu senang Ndis bikin baper thor
2023-02-21
0