Prabu Kertaraja Wiranegara

"Mari Silahkan duduk, perjalanan sangat jauh sudah lama sekali Sejak Kakang Sagara wafat karena Pengkhianatan dari bekas muridnya, Kita tidak pernah bertemu. Kalian juga terlalu sibuk sehingga sampai lupa menengok orang tua peyot ini" sambut Mpu Bagera kepada murid-murid kakaknya.

"Mohon ampun Guru, Kami yang muda tidak tahu diri sehingga tidak pernah berkunjung kesini" jawab Guru Wijaya Karna

"Hahaha,,,tidak apa-apa yang terpenting Kita semua selalu sehat dan Selalu dalam lindungan Gusti Hamengku Jagad, situasi memang sedang sulit Orang tua ini bisa maklum dengan situasi anakmas semua" jawab Mpu Bagera

"Restu dari Guru Kami jadikan Jimat keselamatan, betul sekali Guru karena Patih Lodaya sudah sangat keterlaluan sehingga Kami selalu waspada"

"Bagaimana dengan Kabar Cucuku Ganendra Wisnu Wijaya dan Diah Ayu Wardani?" tanya Mpu Bilowo

"Puji Syukur dari Gusti Ganendra Wisnu Wijaya Sehat dan baik Guru" jawab Guru Wijaya Karna

"Diah Ayu Wardani juga baik dan sehat Guru" jawab Guru Dirgajaya

"Kapan bawalah Ganendra Wisnu Wijaya kesini, biar aku melatihnya" ucap Mpu Bagera

"Sendiko Dawuh Guru, Minggu depan Saya akan membawa Ganendra Wisnu Wijaya untuk tinggal disini, Terima Kasih untuk kemurahan hati dari Guru" ucap Guru Wijaya Karna

"Ganendra Wisnu Wijaya memiliki beban yang berat dipundaknya dimasa depan, jadi harus dipersiapkan sejak kecil, namun jika menikah dengan Diah Ayu Wardani mereka akan mampu saling mengisi. Didiklah anak Kalian menjadi Anak kuat jangan manja yang berbudi luhur, Tau benar dan Salah, dan memiliki jiwa welas asih serta rendah hati, Dirgajaya jangan sampai terlalu lemah kelak kepada Diah Ayu Wardani karena dia juga harus menjadi pendekar yang kuat dan pilih tanding, kalian memiliki takdir sendiri-sendiri karena perjalanan hidup kalian sudah diatur dari Gusti Hamengku Jagad, apa yang kalian lalui saat ini akan menentukan perjalanan panjang dari Kerajaan di Jawa ini, Jadi nikmati dan syukuri saja apa yang terjadi dari masing-masing kalian" ucap Mpu Bagera

"Sendiko dawuh Guru" jawab semua Guru serentak, kemudian istri Mpu Bilowo keluar membawa 7 kotak, masing-masing kotak lalu diserahkan kepada masing-masing Guru Padepokan

"Ini kan yang kalian butuhkan?ambil saja tidak usah dipinjam, barang ini lebih bermanfaat ditangan kalian, tapi jangan sampai jatuh ketangan orang yang salah" Pesan Mpu Bagera

"Baik Guru, terima kasih banyak, Kami belum mengatakan maksud Kami datang kesini namun Guru Bagera sudah tau maksud dan tujuan Kami" jawab Guru Wijaya Karna

"Apa yang kalian lakukan saat ini seharusnya sudah kalian lakukan sejak lama, Aku tau kalian menunggu Ganendra Wisnu Wijaya agar lebih besar, namun saat ini kalian harus bekerja lebih serius dan bersiaplah untuk peperangan frontal yang lebih Besar. Padepokan kalian juga harus mulai dibangun benteng dan penjagaan yang bagus agar tidak ada penyusup masuk, langsung saja merubah sistem pengelolaan, lindungi warga sekitar Padepokan, adakan patroli rutin, dan kalian harus membranding diri sebagai aliansi musuh dari Komplotan Gagak Ireng lalu itu akan berdampak pada simpati rakyat kepada kalian, itu akan menjadi sumber kekuatan yang besar dikemudian hari" ucap Mpu Bagera

"Sendiko Dawuh Guru, Mohon maaf Guru, Kami mohon pamit untuk segera memulai instruksi dari Guru tadi dan menyiapkan penyerangan untuk nanti malam" Jawab Guru Wijaya Karna

"Baiklah,,,Doa dan Restuku menyertai kalian" ucap Mpu Bagera seketika mereka langsung menghilang menggunakan Pusaka Juring Sakti pemberian dari Mpu Bagera.

***

Kemudian setelah masing-masing dari Guru-Guru aliran Kenaling Rogo sampai dipadepokan, Para Guru pengasuh langsung mengumpulkan para senior dan Sesepuh untuk segera membangun Benteng dan menyusun Jadwal piket Jaga dan Patroli, mereka juga mengaktifkan lagi pande besi untuk memproduksi senjata yang lebih kokoh dan tajam dibanding yang ada dipasaran.

Setelah Para Guru memilih siapa yang akan maju dalam misi nanti malam dan telah mengajari mereka cara menggunakan Pusaka Juring Sakti kemudian mereka semua berkumpul di Padepokan Gunung Arjuno, lalu Para Guru memaparkan Strategi dalam misi Gerilya ini

"Jadi setiap misi harus dilakukan dengan senyap dan akurat, Kalian akan dibantu dari telik sandi Padepokan dalam menentukan titik muncul dan siapa yang menjadi sasaran, kalian harus cermat dalam menghitung ketika sampai dititik muncul" ucap Guru Wijaya Karna

"Jangan sampai ketahuan orang, kalian sudah faham kode nya kan?" tanya Guru Wikromo kepada para Murid

"Sudah Faham Guru" jawab para murid serentak

"Habisi semua orang yang ada ketika diberi kode dari telik sandi dengan warna merah" ucap Guru Dirgajaya menambahkan

"Baik sendiko dawuh Guru" jawab Para Murid serentak

Kemudian mulailah mereka berangkat dengan misi yang sangat penting, menunjukkan perlawanan dari Aliran Putih yang sudah ditindas selama bertahun-tahun oleh aliran Hitam yang dimotori oleh Padepokan Gagak Ireng

***

Mpu Bagera langsung muncul dikamar Raja Kerajaan Nagari kemudian memberi hormat kepada Sang Prabu, "Hormat dari Saya kepada Baginda Prabu" ucap Mpu Bagera

"Cuma Kakang Bagera satu-satunya orang yang tau jika jam segini Saya meditasi disini, dan masuk kesini seakan melewati udara, dengan senyap, Ada apa Kakang, sehingga menyempatkan datang kesini?" Tanya Prabu Kertaraja Wiranegara

"Mohon maaf Baginda Prabu Kertaraja Wiranegara jika kedatangan Saya tidak berkenan dihati baginda" ucap Mpu Bagera

"Kakang Bagera ini bicara apa, Apakah Kakang lupa dengan asal Kakang dari mana?" ucap Prabu Kertaraja Wiranegara

"Mohon maaf Baginda Prabu kedatangan Saya kesini bukan untuk membahas hal tersebut, Aku hanya ingin menyampaikan 1pesan penting dari Generasi Penerus Kakang Sagara" ucap Mpu Bagera

"Maksud Kakang Padepokan Kenaling Rogo? Apakah mereka masih eksis, soalnya Saya mendengar desas desus bahwa Padepokan Aliran putih sudah banyak yang bubar karena kekurangan murid" Ucap Prabu Kertaraja Wiranegara

"Puji Syukur masih eksis Baginda Prabu, aliran Putih hanya tinggal Kenaling Rogo saja yang bertahan" jawab Mpu Bagera

"Syukurlah Kakang, Saya menjadi sedikit lega, karena Saya mendengar dari Pasukan Khusus Pengawal Raja jika sekarang sangat didominasi Pendekar aliran hitam dan Saya mendapatkan informasi Rahasia Jika dibelakang Mereka adalah Patih Lodaya" ucap Prabu Kertaraja Wiranegara

"Betul sekali Baginda, memang seperti itu, Saya sendiri sangat paham dengan kondisi Baginda, tapi malam ini Saya datang kesini untuk meminta satu pertolongan dari Baginda Prabu" ucap Mpu Bagera

"Sebutkan saja Kakang, tidak perlu sungkan" Jawab Prabu Kertaraja Wiranegara

"Malam ini jika terjadi sesuatu diwilayah yang dekat dengan kerajaan Jangan Sampai Baginda menganggap dan memutuskan bahwa itu adalah Makar, ini adalah pertempuran antar aliran Hitam dan Aliran Putih, Jadi bukanlah Gerakan untuk menggulingkan kekuasaan" ucap Mpu Bagera lalu dengan sekali tepuk 7 Guru Pengasuh Padepokan Kenaling Rogo sudah sampai disitu.

"Hormat Kami Baginda semoga selalu panjang umur dan Sentosa" Salam dari Para Guru aliran Kenaling Rogo

"Selamat datang para Guru-guru aliran Kenaling Rogo , tak kusangka akhirnya setelah sekian lama bisa bertemu lagi" Sapa Prabu Kertaraja Wiranegara

"Mohon ampun Baginda, karena sebab dan satu alasan Kami sudah lama tidak menghadap Baginda Prabu" ucap Guru Wijaya Karna

"Tidak Masalah, Malam ini adalah malam yang sangat membahagiakan untuk Saya, Baiklah Kakang Bagera Saya paham dan bisa mengerti dengan yang Kakang sampaikan tadi" ucap Prabu Kertaraja Wiranegara

"Terima Kasih untuk Kebijaksanaan dan kemurahan Hati Baginda Prabu, Karena suatu Hal Kami undur diri mohon Pamit" seketika mereka semua sudah lenyap seakan menyatu dengan udara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!