Pendekar Pedang Petir - Sang Penerus Tahta
Disebuah Padepokan Ilmu Kanuragan yang terletak di Lereng Gunung Arjuno bernama Padepokan Kenaling Rogo saat itu tepat ketika Bulan Purnama, semua murid dan para Guru Padepokan Kenaling Rogo sedang berkumpul dihalaman Padepokan dengan duduk bersila berjajar rapi, Para Guru dan seluruh murid bukan untuk latihan tapi Mereka bersama-sama sedang memanjatkan doa untuk istri dari Pendiri Padepokan yang sedang proses melahirkan Anak Pertama yang sudah menanti 15 Tahun lamanya, sampai hewan-hewan ternak pun tidak ada yang tidur dan seakan ingin menyaksikan kelahiran Si Jabang Bayi tersebut,
"Semua sudah berkumpul?" ucap Guru Gunawan
"Sudah Guru, Saya sudah mengecek disemua kamar murid, sudah kosong semua berarti Mereka sudah ada dihalaman semua" jawab seorang murid senior bernama Argo Baruna
"Selamat Malam, saat ini Kita semua tau bahwa saat ini Istri dari Guru Wijaya Karna sedang berjuang melahirkan, mari semua mulai bersemedi untuk mendoakan kelancaran kelahiran Si Jabang Bayi" ucap Guru Gunawan
"Baik Guru" jawab Para murid serentak
Para Guru dan Murid tak henti memanjatkan doa bersama agar proses kelahiran berjalan dengan lancar dan untuk keselamatan Ibu dan Si Jabang Bayi, Mereka berharap ketika lahir didunia Si Jabang Bayi menjadi seorang yang berjiwa Ksatria, luhur budi pekertinya, welas Asih serta membawa kedamaian dan keadilan untuk masyarakat karena ditengah situasi yang sedang sulit ini, penyebab utama adalah Para Punggawa kerajaan hanya memikirkan kepentingan pribadi dan penuh keserakahan tanpa memikirkan nasib rakyat jelata termasuk Sang Patih Lodaya
Suasana malam yang sangat tenang dan damai, tak seperti biasanya Guru Wijaya Karna pun masih duduk bersila meditasi menunggu si jabang bayi lahir, ketika terangnya bulan purnama sudah mencapai pada puncaknya terdengarlah suara tangisan bayi yang memecah keheningan malam, Guru Wijaya Karna pun beranjak dari duduknya lalu berdiri didepan pintu
"Guru Wijaya Karna" ucap Mbok Sumirah
"Iya Mbok" jawab Guru Wijaya Karna
"Anaknya sudah lahir, Laki-laki" ucap Mbok Sumirah, nampak senyum diwajah Guru Wijaya Karna kemudian masuk ke dalam Rumah, setelah beberapa saat Guru Wijaya Karna keluar dari rumah lalu Guru Wijaya Karna berdiri di depan Para Murid
"Terima kasih untuk para Guru Padepokan Kenaling Rogo serta para murid padepokan yang sudah berkenan ikut mendoakan dimalam yang indah ini, dengan ijin Gusti Yang Maha Pemurah apa yang kita harapkan dapat tercapai sesuai dengan harapan kita, dan silahkan kembali untuk beristirahat, Aku memberikan nama untuk Putraku Ganendra Wisnu Wijaya dan acara besok Saya ingin mengadakan selametan untuk ananda Ganendra Wisnu Wijaya sebagai wujud rasa syukur kita kepada Gusti, Saya harap besok semua dapat membantu menyiapkan jamuan dan acara besok yang dihadiri tamu undangan dari beberapa Padepokan aliran Putih yang masih tersisa, dan silahkan kembali beristirahat" ucap Guru Wijaya Karna yang nampak sangat bahagia
"Baik Guru" jawab Para Murid serentak kemudian Guru Gunawan membubarkan barisan para murid.
Lalu Guru Wijaya Karna memanggil Guru Gunawan untuk membicarakan hal penting tentang kondisi Kerajaan Nagari
"Adimas Gunawan kondisi sekarang semakin memprihatinkan, karena menurut informasi dari Telik Sandi Padepokan bahwa akan ada upaya melenyapkan 7 Padepokan aliran putih yang masih tersisa karena selama ini Persatuan Padepokan Kita bersama 6 Padepokan aliran putih lainnya sangat sulit ditaklukkan dan Kita masih mengedepankan prinsip-prinsip ajaran dari leluhur, sehingga dari pihak yang saat ini menguasai Dunia Persilatan merasa bahwa Kita adalah ancaman"ucap Guru Wijaya Karna
"Berarti Kita harus lebih berhati-hati Kakang Wijaya, karena Kita adalah yang masih tersisa dari aliran putih" jawab Guru Gunawan
Tampak sedikit kekhawatiran dalam benak Guru Wijaya Karna yang nampak dari raut wajahnya dan acara besok rencananya akan dimanfaatkan untuk berunding antar padepokan agar bisa lebih berhati-hati dan tidak salah langkah agar tidak mengalami kerugian dilain hari.
***
Pada pagi hari Padepokan sudah sangat sibuk menyiapkan acara dan jamuan yang akan dihidangkan, para murid pun banyak yang bertanya-tanya karena jarak antar padepokan sangat jauh karena masing-masing padepokan terletak dilereng-lereng Gunung, Seperti Gunung Lawu, Gunung Arjuno, Gunung Slamet, Gunung Merbabu, Gunung Pangrango, Gunung Sumbing dan Gunung Bromo.
Setelah siang hari tamu-tamu sudah mulai berdatangan seperti Adipati, Demang, serta para warga sekitar Padepokan Kenaling Rogo
Guru-guru dari masing-masing padepokan aliran putih pun sudah duduk ditempat yang disediakan, yang membuat takjub para murid-murid yang sedang menimba ilmu disana.
"Para Guru sudah tiba" ucap Seorang murid
"Benar saudaraku, ini sangat hebat" jawab murid yang lain
Setelah jamuan dan acara resmi selesai para undangan utusan dari Kerajaan Nagari sudah berpamitan dan mengucapkan selamat kepada Guru Wijaya Karna atas kelahiran putra pertama beliau, wcara pun berpindah di Ruang Rapat Padepokan Kenaling Rogo yang bersifat tertutup sehingga murid-murid senior melakukan penjagaan ketat selama acara berlangsung.
Didalam acara sangat santai sambil bercanda melepas rindu karena sudah lama tak bertemu, dan tak lupa masing-masing Guru memberikan doa dan restu kepada Ganendra Wisnu Wijaya.
Setelah setiap Guru bergantian memberikan doa dan restu, acara pun dilanjutkan kembali dengan pembahasan yang sangat serius dan rahasia yaitu mengenai kabar dari telik sandi tentang nasib dari padepokan aliran putih setiap Guru dari masing-masing padepokan mengungkapkan gagasan mereka strategi yang harus ditempuh agar niat dari Patih Lumayan untuk menyingkirkan mereka dapat ditanggulangi, walaupun pasti sangat sulit karena padepokan-padepokan seperti Garuda Sakti, Cakar Naga, dll sudah dilenyapkan dengan fitnah makar terhadap Kerajaan Nagari Mereka seolah hanya seperti menunggu giliran saja kapan fitnah itu tertuju kepada mereka.
Sedangkan Padepokan aliran Hitam pasti tidak akan tersentuh karena mereka adalah boneka dari Sang Patih Kerajaan yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu Pendekar dari aliran hitam sedangkan Pendekar aliran hitam mayoritas dari mereka menjadi kelompok-kelompok berandalan dan sebagai penagih upeti atau pajak paksa dari rakyat jelata sehingga dengan dilenyapkan padepokan-padepokan aliran putih mereka bertujuan memutus keilmuan agar semakin sedikit orang yang memiliki kemampuan ilmu Kanuragan sehingga Mereka tidak akan mampu melawan ketidak adilan yang sudah merajalela, sehingga bisa dipastikan sasaran terakhir adalah Padepokan aliran putih yang saat ini sedang berkumpul.
Para Dewan Guru memutuskan untuk pasrah terhadap nasib serta garis takdir dari Gusti Yang Maha Segalanya, karena jika melakukan perlawanan juga akan menimbulkan peperangan yang dapat membuat rakyat jelata lebih sengsara, jadi mereka harus berkorban demi generasi penerus yang mereka yakini akan ada yang menjadi penerang dikegelapan.
Setelah itu mereka berkumpul mengenang masa ketika masih menjadi murid dari Mpu Sagara, karena Guru-guru yang masih tersisa adalah alumni dari Mpu Sagara jadi tidak mengherankan jika Mereka masih solid, 7 Guru murid dari Mpu Sagara yang sampai saat ini masih setia dan taat pada sumpah yang akan selalu menjadi saudara sampai akhir hayat, dan anehnya dari 7 murid Mpu Sagara yang berjuluk 7 Pendekar Harimau Putih hanya Guru Wijaya Karna yang memiliki anak, yang 6 belum memiliki anak, sehingga mereka sangat bergembira setidaknya akan ada penerus yang menjadi estafet dari keilmuan Mpu Sagara, dan saat itupun dari masing-masing Guru memberikan Hadiah Kitab Rahasia dari masing-masing Padepokan yang akan diberikan kepada Ganendra Wisnu Wijaya ketika sudah saatnya nanti dan dikumpulkan menjadi satu dan disimpan disebuah tempat rahasia oleh Guru Wijaya Karna, seakan pertemuan ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka karena mereka hanya menunggu giliran antara dijebloskan ke penjara atau dibunuh oleh Patih Lodaya yang sebenarnya merupakan murid dari Mpu Sagara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Jefry
Untuk latar belakang cerita bagus bikin kita penasaran
2022-06-13
1