Setelah lama berpikir akhirnya Khairani memilih untuk menyembunyikan kehamilannya sementara waktu. Mencari waktu yang pas untuk mengatakan kepada Bakri.
Tapi satu hal yang dilupakan oleh Khairani kondisi kesehatannya semakin memburuk akibat dari hamil muda. Mual dan pusing tak dapat dia hindari. Khairani selalu berusaha terlihat baik baik saja agar suami dan anak anaknya tidak menyadari kondisinya. Dan Khairani berhasil melakukannya.
Bakri memang bukan suami yang peka. Walaupun dia mencintai istrinya, tetap saja dia kurang perhatian. Apalagi sekarang masalah yang sedang dihadapinya menyita semua perhatiannya. Bakri tipe pria yang pencinta kerja.
Hari harinya hanya kerja dan kerja. Mungkin dikarenakan tuntutan ekonomi menjadikan dia lebih fokus dalam memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarganya .
Begitulah definisi cinta keluarga bagi Bakri. Dia merasa bahagia ketika dia bisa mencukupi keluarganya dengan uang. Tanpa disadari nya anak istrinya juga butuh perhatian nya
Hari hari berlalu terasa berat oleh Khairani . Setelah kemarin dia pergi memeriksakan kandungannya tanpa sepengetahuan Bakri, karena gejala kehamilan yang terasa semakin berat.
Berharap dengan meminum obat anti mual dan beberapa vitamin bisa mengurangi penderitaannya. Tapi yang dia harapkan tak sesuai kenyataan.
Rasa pusing, mual, muntah dan lemas mendera tubuhnya. Seperti dua kehamilannya sebelumnya, Khairani mengalami masa kehamilan yang berat. Beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena muntah berat, sehingga dia susah makan dan akhirnya pingsan.
Kehamilan Khairani memasuki usia 8 minggu. Pagi ini dia mengalami muntah hebat dan lemas .Bakri yang mendengar suara aneh dari kamar mandi bergegas turun dari tempat tidur. Mendapati Khairani yang terduduk di lantai kamar mandi, diapun langsung menggendong dan membaringkan Khairani dengan hati hati.
"Kamu kenapa Ran ,apa yang sakit " Sambil meraba dahi Khairani .
" Tapi kamu tidak panas " Bakri keheranan
" Kita ke Dokter ya, kamu sudah lemas banget ." Kecemasan tergambar diwajah Bakri ketika tidak mendapatkan jawaban dari Khairani.
Sementara Khairani tak sanggup lagi sekedar untuk menjawab pertanyaan suami nya. Hanya gelengan kepala saja yang bisa dia lakukan sambil memejamkan matanya untuk menetralisir rasa pusing yang mendera. Setelah sedikit tenang barulah dia berucap...
" Tidak usah bang, aku baik baik saja. Paling masuk angin nanti setelah makan obat dan istirahat sebentar juga baikan . " Jawabnya dengan senyuman. Seakan mengatakan bahwa dia baik baik saja.
" Tunggu disini sebentar, abang buatkan teh hangat .....istirahatlah. " sambil menyelimuti Khairani sebatas dada dan berlalu menuju dapur. Sementara Khairani menghela napas lelah setelah Bakri menghilang di balik pintu kamar.
Tak lama Bakri kembali dengan segelas teh manis hangat dan beberapa potong bolu ." Duduklah Ran ,minum dulu teh nya ." Sambil meletakkan nampan di atas nakas lalu membantu Khairani untuk duduk.
" Hari ini tidak usah ke toko yaa ,mungkin kamu kecapean juga ,mengurus rumah dan toko sekaligus. Biar Luki sendiri aja kali ini." Lanjutnya .
"Tapi bang...
"Istirahatlah Ran... kamu kelihatan tidak baik baik saja Ran. Kelihatan lebih kurus belakangan ini. Nanti sore kita ke klinik ya, pagi ini abang ada ketemu orang yang mau pasang kanopi. " Potong Bakri. Khairani tak lagi membantah karena dia tak punya tenaga untuk berdebat kali ini. Hanya mengangguk pasrah sebagai jawaban.
"Ya udah, abang siap siap untuk kerja dulu, sekalian bangunkan anak anak ,kamu tiduran aja .Sarapannya biar abang beli aja nanti, tunggu disini ." Ucap Bakri sambil melangkah ke kamar mandi.
Khairani terdiam sambil menatap langit langit kamarnya . Banyak beban yang dipikirkannya sekarang.
"Bagaimana ini..? Apakah ini waktu yang tepat untuk memberitahukan kehamilannya pada Bang Bakri ? " Gumamnya.
Entahlah....
Dia hanya bisa pasrah saat ini, kondisinya tak lagi bisa disembunyikan . Apapun nanti yang akan terjadi toh akhirnya semua tetap harus dihadapi.
Setelah sarapan pagi Fariz dan Alma menemui sang bunda di kamarnya.
"Bun... kata ayah bunda sakit, maaf Fariz tidak tahu bunda sakit. " ucap Fariz dengan wajah sendu .
Mendengar suara buah hatinya Khairani membuka matanya seraya tersenyum.
"Bunda baik baik saja, paling masuk angin nak... udah mau berangkat ? " Ucapnya mengalihkan pembicaraan.
" Yaa ,Bun . Semoga cepat sembuh ya Bun ,sarapan paginya dak seru kalau tak ada bunda. " Balas Alma sambil menerucutkan bibirnya.
" Aamiin... " Jawab mereka serempak .
"Ayo berangkat... nanti terlambat . " Tiba tiba Bakri bersuara di pintu kamar.
"Kalian tunggu sebentar diteras ayah mau pamit sama bunda dulu. " Lanjut nya .
Kedua anak itupun mengangguk sambil berlalu keluar kamar.
Bakri berjalan mendekati istrinya ,lalu duduk di sisi ranjang.
"Abang berangkat kerja yaa. Kamu sendirian dak papa kan, nanti siang abang pulang, jangan masak ataupun beres beres... istirahat aja, tunggu sampai abang kembali ." Bakri bicara sambil menggenggam jemari Khairani yang dingin.
" Ok Boss... " jawab Khairani sambil tersenyum dengan bibir pucatnya .
"Kamu ini....ya udah abang jalan . " Bakri berkata seraya mengecup kening Khairani dan berlalu pergi. Khairani menatap punggung suaminya yang akhir nya menghilang di balik pintu kamar nya. Khairani lagi lagi menghela napas panjang.
" Pura pura kuat itu melelahkan..." keluhnya seorang diri. Sambil mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Dan akhirnya dia tertidur kelelahan efek dari muntah berlebihan pagi ini.
Beberapa jam kemudian....
Khairani terbangun dari tidurnya, karena merasakan suatu dorongan kuat dari dalam perutnya ,yang minta dikeluarkan .Segera berlari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya kaya menahan rasa mual dan yang menderanya.
Mengeluarkan semua yang dia makan pagi ini, sampai hanya cairan bening kekuningan saja yang dikeluarkan nya. Pusing dan lelah hingga Khairani pun kehabisan tenaga, berlahan pandangannya menjadi kabur, buram dan akhirnya gelap. Khairani tak sanggup lagi bertahan. Tubuh lemah itu ambruk tergeletak dilantai yang dingin.
Kelopak mata itu mulai terbuka berlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke bola matanya . Aroma khas obat masuk lewat penciumannya. Khairani kini menyadari kalau kini dia ada di rumah sakit. Siapa yang membawanya... ???
"Kamu sudah sadar Rani ? "Bakri yang dari tadi duduk menemani istrinya bergegas bangkit dan mendekati sang istri.
"Apa yang kamu rasakan, ada yang sakit ? " Lanjutnya sambil meraih tangan mungil itu kedalam genggamannya.
"Minum bang... haus. " Suara lirih Khairani
Mengambil air mineral di nakas samping tempat tidur Khairani dan meminumkannya kepada sang istri dengan menggunakan pipet.
"Kok aku bisa sampai disini bang. Tadi aku... " Khairani masih kebingungan dan pusing mengingat apa yang terjadi. Dia refleks memijit pelipisnya mengurangi pening nya.
"Kamu hamil Rani.......... ?!??!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-02-01
0
QQ
Abang Bakri please setidaknya beri juga perhatian buat anak dan istri mu kan kasian juga mereka 🙏🙏🙏
2022-10-07
1
QQ
Hamilnya Khairani tidak mudah ternyata.
Aku takut nanti kalo lagi pengen sesuatu alias ngidam bagaimana ngedapatinnya iya🤔🤔🤔🤔
Secara suaminya belum dikasi tau kalo dia lagi hamil.
2022-10-07
0