Dhea meletakan tas, dan mengobati merah pipinya. Dhea merasa kecewa, karena pria yang menikahinya amat sulit di hubungi. Ke kantornya bahkan tidak ada, entah kenapa Dhea merasa makin curiga atas apa yang ia terima kala satu wanita melabrak, dan mempermalukanya kemarin siang.
Hidup Dhea memang sulit, sebelum dinikahi Pria yang membuatnya kagum, menolongnya disaat ia terpuruk. Kebaikannya, dan sang paman bicara jika dia pria yang baik gila kerja, dan lajang yang bisa membahagiakan Dhea kelak, terlebih salah satu adik Dhea mempunyai sakit serius.
Tanpa pikir panjang, mencari tau Dhea luluh, hingga ia mau dinikahi secara sederhana, karena sikap pria itu amat dingin, bagai beruang kutub yang romantis dengan perhatian kecil.
'Bodoh.' alasan Dhea yang saat ini menyesali.
Dhea, saat ini telah membersihkan dirinya. Ia melilitkan handuk kecil dan menatap kedua adiknya Mira dan Bagas yang pulang sekolah.
Saat ini ia pulang ke rumah paman, ia menunggu sang paman untuk menanyakan sesuatu.
"Assalamualaikum, kak!"
"Walaikumsalah, dek. Gimana lancar pinter semua ya, jangan bolos harus yang rajin sekolahnya!" ucap Dhea yang baru saja pulang bekerja.
"Iy kak! kak tapi Mira belum bayar spp enam bulan loh, bagas juga sama. Kata bu guru kapan kakak ke sekolah?"
Dhea terdiam, sehingga tatapan sang paman membuat Dhea buyar dan mengikuti arah pamannya. Seolah ingin bicara dan tidak ingin adiknya mendengar.
"Paman syukurlah paman datang, aku dah nunggu. Paman, Dhea bisa bicara sebentar?"
"Soal, apa. Paman sibuk. Bibi mu biasa sedang kuli nyuci, Dhea! lebih baik kamu pulang ke rumahmu, gimana kalau suami kamu cari kamu kesini."
"Paman, aku mau tanya. Paman kenal wanita ini, dia tadi labrak Dhea. Bilang kalau dia istri Ramlan."
"Hey Dhea. Kamu tidak bisa berfikir logis. Setidaknya balas budi bibimu yang sudah urus kamu dan dua adikmu dari bayi." tajam paman Rozak.
"Maksud paman apa?"
"Alaah, kamu ingat Dhea! suami pertama kamu itu cuma beban Dhea! pikirin matang matang. Rizky setelah ijab kabul, kecelakaan dan kamu banting tulang. Bahkan rumah peninggalan kedua orangtua kamu dijual untuk pengobatan siapa? habis harta, dia meninggal sengsara kan. Lihat dua adikmu spp aja ga kebayar, bibimu ngontrak. Kamu kerja bagian limbah, bau mau sampe kapan saat itu. Jadi saat ini kamu menikah dengan pria beristri anggap aja tidak tahu, berpura pura amnesia."
"Paman cukup! Dhea tidak akan mengadu sama bibi atas apa yang paman ucap tadi, Dhea ga mau dengar ocehan paman lagi. Yang Dhea butuhkan adalah, apakah mas Ramlan sudah menikah sebelum menikahi Dhea. Ramlan sulit Dhea temui, jika benar begitu Dhea merasa ini salah." kesal Dhea.
"Setidaknya balas budi dengan jerih bibi paman selama ini. Lihat kedua adikmu, hak mereka kamu rampas, dijual demi suami mayat cacatmu kan. Tidak perduli dia sudah menikah atau punya istri, yang penting hidup kau terjamin, kedua adikmu juga kan." tajam Rozak.
Paman Rozak pergi, ia berlalu membuat Dhea menangis sejadi jadinya.
Sementara Dhea, di dalam kamar ia menangis histeris. Perkataan tajam sang paman, benar adanya. Ia juga menatap bingkai foto dan berusaha menyadarkan dirinya atas apa yang terjadi selama ini ada benarnya. Sehingga Dhea memilih tidur dan melupakan rasa laparnya.
Dhea jadi ingat pertemuan pertama kali, sebelum ia berada ditempat penjualan wanita. Sang bibi mengajaknya dengan alasan bertemu orang baik, untuk menawarkan kerja gaji besar, karena Dhea terkena phk di pembuangan limbah.
Benar saja tanpa menunggu lama, Dhea menunduk ketika ibu paruh baya yang setelan fashionnya mewah. Memakai diamond dan berlian serta kalung mutiara mahal yang melilit dileher.
"Jadi ini wanitanya?"
"Wanita, maksud bibi apa?" teriak Dhea menjauh, kala kabur ia disambut beberapa preman, dan bagusnya kala itu pria bernama Ramlan menolongnya.
Sesaat itu pula, paman Rozak mengatakan Dhea selamat dan kami tidak terlambat. Ingatan bodoh itu baru Dhea sadari saat ini.
'Jadi aku harus apa, kalau benar adanya suamiku menikahiku sudah punya istri.' batin menyesakkan.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rita rose
sedih jadi dhea
2022-07-11
0
momoy lala
next dong kak
2022-06-12
0
Maria Ozawa
perasaan tiap kisah awalnya kaya ngenes sakit banget nusuk sih tor. ada aja sih kau ini buat cerita
2022-06-09
0