SI BERUANG KUTUB

Di rumah, Dhea menyiapkan seperti biasa. Kedatangan suaminya pulang, ia akan masak dan membuat rumah sebersih mungkin. Hingga Dhea akan menanyakan langsung disituasi tepat.

“Kamu mandilah dulu. Biasanya wanita menghabiskan waktu lama di kamar mandi. Aku tidak mau waktuku terbuang sia-sia,” perintah Ramlan pada Dhea.

Dhea tidak melihat gelagat aneh apapun dari sang suami menurut. Ia melangkah menuju kamar mandi dengan handuk yang sudah berada dalam genggaman.

'Baiklah, aku mandi duluan. Kamu jangan bertingkah aneh seperti tadi. Atau kamu akan aku berikan pelajaran.' gemuruh Dhea sebelum menghilang dari balik pintu.

Di tempatnya, Ramlan terkesiap. Ia yang sedang fokus dengan ponselnya menatap pintu kamar mandi dengan tatapan kosong. Beraninya istrinya itu mengancam.

Kamar mandi ini sangat luas hanya untuk digunakan oleh satu orang. Dhea heran mengapa orang-orang kaya sangat suka membuang uang untuk satu hal yang sebenarnya bisa dibuat efektif.

Dua buah wash basin yang ada di hadapan Dhea adalah salah satu contohnya. Jika semasa lajang maupun masih berstatus sebagai suami orang, menurut Dhea, penggunaan single wash basin masih cukup efektif dibandingkan harus memasang dua buah sekaligus. Meskipun Dhea adalah seorang lulusan menengah, tapi dia sangat anti dengan pemborosan.

Ia melepas gaun yang dipakainya dalam sekali tarikan resleting. Namun, di tengah usahanya yang menurunkan resleting hingga ke ujung, benda itu tiba-tiba tak bisa ditarik hingga ke bawah.

“Aduh, kenapa harus macet, sih?” gerutunya kesal.

“Kenapa kamu belum juga mandi?” suara Ramlan tiba-tiba memenuhi ruang kamar mandi. Sontak Dhea terkejut melihat sosok tinggi besar yang kini berdiri di ambang pintu.

“Sejak kapan kamu berdiri di sana?” tanya Dhea gelagapan. Ia memeluk erat gaun yang hampir luruh dari tubuhnya. Belum terbiasa dengan kehadiran orang asing di kamar mandi meski orang itu adalah suaminya.

Bukannya menjawab pertanyaan Dhea, Ramlan justru melangkah semakin dekat. Mengikis jarak diantara keduanya.

“A-apa yang mau kamu lakukan?”

Sreet…

Dengan sekali tarikan, Ramlan menarik resleting yang sebelumnya macet. Berapa banyak pun usaha yang Dhea kerahkan, tidak bisa membuatnya lepas dari gaun indah dan mewah yang ia pakai.

Sluurph!

Bersamaan dengan itu pula, gaun yang tadi ditangkup oleh kedua tangan Dhea lepas. Dhea lengah untuk mengeratkan pegangannya karena terlalu fokus dengan pemandangan pria tampan di hadapannya ini.

“AAAAAHHHH!!!” teriak Dhea seketika. Gaun yang sudah luruh ke lantai ia pungut lagi demi menutupi tubuh yang hanya ditutupi oleh G-string dan bikini warna merah menyala. Salah Dhea yang menuruti perintah sahabatnya untuk mengenakan pakaian seksi itu di hari pernikahannya.

Ramlan memandang Dhea dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gaun yang sudah terlepas dari tubuh istrinya tak bisa membantu Dhea menutupi tubuh molek miliknya.

“Tutup matamu!” Anda mendesak. Tangannya sibuk mencari benda apapun yang bisa menutup tubuhnya.

“Kamu pikir dengan menunjukkan G-string dan bikini menormu itu bisa membuat nafsu ku tergugah? Jangan harap! Lihat itu, tidak ada satu titik pun yang bisa aku remas demi memuaskan nafsuku.”

Setelah mengatakan itu, Ramlan membalikkan tubuhnya keluar dari kamar mandi. Sebelum sampai ke pintu, pria itu merampas handuk yang tergantung di lemari.

“Kamu mau kemana, mas?” tanya Dhea Barusan adalah interaksi terlama yang berlangsung di antara dua insan itu.

“Mandi di kamar sebelah. Bisa habis kesabaranku hanya untuk menunggumu selesai mandi,” tandas Ramlan dari arah kamar. Terdengar suara pintu yang ditutup memperjelas kepergian pria itu.

“Aku harus memupuk sabar lebih banyak untuk menghadapi mas Ramlan. Aku yakin bisa meluluhkan hatinya,” ucap Dhea meyakinkan diri.

Suara gemericik air menjadi alunan merdu di dalam kamar mandi. Dhea begitu menikmati waktunya hingga tak sadar lima belas menit berlalu sudah.

Pintu kamar mandi terbuka, uap panas menyembul dari dalam disusul dengan langkah kaki Dhea yang jenjang.

Memiliki bentuk tubuh bak model, adalah salah satu kelebihan Dhea. Tetapi entah kenapa Ramlan tak pernah menyimpan ketertarikan padanya. Lalu untuk apa ia dinikahi, masih dalam benak Dhea yang penat.

“Kamu sudah selesai mandinya?” Dhea bertanya pada Ramlan yang duduk di sofa kamar. Pria itu begitu menikmati waktu sendirinya sambil tersenyum menatap layar ponselnya.

Ramlan mendongak. Kedua matanya langsung terkunci pada lekukan-lekukan indah tubuh Dhea yang ditutupi handuk sebatas atas tubuhnya hingga paha. Kulit putih mulus itu langsung membuat Ramlan terperangah.

“Kamu lihatin apa? Bukannya kamu sendiri bilang kamu tidak akan menyentuhku?” seloroh Dhea terus terang.

Menyadari dirinya telah tertangkap basah menikmati pemandangan tubuh Dhea, Ramlan mengalihkan pandangan ke sembarang tempat.

“Pede banget kamu! Wanita dengan tampang pas-pasan sepertimu tidak akan membuatku tergoda. Sudah, aku mau tidur.”

Ramlan bangkit dari tempatnya. Berjalan menuju tempat tidur besar yang bisa menampung tiga orang dewasa. Namun, satu hal konyol dilakukan olehnya membuat Dhea terpancing untuk melayangkan protesnya.

“Kalau kamu tidur dengan posisi melintang seperti itu. Bagaimana aku bisa tidur?”

“Siapa bilang aku mengizinkan kamu tidur di kasur? Kamu tidur saja di sofa atau di karpet lantai. Ini kasur milikku. Tidak ada satu wanita pun yang bisa menempatinya,” jawab Ramlan seraya memberikan ultimatum.

Dhea mendengus kesal. Suaminya benar-benar tega pada dirinya yang notaben adalah istrinya sendiri.

“Suami macam apa yang membiarkan istrinya tidur di lantai?” Dhea menyindir. Ia mengambil piyama tidur dari dalam koper yang dibawanya dari rumah.

“Aku tidak peduli! Enyahlah! Aku tidak sudi tidur satu kamar dengan wanita ****** sepertimu!” usir Ramlan ketika Dhea sudah memakai piyamanya.

Dhea tidak menyangka Ramlan begitu tega mengusirnya dari kamar. Ia pulang hanya terus menyakiti hatinya, setiap saat pulang selalu dingin, bagaimana Dhea memulai menayakan wanita yang melabraknya. Jika sikap Ramlan seperti ini.

Tbc.

Terpopuler

Comments

delta

delta

jelek amat korban tapi ...

2022-07-18

0

Rita rose

Rita rose

lah ditinggal.kenapa jadi istri simpanan

2022-07-11

0

BANG DUREN

BANG DUREN

sepertinya seru kalau main jambakan nih.

2022-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!