Aura benda ini seperti relik, tapi entah kenapa terasa asing bagiku yang sudah melihat relik ribuan kali.
"Itu adalah relik, lebih tepatnya relik yang sudah di fusi."
"Hehh? Aku baru melihatnya."
Menarik, kelihatannya apa yang dibicarakannya adalah kebenaran. Ini adalah kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, dan sebagai penyihir aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini.
"Oke ayo buat perjanjian." Aku menawarkan perjanjian sebelum melanjutkan. " Berikan roh dewa relik, dan kau harus mengajari semua yang kau tahu tentang relik. Lalu aku akan membantumu mengumpulkan benda yang kau inginkan."
"Akan ratu ini berikan roh yang kau mau dan kau membantu ratu ini menyelesaikan masalah."
Orang ini, bukan disini karena racun. Karena dia baru saja mengatakan 'masalah' bukan 'racun'. Arti kata 'masalah' itu sangat luas. Tapi aku akan menyetujuinya.
"Baiklah." Aku dengan cepat menyetujuinya, tapi. "Akan aku tinggalkan kau disini."
"Kau ingin meninggalkan ratu membusuk disini."
Membusuk? Aku baru dengar makhluk abadi membusuk. Kelihatannya ini orang terkena sihir kematian.
"Mau bagaimana lagi. Nggak ada gunanya membawamu, dan aku juga memiliki banyak privasi."
"Jika kau meninggalkan ratu ini disini dan ratu ini mati, maka kaulah yang terkena dampak kontrak."
"Isi kontrak hanyalah membantumu mengumpulkan benda saja. Bukan mencegah Kematianmu."
"Kalau begitu tambahkan saja bahwa kau harus mencegah kematianku."
"Itu nggak adil. Memangnya siapa kau harus aku lindungi?"
"Ratu… Ratu Phoenix." Dia menjawab dengan suara penuh wibawa dan otoritas.
" Nggak peduli." Setelah itu aku berbalik. " Selamat tinggal."
"Tunggu." Dia memanggilku lagi. "Berusahalah untuk bernegosiasi lagi, jangan terburu-buru pergi."
Apalagi, sih… ya ampun.
"Kau ini merepotkan! Tuntutan milikmu itu terlalu banyak."
"Kaulah yang terlalu banyak!"
"Aku memiliki banyak rahasia. Jika aku membawamu, kau pasti akan masuk tubuhku, kan. Pada saat itu kau pasti akan mengetahui semua yang aku lakukan dan apa yang aku punya."
"Kalau gitu tambahkan saja kerahasiaan dalam kontrak."
"Itu nggak cukup. Setelah aku membantumu, kau bisa saja mengkhianati aku karena kau tahu semua informasi tentangku."
"Apa sih yang begitu berharga dari dirimu."
"Pokoknya itu nggak cukup."
Terjadi keheningan setelah aku mengatakan itu. Mungkin dia sedang berpikir.
"Gimana?"
"Baiklah."
"Bagus."
Setelah itu aku mengeluarkan sebuah kertas kontrak. Ini adalah kertas kontrak yang aku buat khusus untuk makhluk abadi seperti dirinya. Jika itu tingkat rendah, dia pasti akan bisa merusak kontraknya dengan mudah.
Segera setelah itu aku menulis isi kontrak sebelum melemparkannya ke dalam gua.
"Bukankah bahan yang kau gunakan untuk membuat kontrak ini adalah daun pohon dunia yang gugur?"
"Tentu saja, itu khusus untuk makhluk sepertimu."
Hanya ada sembilan yang aku punya, setelah ini digunakan aku cuma memiliki delapan yang tersisa.
"Kenapa ratu ini pihak kedua?"
"Jangan merepotkan hal kecil."
Lagipula isi kontraknya cukup adil dan sesuai negosiasi.
"Kau melupakan batas waktu dan hukuman."
"Tidak apa-apa, aku lebih tidak suka terikat. Lagipula sudah tertulis salah satu pihak menyelesaikan tuntutan. pihak lainnya, maka pihak itu juga wajib menyelesaikan tuntutan."
"Memangnya hal seperti ini bisa disebut kontak?"
" Santai saja, itu adalah kontrak sihir. Bahkan jika tidak tertulis, aku akan tetap mendapatkan hukuman bila melanggar."
"Selesai. Cepat kemarilah agar ratu ini bisa masuk ke dalam tubuhmu."
Setalah dia mengatakan itu, aku merasa ada sebuah ikatan yang meningkat jiwaku yang menghubungkan dengan jiwanya. Ini adalah tanda bahwa kontrak telah dibuat.
"Oke… santai saja."
Dengan begitu aku berjalan masuk menuju kedalaman gua menggunakan flame blade Setelah sampai di sana aku bisa melihatnya.
Dia wanita yang sangat cantik, lebih cantik dari wanita yang pernah aku temui dalam hidupku. Kecantikan yang melebihi dunia fana.
Dia memiliki kulit putih yang cerah seindah bulan. Wajahnya dibentuk dengan sempurna sampai aku tidak bisa berkata-kata. Rambut hitam lurus berkilau seperti langit berbintang, setengah darinya tumpah ke depan bahunya, sisanya menggantung sampai paha. Memiliki bibir merah lebih indah dari kelopak bunga mawar. Dan matanya merah lebih indah dari permata apa pun di alam semesta ini, tapi itu mengandung kebijaksanaan, dominasi, dan arogansi.
Tubuhnya tinggi dan ramping, tapi tidak seperti aku, dia memiliki dada dan pantat yang sangat kencang meskipun itu besar. Dilihat dari manapun, setiap inci dari tubuhnya mengundang gairah para pria bahkan para wanita.
Dan anehnya dia tidak memakai apapun.
Dia duduk disebuah kursi batu dengan lemas tak berdaya.
Satu hal yang aku pikirkan ketika melihat wanita ini dan disaat bersamaan ada satu naluri yang muncul dari dalam diriku.
"Apa-apaan tatapan matamu itu?" Di kelihatan menyadari apa yang aku pikirkan. "Apa kau ingin mengambil kesucian ratu ini?"
"Kau masih perawan?"
"Tidak ada satupun makhluk di seluruh alam semesta yang bisa menjadi pasangan ratu ini."
"Kalau begitu sama."
"Apa yang kau pikirkan, apa kau akan bilang bahwa kami bisa saling bertukar."
"Menarik, kau masih bisa tenang disaat seperti ini."
"Lakukan jika kau mau."
"Baiklah."
Lagipula aku adalah pria, dan dia sudah mengijinkan. Tanpa pikir panjang, aku langsung meluncurkan tanganku ke dadanya.
"Ahh!? kau benar-benar melakukannya?"
Empuk.
Itulah yang aku rasakan. Tapi setelah memencetnya beberapa kali, tubuh yang indah itu berubah menjadi debu meninggalkan gumpalan cahaya merah yang masuk kedalam diriku.
"Kau benar-benar bajingan sialan terkutuk! Berani-beraninya kau menodai tubuh ratu ini." Sebuah suara terdengar langsung di pikiranku, itu adalah suara dari jiwa ratu Phoenix.
"Kaulah yang mengizinkannya. Jangan salahkan aku."
"Awas kau."
"Hentikan pikiran buruk itu, kita sudah terikat kontrak."
"Kaulah yang memiliki pikiran buruk, semua pikiranmu buruk."
"Baik, baik, hina aku sepuasmu. Yang lebih penting mana roh milikku?"
"Di tumpukan debu bekas tubuh ratu ini. Di Sana pasti ada sebuah pil."
Hahh, tanpa daya aku harus, mencarinya. Dan benar saja, seperti katanya ada pil di dalam sini.
Pil itu berwarna putih berbentuk bola kecil, Hanya putih biasa. Tidak ada aura, atau sesuatu yang supranatural darinya, tampak seperti pil putih biasa.
"Itu adalah pil dewa relik. Jika memakannya kau akan mendapatkan pil dewa relik."
"Ohh. " Aku percaya itu karena kontrak dan bertanya. " Apa yang harus aku lakukan pada debu ini."
Mungkin saja aku disuruh menyebarkannya kelautan atau puncak tertinggi, atau bahkan memakannya.
"Biarkan saja, itu akan menghilang sebentar lagi."
Benar saja, seperti yang dia katakan. Debu itu sudah mulai berkurang jumlahnya. Sebelum menghilangkan sepenuhnya aku mengamati debu itu secara mendetail.
"Sihir yang digunakan padamu ini entah kenapa aku merasa akrab?"
Tapi tidak ada respon.
"Hoy, kau dengar."
Mungkinkah dia tidur untuk memulihkan diri.
"Bilang-bilang sialan. Aku bahkan belum tahu namamu."
Terserahlah, aku fokus pada pil putih itu. Pil yang memberikan yang mengkonsumsi akan memiliki roh dewa relik.
Aku menatapnya dengan wajah murung bercampur jijik, ada rasa enggan menelannya dalam pikiranku.
Mau bagaimana lagi, meskipun aku mengatakan bisa membuat roh tanpa sihir. Nyatanya itu sangat sulit. Bahkan bahan yang digunakan sangat sulit didapatkan.
Jika hanya mengandalkan waktu, itu pasti akan sangat lama. Mungkin belasan, atau mungkin puluhan karena tubuh ini memberikan spesies yang baru dan berbeda dari yang lainnya.
"Nggak ada pilihan lain selain ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Faeow—
Tidak?
2022-06-21
1