Aku memutuskan untuk kembali kedalam gua dengan hati menyesali kenapa aku tidak menggunakan pakaian.
"Keluarkan black thread!"
Sebuah gulungan benang hitam keluar. Ini adalah black thread, sebuah artefak pakaian yang dapat berubah bentuk sesuai apa yang diinginkan pengguna asalkan itu adalah pakaian.
Aku menggunakan black thread untuk membentuk kaos hitam polos, celana panjang olahraga hitam polos, sepatu olahraga hitam polos, bahkan dalamnya juga hitam polos. Alasannya sederhana, karena ini nyaman dan aku suka hitam polos.
Tapi itu semua bukanlah kemampuan utama dari black thread. Kemampuan utamanya adalah penyembunyian aura dan peringkat. Hanya transcendence dan diatasnya yang bisa melihat kekuatan sebenarnya dari pemakai black thread. Ah, dan juga orang yang memiliki mata yang sangat mistis mungkin juga bisa.
Setelah selesai berpakaian aku mengeluarkan rusa yang aku bunuh setelah bertemu perempuan tadi.
Aku menggunakan api dari flame blade untuk memasak rusa itu seadanya tanpa bumbu dan penyedap rasa.
Setelah memuaskan rasa lapar. Aku mengambil sikap meditasi.
Setiap orang, selalu dilahirkan dengan tiga atribut utama. Tubuh, roh, dan jiwa.
Tubuh digunakan untuk menampung dan melindungi roh dan jiwa. Roh digunakan untuk mengembangkan tubuh dan jiwa. Jiwa digunakan untuk mengontrol roh dan tubuh. Tiga atribut ini saling terhubung dan saling mempengaruhi, masing masing tidak bisa dipisahkan.
Tapi, diantara ketiga atribut ini roh adalah yang dianggap paling penting bagi seorang penyihir. Karena roh bukan hanya untuk mengembangkan dua atribut lainnya, itu juga adalah basis dalam menggunakan sihir. Peringkat roh jugalah yang menentukan peringkat penyihir.
Karena itulah langkah awal bagi seorang penyihir adalah mengolah roh mereka, setelah itu barulah bisa menempa tubuh dan mengembangkan jiwa.
Sebenarnya, sebagai orang dari dunia tanpa sihir yang pergi ke dunia sihir, aku menyadari adanya perbedaan manusia dari dunia tanpa sihir dan manusia di dunia sihir.
Perbedaannya ada pada penggunaan dan kebangkitan roh mereka.
Orang-orang di dunia tanpa sihir itu jelas tidak bisa mengontrol roh mereka. Tapi orang di dunia sihir itu bisa mengontrol roh mereka.
Untuk mengontrol roh, sebenarnya mereka tidak perlu menggunakan teknik yang sangat rumit atau sebuah seni yang sangat rahasia. Mereka hanya perlu menunggu masa pubertas mereka. Setelah itu mereka bisa dengan mudah belajar cara mengontrol roh mereka, semudah bagaimana bayi belajar bagaimana merangkak atau berjalan.
Atau lebih sederhananya, mengontrol roh itu sudah ada dalam insting mereka.
Setelah aku teliti, ini kemungkinan karena adanya energi spiritual di dunia sihir dan tidak adanya energi spiritual di dunia tanpa sihir yang menyebabkan meskipun mereka sama-sama manusia, mereka memiliki garis evolusi yang berbeda.
Sekarang, seperti yang aku katakan tadi, langkah pertama menjadi penyihir adalah mengolah roh, dan sebelum itu aku harus memeriksa rohku terlebih dahulu apakah ini cacat atau tidak.
Menggunakan jiwa kelas transcend aku bisa memeriksa keseluruhan tubuh dan rohku.
"Hmm, nggak ada. Kenapa?"
Aku terkejut dengan apa yang aku dapatkan. Tidak ada roh didalam tubuhku.
"Benar juga." Aku baru ingat sesuatu." Tubuh adalah yang pertama terbentuk, setelah itu barulah jiwa, dan roh terbentuk setelah adanya pergesekan antara tubuh dan jiwa."
Biasanya pembentukan roh selesai setelah seseorang melewati masa pubertas. Tapi, sekarang aku seperti bayi yang baru saja menetas atau bisa dibilang baru lahir. Itu artinya tidak ada roh didalam tubuhku.
"Tidak ada roh, apa yang harus aku lakukan?"
Dengan cara ini aku tidak bisa menjadi kuat dan menggunakan sihir.
"Apa kau ada masalah dengan roh. Ratu ini bisa memberimu." Suara yang terdengar sensual bercampur arogan datang dari dalam gua.
"Nggak mau, terimakasih." Dengan begitu aku dengan cepat berdiri mau keluar.
"Tunggu dulu fana, Jangan berani-beraninya mengabaikan ratu ini!" Dengan perkataannya muncul dinding di mulut gua yang menghalangiku keluar.
"Apa?" Aku berkata jengkel.
"Kau hanya perlu menjadi murid ratu ini. Dengan begitu kau akan mendapatkan roh yang kau inginkan."
"Hanya perlu menjadi muridmu?" Aku berkata dengan mencibir. "Omong kosong apa itu? Kau pasti semacam keberadaan kuno yang tersegel, kan. Apanya yang 'hanya', kau pasti juga menginginkanku membantumu lepas dari segel"
"Lebih tepatnya ratu ini terluka, dan lebih tepatnya lagi terkena racun. Karena itulah, tentu saja sebagai murid kau harus membantu gurumu."
"Tidak mau." Lagipula aku akan terseret masalah jika membatu orang yang tidak jelas ini.
"Dari pada harus menunggu bertahun-tahun hanya untuk terbentuknya roh. Dengan menjadi murid ratu ini kau tidak hanya mendapatkan roh, kau juga mendapatkan kehormatan sebagai murid ratu ini." Dia berusaha membujukku.
"Nggak mau." Aku langsung menolak. "Lagipula aku tau cara membuat roh, bahkan tanpa menggunakan sihir."
"Bocah, kau tahu siapa ratu ini."
"Ratu Phoenix, kan." Aku langsung menjawab dengan cepat.
"Kau tahu dari mana?" Dia kaget, jelas dia tidak mengharapkan aku mengetahuinya.
"Aku hanya menebak." Aku berkata dengan tidak sabar. "Jika kau ingin aku membantumu, ayo berbicara dengan posisi yang setara."
"Setara, jangan membuatku tertawa." Suara arogan yang keluar.
Inilah kenapa aku ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini. Semua mahkluk kuno itu sangat arogan dan sangat sulit untuk diajak berbicara. Aku benar-benar malas berbicara dengan mereka.
"Kalau begitu biarkan aku pergi."
"Bocah, kamu belum tahu tempatmu." Dia mengatakan itu sebelum membuat sebuah gelombang tak terwujud.
Serangan jiwa. Kenapa serangan jiwa? Bukan serangan yang berbasis roh atau tubuh. Sebegitu parahnya racun yang diterima orang ini sampai sampai hanya jiwanya saja yang bisa digunakan untuk menyerang.
Tapi ironisnya, itu tidak memiliki efek untukku. Bagaimanapun juga, jiwa milikku adalah peringkat transenden meskipun levelnya turun. Dibandingkan orang ini yang memiliki racun, aku jelas yang menang.
Dari serangan ini aku tahu sesuatu, bahwa jiwanya juga terkena racun. Karena sebenarnya ratu Phoenix itu adalah adalah makhluk abadi, jiwanya pasti adalah jiwa abadi yang lebih tinggi dari milikku. Tapi jika serangan jiwanya tidak memiliki efek padaku itu artinya jiwanya juga terkena racun.
"Sudah itu saja? Biarkan aku pergi."
"Bocah bagaimana kau bisa tetap bertahan."
Ketika dia berbicara penghalang di bibir gua ikut menghilang, mungkin karena dia kehabisan energi.
"Terimakasih, aku pergi dulu."
"Tunggu, ayo berbicara secara setara." Dia tidak menyebutku bocah lagi.
Apakah ini makhluk ini mulai putus asa.
"Baiklah, apa yang kau inginkan?"
"Tiga daun muda pohon dunia, satu inti dungeon dunia, darah panjang umur seratus ribu tahun, sepuluh kristal esensi astral. Dengan begitu aku akan memberimu sebuah roh."
"Jangan bercanda." Aku berteriak padanya. "Masing-masing dari mereka adalah benda yang sangat langka. Bahkan, jika aku menemukan salah satunya, aku tidak akan memberikan itu kepada siapapun. Selain itu, lebih hemat dan mudah membuat roh sendiri."
"Jangan seperti itu. Roh yang aku miliki adalah roh peninggalan dewa. Semua ini setara."
"Dewa apa?"
"Dewa relik."
"Dewa relik?" Tidak pernah mendengarnya. Malahan aku merasa sedikit jijik mendengarnya. "Apa gunanya roh dewa relik."
"Kau pasti berasal dari Dunia Akisena." Dia memberikan tebakan yang tepat." Hanya penyihir dari dunia itu yang memiliki rasisme terhadap penggunaan relik."
"Memang benar aku dari Akisena. Lagipula pengguna relik itu memang sampah yang lemah."
"Itu hanya anggapan penyihir Akisena saja, itu semua karena mereka tidak tau cara menggunakan relik dengan benar."
"Memang kau tahu apa tentang relik. Coba sebutkan apa yang kami tidak ketahui."
"Domain relik, fusi relik, pembuatan sigil relik."
"Memang relik itu membuat domain?"
"Bisa."
"Memangnya relik bisa di fusi, kan? Kau tidak berbicara tentang pembuatan artefak, kan?"
"Itu bisa, dan aku tidak berbicara tentang artefak."
"Aku tidak pernah mendengar sigil relik."
"Bukankah sudah aku bilang, penyihir Akisena tidak tahu hal itu."
"Yang benar saja, aku ini penyihir yang mempelajari keseluruhan dari sihir dari aliran harta. Relik sebagai salah satu jenis harta benda, tidak mungkin aku tidak mengetahui pengetahuan tentang mereka."
"Kalian para penganut aliran harta mempercayai relik sebagai bagian dari aliran kalian. Lagipula kalian membuat harta menggunakan relik. Tapi, pada dasarnya relik bukan bagian dari aliran harta, wajar saja jika kau tidak mengetahui penggunaan sesungguhnya dari relik meskipun sudah menguasai keseluruhan aliran harta."
"Kalau begitu buktikan!"
Ketika aku mengatakan itu, sesuatu terbang dari kedalaman gua menuju ke arahku. Aku langsung menangkap dan melihat apa itu.
"Apa ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Khalidi Huri
semangat thor,gw baru baca bagus kok ceritanya
2022-06-22
1