Jam pertama telah usai. Fauziah dan Savana bergegas ke kantin bersama teman mereka yang perempuan. Di kantin, sudah ada Muli yang lebih dulu makan. Muli melambaikan tangannya pada Fauziah, meminta gadis itu duduk bersamanya. Fauziah dan Muli pun menghampiri.
"Ziah, dia siapa?" tanya Savana.
"Adikku" Jawab Ziah santai. Ia duduk di samping Muli. Sementara Savana duduk depan Muli.
"Namanya Muli, adiknya Dokter Aqmal" jelas Fauziah. Savana mengangguk paham. Siapa yang tidak mengenal Aqmal, Duda keren di Puskesmas Labuha. Terlebih lagi Aqmal sering datang di Apotek 24 jam.
"Hai, Kakak" Muli menyapa Savana. Pasalnya dia murid baru jurusan Akutansi.
"Hai" Savana membalas sapaan Muli.
"Va, kamu mau pesan apa?" tanya Fauziah.
"Aku es coklat" kata Muli. Fauziah mengangguk. Ia menghampiri Ci Wia. Seperti biasa, Fauziah akan mengambil 4 bungkus nasi kuning dan 2 bungkus kerupuk dan tak lupa sambal pedas.
"Ini" Fauziah menyerahkan 2 bungkus nasi kuning dan 1 bungkus kerupuk. Savana mengambilnya.
Usai makan, mereka bertiga masih bersantai di kantin. Hingga bunyi bel menyudahi percakapan mereka. Muli kembali ke kelasnya, begitu juga dengan Fauziah dan Savana.
Semua siswa duduk di kursi masing-masing. Menunggu Guru baru yang akan mengajar mata Pelajaran Kejuruan. Mereka pun penasaran, seperti apa tampang guru baru itu. Bahkan dia hanya akan mengajar di hari sabtu.
"Assalamualaikum" Aqmal mengucap salam sebelum masuk ke dalam kelas. Lalu masuk dan duduk di kursi khusus guru.
"Waalaikumsalam"
Para siswa mengulas senyum bahagia. Begitu juga dengan Fauziah dan Savana. Fauziah tak menyangka, guru baru itu adalah Aqmal–pria yang begitu dia hargai.
"Perkenalkan, nama Saya Aqmal Malik. Kalian bisa panggil saya Kak Aqmal. Saya mengajar Farmakognosi. Berhubung saya punya pekerjaan lain, maka mau tidak mau, kita belajar di setiap hari Sabtu, pukul 13:00 PM" jelas Aqmal.
"Iya, Pak ..."
"Ada yang mau bertanya?" tanya Aqmal.
"Bapa udah nikah?" pertanyaan konyol keluar dari bibir gadis mungil bernama Sukini Mutmainah.
Aqmal terkekeh. "Sudah, tapi udah cerai" jelasnya tanpa malu.
"Bapa sudah punya calon istri yang baru?" lagi-lagi pertanyaan konyol.
"Iya sudah" jawab Aqmal tersenyum sumringah.
"Memangnya Kenapa? Ada yang mau daftar?" Aqmal membalas candaan para siswa.
"Yaaa... tanggal 21 mei, adalah hari patah hati sedunia" ucap Savana yang dibalas tawa oleh teman-temannya. Savana sengaja mengatakan itu, dia ingin membuat Fauziah tersenyum. Pasalnya, mimik wajah Fauziah berubah menjadi tak bersemangat saat Aqmal menjawab 'Sudah'. Padahal, pagi tadi Muli berkata padanya, kemungkinan besar Aqmal menyukainya.
Waktu berlalu, para siswa sedang apel pulang. Aqmal menunggu Fauziah dan Muli di mobil. Tak lama, ia melihat Muli dan Fauziah jalan bersama.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat tak bersemangat" gumam Aqmal.
Fauziah membuka pintu mobil bagian belakang. Begitu juga dengan Muli. Keduanya masuk lalu sibuk dengan urusan masing-masing. Aqmal menghela nafas berat melihat tingkah keduanya.
"Dek, mau Kakak antar di rumah atau di Oma?" tanya Aqmal pada Adiknya.
"Menurut Kakak bagusnya dimana" jawab Muli masih sibuk mengotak atik ponselnya.
Aqmal melihat Fauziah lewat kaca spion. Gadis itu masih sibuk dengan gawai nya. Aqmal tak ingin mengganggunya, ia membiarkan Fauziah dengan dunianya. Berapa menit kemudian, Aqmal menepikan mobilnya di depan Apotek 24 jam.
"Makasih ya, Kak" ucap Fauziah menarik senyum manisnya.
"Hmm" balas Aqmal. Ia kembali melanjutkan perjalannya menuju rumah Oma Tantri. Jarak dari Apotek ke rumah Oma Tantri hanya 500 meter saja. Tak membutuhkan banyak waktu untuk sampai di sana.
Muli turun dari mobil. Ia masuk kedalam rumah dan tak lupa mengucap salam. Kedatangannya disambut hangat oleh Oma Tantri dan Opa Dama. Oma Tantri mengajak Muli ke kamar, menemaninya merapikan pakaian yang akan dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan. Sementara Aqmal masuk ke kamar yang biasa dia tempati saat bermalam di rumah Omanya.
Drtt... Drtt... Drtt...
Ponsel Aqmal bergetar. Aqmal terdiam menatap nama kontak yang menghubunginya. Cukup lama dia terdiam, hingga untuk kedua kalinya, Aqmal pun menjawab panggilan telepon dari mantan istrinya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Be, kamu dimana?"
Be, panggilan Sayang untuk Aqmal dari Lisna. Haruskah Aqmal bahagia mendengar kata itu, kata yang dulunya cukup membuatnya merasa dicintai.
"Aku di rumah Oma" jawab Aqmal.
"Bisa kau temani aku di RS? Aku sendirian di sini" pinta Lis.
"RS? Kamu sakit?" tanya Aqmal. Dari sikap dan raut wajahnya, pria itu cukup terlihat cemas.
"Bukan aku, tapi teman online ku. Kau tahu sendiri kan, ini kali pertama ku di Kota ini" jelas Lis. Memang benar apa yang dia katakan, itu kali pertama dia menginjakkan kaki di tanah kelahiran mantan suaminya. Dua tahun pernikahan mereka, dan tak sekalipun Lisnawati mau berkunjung di keluarga suaminya.
.
.
Waktu yang ditunggu tunggu telah tiba, Fauziah menunggu Aqmal menjemputnya. Namun siapa yang datang, dia bukanlah Aqmal, melainkan Muli.
"Kakak, ayo" ajak Muli tersenyum.
"Dek, aku kendarai motorku saja. Kebetulan motornya sudah bisa diambil" kata Fauziah.
"Ya sudah, ayo, aku temani Kakak ke bengkel"
Fauziah pamit pulang. Lalu menghampiri Muli. "Ayo"
Muli sengaja mengendarai motornya dengan pelan. Dia ingin melapor pada Fauziah. "Kakak tahu ngak sih, mantan istri Kak Aqmal ada di sini"
"Pantas" gumam Fauziah pelan.
Muli tak paham, ia ingin memperjelas nya. "Maksud?"
"Tadi Kak Aqmal ke Sekolah. Dan ternyata guru baru kami itu Kak Aqmal. Lalu ada teman Kakak yang bertanya, Kakak udah punya calon? Kak Aqmal jawabnya sudah"
Muli maupun Fauziah menyudahi percakapan mereka. Keduanya turun dari motor, menghampiri pemilik bengkel yang kebetulan ada di bengkel. Fauziah membayar tagihan lalu mengambil kunci motornya. Keduanya pun kembali ke rumah.
Malam hari, Fauziah duduk di balkon dengan Muli. Muli bermalam di rumah Fauziah sampai Bunda Santi kembali dari Makassar. Muli mengerjakan tugasnya, begitu juga dengan Fauziah. Keduanya mengalihkan pandangan mereka ke bawah.
"Jadi itu mantan istri Kak Aqmal" gumam Fauziah.
"Hmm. Orangnya baik bangat" timpal Muli seraya menatap mantan Kakak iparnya.
"Cantik bangat" batin Fauziah.
Muli kembali mengerjakan tugasnya, sementara Fauziah masih melamun. Dia mengagumi Aqmal sejak dulu. Sejak dia masih SMP. Harapannya pernah pupus, saat Aqmal menikah dengan Lisnawati. Setelah mendengar kabar dari Muli tentang perceraian Aqmal dan Lisna, Fauziah kembali bertekad mengejar cinta pria itu. Bahkan dia bekerja dan menabung setiap bulan agar bisa kuliah. Dengan dia memiliki gelar, dia akan dianggap pantas bersanding dengan Aqmal. Dan pengakuan Aqmal siang tadi, cukup membuat hati Fauziah teriris. Sakit, tapi tak berdarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Be___Mei
si mantan ngapa datang lagi 🤧🤧🤧 ya elah lis bukannya kamu yang buang aqmal ngapa sekarang nongol lagi
2022-06-15
0