Beberapa tahun kemudian.
Brak!
Seorang gadis dengan dress berwarna putih sepanjang lutut, sepatu sneaker hitam dengan tas sligbag hitam bertali rantai emas. Dia mendorong pintu apartemen seorang pria dengan kuat.
“Aakkh!” Pria itu terdorong ke belakang, lebih tepatnya terjengkang jatuh, saat membuka pintu apartemennya.
Matanya bengkak, mascaranya sudah luntur, di bawah matanya sudah mengalir air mata yang bercampur maskara. Wajahnya kini terlihat menakutkan seperti hantu.
“Huhuhuhu, hiks!” Setelah mendorong pintu apartemen itu, dia malah menangis dengan posisi berdiri menunduk.
“Hm, k-kau jangan menangis, kau kenapa?” Pria itu sudah berdiri dari jatuhnya. Mendekati gadis itu, hendak menenangkan dengan menyentuhnya, tapi ia urungkan.
“Huhuhu! Hiks! Hiks! Huwaaaa! Huhuhu!”
Bukannya menjawab, gadis itu malah meraung-raung sejadi-jadinya, membuat pria itu kelabakan. Dia adalah Haikal Mukminin yang sudah dewasa dan gadis yang meraung-raung ini adalah Rella Hanifah. Gadis remaja yang dulu pernah ia tembak cinta.
“Ja-jangan menangis! Tolong hentikan Rella!” pinta Haikal.
“Apa kau masih mencintaiku, Haikal?” Rella menatap pria di hadapannya. “Jika masih. Ayo, kita menikah!” lanjutnya dengan tegas.
Dia menghapus air matanya yang berwarna hitam bercampur maskara itu, lalu menghambur ke tubuh Haikal yang kaku.
Cup! Della langsung memagut bibir Haikal dengan rakus, menciumi bibir itu. Sedangkan Haikal? Dia diam membatu, jantungnya ingin melompat keluar saking terkejutnya.
“Hah! Hah! Haaah!” Keduanya sama-sama mengambil nafas dalam, setelah Rella melepaskan bibirnya dari bibir Haikal yang menguasai secara sepihak.
Ya, pria dihadapannya ini hanya diam saja tanpa respon saat Rella menciumi bibirnya.
“Apa kau tidak menyukaiku lagi?” tanya Rella, dia menunduk sedih.
“Ah? A-aku!” Haikal menggaruk tengkuknya, bingung harus menjawab bagaimana.
“Apa aku terlalu buruk? Aku hina, hiks! Hiks!” tanyanya semakin sedih.
“Rella, tolong hentikan, ini bisa mengganggu orang lain di apartemen sebelah!” Haikal menggoyangkan ke dua tangannya, sebagai tanda berhenti.
Rella mendorong tubuh Haikal kuat, sehingga terdorong masuk ke dalam apartemen. Blam! Pintu apartemen di tutup dengan keras oleh Rella. Dia menguncinya kemudian.
Sekarang, Haikal terdiam dalam posisi terhenyak duduk, sedangkan Rella berdiri menatapnya. “Katakan! Apa kau masih menyukaiku?” teriaknya berkacak pinggang.
“Kenapa kau diam saja?” Bukannya menjawab, Haikal malah mengedipkan matanya beberapa kali.
“Rella kamu kenapa?” jawabnya lembut, dia mencoba untuk bangun dari posisi duduknya.
Rella berjongkok, mendorong tubuh Haikal, kemudian duduk menindih pria itu, tepat di atas antara kedua pahanya.
Glug! Haikal menelan salivanya, hingga terlihat jakunnya naik turun. “Hm, Rella, itu-- kamu--” Perkataan Haikal terpotong, Rella kembali mencium bibir Haikal sekilas.
“Katakan padaku, apa kau masih menyukaiku atau tidak!” Rella mengadukan keningnya dengan kening Haikal.
“Aku sungguh tidak akan mengganggumu dengan kekasihmu, sungguh. Itu-- seminggu yang lalu, aku tidak sengaja minum alkohol, aku mabuk, aku tidak pernah minum alkohol sebelumnya, maafkan aku, maafkan aku Rella!” tutur Haikal jujur.
“Jadi ... pengakuan cintamu waktu itu palsu?”
“Itu---”
“Katakan, kau masih menyukaiku 'kan? Kalau iya, ayo kita menikah!”
“Me-menikah? Rella, menikah itu bukan main-main. Apa kau yakin ingin bersuami 'kan aku?” tanya Haikal menatap wajah Rella yang kacau, namun baginya masih saja seperti bidadari.
“Aku hanya butuh kepastian rasa sukamu, jika kau menyukaiku! Ayo, menikah. Besok pagi kita daftar ke tempat pernikahan.” Rella berdiri.
“Besok pagi aku akan menunggumu!” Dia berjalan pergi dan keluar dari apartemen Haikal.
Setelah Rella pergi, Haikal mengambil nafas dalam-dalam. Jantungnya benar-benar berpacu, bahkan sesuatu di antara dua pahanya setengah terbangun karena diduduki oleh Rella, apalagi tadi sambil dicium bibirnya.
“Oh, juniorku, hentikan!” Dia meringis, junior yang bersarang diantara dua paha itu bukan lagi setengah bangun, kini malah ingin merobek celana yang dia pakai, berharap menyembul bebas keluar.
“Hentikan pikiranku, hentikan!” Dia menepuk kepalanya yang semakin berpikir mesum. Dia bergegas mengunci pintu kamar apartemen dan berlari ke kamar mandi. Memilih berendam air dingin di bathtub.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DULU MSH SEKOLAH MNGHINA HINA HAIKAL BRSAMA SAMA GENGNYA DN JUGA SI ANDI
2023-02-16
0
Sulaiman Efendy
KNPA RELLA TIBA2 MNGAJAK HAIKAL NIKAH, APA RELLA UDH HAMIL DLUAN,, TRUS LAKI2 YG HAMILINYA GK MAU TANGGUNG JAWAB. SKRG CARI LAKI2 BUAT NUTUPI AIB HAMILNYA
2023-02-16
0
Siti Sarah
anak yang serius
2022-08-14
0