Bramantyo kini meninggalkan Yurika yang saat ini masih tertidur di atas peraduan nya. Bramantyo bergegas membersihkan dirinya di kamar mandi. Bramantyo lupa kalau nanti malam ada pesta kecil bersama kawan lamanya yang baru tiba dari luar negeri. Walaupun masih siang bolong namun perjalanan kembali dari puncak ke pusat kota memakan waktu lebih dari satu jam. Sedangkan Bramantyo harus menjumpai papi dan maminya karena ada beberapa hal yang darurat yang akan disampaikan oleh maminya itu.
" Hal darurat apa sih?" pikir Bramantyo yang kini sudah berendam di bathtub kamar mandi dalam kamarnya.
" Banyak anak- anaknya yang lain, apakah harus aku yang disuruhnya kembali pulang ke istana tempat tinggal mereka itu?" pikir Bramantyo.
" Apakah ini ada hubungannya dengan syarat warisan itu? Aku harus segera menikah terlebih dahulu karena aku adalah anak yang pertama?" batin Bramantyo kembali.
" Lebih baik aku mengajak gadis ini untuk bekerjasama dengan aku. Lagipula wajahnya dan juga bodi nya tidak bikin malu aku, jika aku harus memperkenalkan nya pada mami papi dan juga keempat adik- adik aku." pikir Bramantyo.
" Baiklah! Aku akan memberikan penawaran ini kepada Yurika. Gadis kecil itu semoga bisa diajak kerja sama dan bisa menjadi pacar atau kekasih kontrak aku. Bila memungkinkan aku nikahi. Aku sudah sangat bosen dengan pertanyaan mami papi aku yang selalu menyuruhku untuk segera menikah. Ini sangat menyebalkan sekali." gumam Bramantyo sambil membersihkan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang.
Bramantyo mulai tersenyum mengingat permainan nya bersama dengan gadis kecilnya itu. Yurika yang polos dan lugu namun memaksakan dirinya melakukannya dengan dirinya. Walaupun masih terlalu kaku dalam melayani nya. Namun cukup membuat singa yang tidur terbangun dan terpancing untuk menerkam mangsanya.
Bramantyo kini mulai menghubungi Yoyo asistennya dan membuatkan perjanjian kontrak itu dengan Yurika. Sebagai permulaannya adalah membuat perjanjian untuk menjadi kekasih kontrak dengan Bramantyo dengan gaji atau imbalannya yang cukup besar. Perjanjian kontrak itu akan diperpanjang menuju kawin kontrak jika Bramantyo menginginkan dan mendapatkan kecocokan dengan Yurika. Inipun masih dalam wacana.
" Semoga saja, gadis itu mau menerima kerjasama ini." kata Bramantyo. Yoyo di seberang sana menarik. nafasnya dengan kasar.
" Baiklah, tuan muda! Surat perjanjian itu akan segera saya buat." sahut Yoyo.
" Jangan lama- lama! Secepatnya kamu kemari, ke villa ini sambil membawa mobilnya. Gadis itu masih tidur. Jadi segera lah kemari sebelum gadis itu terbangun." jelas Bramantyo.
" Apa? Apakah gadis kecil itu benar-benar sudah melakukannya bersama tuan muda? Berapa kali tuan muda itu melakukannya, sehingga gadis itu sampai tidur di siang bolong gini. Tuan muda ku ini pasti sudah sangat beringas dan liar melakukannya." pikir Yoyo di seberang sana.
" Yoyo! Satu hal lagi! Tolong belikan gaun seukuran gadis itu. Nanti malam aku ingin mengajak nya pesta dan bertemu dengan kawan-kawan ku." kata Bramantyo. Yoyo paham dan mengerti.
" Ingat! Gaun tidak perlu norak! Ini hanya acara pesta kecil saja karena ada salah satu kawanku baru riba dan pulang dari luar negeri." jelas Bramantyo lagi.
" Baik tuan muda!" sahut Yoyo. Bramantyo kini menutup sambungan keluar nya.
" Yurika! Lumayan juga dia. Aroma tubuhnya begitu menggoda dan menantang. Aku suka! Sepertinya aku akan kecanduan olehnya." pikir Bramantyo sambil tersenyum sendiri di bathtub kamar mandi itu.
*******
"Ganti bajumu!" perintah Bramantyo sambil memberikan gaun untuk Yurika. Yurika sesaat melihat Bramantyo dengan tatapan aneh. Bramantyo menghisap rokoknya sambil menikmati kopi cappucino yang telah dibuatkan oleh Yoyo.
" Kenapa aku harus mengenakan pakaian mahal ini?" tanya Yurika sambil meneliti gaun yang mahal pemberian dari Bramantyo.
" Malam ini aku akan mem boking kamu kembali. Aku ada pesta kecil bersama kawan- kawan dari komunitas ku. Aku mau tampil lebih elegan dan tidak norak ketika jalan bersama dengan aku." ucap Bramantyo. Yurika menarik nafasnya lalu membuangnya dengan kasar. Yurika kini malah dengan beraninya mengambil minuman cappucino milik Bramantyo itu lalu sedikit meminumnya. Bramantyo diam dan hanya memperhatikan gerak- gerik Yurika.
" Kamu mau kopi? Biar Yoyo yang akan membuatkannya untuk kamu." tanya Bramantyo.
" Tidak perlu! Aku mulai lapar dan hari sudah mulai petang." ucap Yurika. Bramantyo tersenyum geli.
" Kamu tertidur terlalu lama. Bahkan aku bangunkan sedari tadi kamu pun tidak bergeming. Apakah kamu begitu letih melayani aku, hingga tidak bisa bangkit lagi?" sindir Bramantyo sambil terkekeh dan memainkan matanya dengan nakal.
" Tiga ronde membuatku gila. Kamu juga tahu bukan, kalau ini pengalaman pertama aku. Kamu menghajar aku seperti sudah sekian lama tidak menyentuh seorang wanita." sahut Yurika kini sudah mulai terbiasa dan akrab dengan Bramantyo.
Panggilan tuan muda itupun mulai tidak didengar lagi. Yurika bahkan merasa dekat dan intim dengan Bramantyo setelah melakukan pergumulan itu sampai berkali-kali dengan Bramantyo. Awalnya memang Bramantyo yang mendominasi dan terakhirnya Yurika mulai tertantang melakukannya dan mendominasi pria dewasa dan matang itu.
" Gantilah bajumu! Lalu kita berangkat dari sini. Sebelum itu, kita akan singgah untuk makan terlebih dahulu." ucap Bramantyo. Bramantyo kini mendekati Yurika.
" Atau aku yang akan melepaskan baju kamu dengan paksa dan memakaikan gaun itu ditubuh kamu?" ucap Bramantyo kini mendekati Yurika sambil mengusap pipinya begitu lembut.
" Baiklah! Tetapi ini tidak gratis bukan? Aku juga minta imbalan karena sudah menemani kamu nanti malam." sahut Yurika. Bramantyo tersenyum menyeringai.
" Kamu mulai perhitungan sekarang! Sebenarnya kebutuhan apa yang saat ini mendesak kamu sehingga kamu sangat memerlukan uang itu yang banyak?" tanya Bramantyo penasaran.
" Bukannya kamu sudah menebak aku, jika ayahku meninggalkan banyak hutang dan sedangkan ibu aku saat ini masuk di rumah sakit dan perlu biaya yang banyak. Saat ini kehidupan aku berada di titik terendah. Aku hanya putri mantan seorang konglomerat dan pengusaha yang bangkrut lalu karena banyak hutang dan depresi akhirnya ayah bunuh diri dari lantai tertinggi apartemen itu, setelah kencan dengan wanita penghibur nya." cerita Yurika. Bramantyo kali ini terdiam dan serius mendengarkan nya.
" Aku paham! Papi dan mami aku sangat mengenal almarhum ayah kamu. Apakah kamu tidak ingin membalaskan dendam ayah kamu itu. Aku rasa kematian ayah kamu itu sungguh tidak wajar. Ada beberapa oknum yang menginginkan kematian dan kehancuran nya." kata Bramantyo. Yurika terdiam.
"Aku saat ini tidak memiliki kekuatan itu. Mungkin lain cerita jika kamu membantu aku dan membantu aku." sahut Yurika.
" Ini menarik sekali! Aku akan membantu kamu membalaskan dendam ayah dan juga ibu kamu. Tetapi kamu pun harus mengikuti permainan aku." ucap Bramantyo. Bramantyo mulai memanggil Yoyo dan meminta surat perjanjian kontrak yang sudah dibuat dan disiapkan oleh Yoyo. Yurika mulai membaca setelah Yoyo membawakan surat perjanjian itu lalu menyerahkan ke tuan muda nya. Bramantyo menyodorkan surat perjanjian itu kepada Yurika.
Yurika menandatangani kontrak itu tanpa berpikir panjang. Yurika seperti percaya dan mempercayai Bramantyo bahwa laki-laki itu yang akan menolongnya dan melepas penderitaan nya serta membalaskan dendam ayahnya.
" Mulai hari ini kamu sudah bisa bekerja dengan aku. Oke?" ucap Bramantyo. Yurika tersenyum sambil kembali meminum kopi milik Bramantyo. Bramantyo tersenyum melihat Yurika yang sudah berani dan tidak sungkan dengan dirinya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments