Malam harinya saat vano ingin meninggalkan rumah sakit untuk pulang kerumahnya.
"dad mom vano pulang dulu yah,maaf vano gak bisa nemenin isa"
"hati-hati vano"(ucap Hadi)
"apa kamu tidak mau menunggu adik mu siuman vano, kasihan adik kamu jika saat dia bangun tidak melihat kamu"(sendu marissa)
"tidak papa sayang vano mungkin lelah vano butuh istirahat"(lembut hadi)
"tapi mas kalo Isa kebangun lalu minta dibeliin es sama vano gimana hiks hiks hiks hiks"
"kapan kamu bisa normal lagi Marissa, kematian anak kita membuat kamu seperti ini, issani lihat lah kondisi mama kamu, kenapa kamu meninggalkan kami sayang"(batin hadi)
"semoga kau bisa menyembuhkan depresi mama ku "(batin vano melirik lisa)
1 tahun yang lalu
"masssss masssssss massss pelayannnnnn pelayannnnnn pelayannnnnn tolonggggggggg tolonggggggggg tolonggggggggg hiks kemana kalian kemana kenapa tidak ada yang mendengarkan ku hiks hiks hiks isa bangun sayang bangun bangunnnnnnn"(isak tangis seorang ibu)
brakkkkk
"isaaaaa"(teriak hadi)
"ada apa dengan isa rissa kenapa kepalanya bisa berdarah seperti ini "
"aku tidak tahu massss saat aku ke kamar isa keadaan sudah seperti ini, isa sudah tergeletak berdarah dibibir pintu kamar mandi ini, cepat mas kita bawa isa ke rumah sakitttttt ayo massss"
hadi dengan sigapnya membawa isa ke rumah sakit
"maaf bapak dan ibu tidak bisa ikut kedalam"(ucap dokter lalu menutup pintu ICU)
"hiks mas isa mas isa"
hadi memeluk Marissa memberikan ketenangan untuk marissa"
"sabar mas isa kita baik-baik saja"
"tapi mas isaaaaa kepalanya berdarah hiks apa asma isa kambuh lagi, hiks isaaaaa"
Hadi menelpon vano dan memberi tahu yang terjadi pada adik kesayangannya, 1 jam pun berlalu vano datang dengan keadaan kacau, marissa masih menangis sedang hadis terus memeluk Marissa sambil sesekali menyeka air matanya
ceklek
"dokter apa yang terjadi anak kami baik-baik saja kan dok"
pak dokter tidak menjawab langsung seakan menimbang kata-kata terlebih dahulu
"jawab dokter apa yang terjadi pada anak saya jawabbbbbbb"
"maaf bu anak ibu tidak terselamatkan kami sudah mencoba sebaik mungkin tapi takdir berkata lain, luka kepala yang ada dialami pasien terus mengeluarkan darah dan sebelum bapak sampai kesini pasien sudah kritis, harap bapak ibu bersabar dan tabah dalam menghadapi kenyataan ini"
"tidak isa ku pasti masih hidup kau jangan berbohong dokter"
"sebenarnya apa yang terjadi pada anak kami dokter bagaimana caranya anak kami bisa terluka di bagian kepala"(tanya hadi yang masih seakan tidak percaya pada ucapan dokter itu)
"dikira kan pasien merasa sesak nafas dan tidak sengaja menginjak lantai licin dan akhirnya terjatuh "
Rissa yang mendengar nya langsung pingsan dan dibawa ke ruangan lain, sementara vano terus memukuli tembok betapa hancur dan sakit hatinya isa nya adik kesayangannya meninggalkan nya secepat itu.
dan dari situlah Marissa depresi tidak bisa menerima kenyataan, dia sering menangis terus dan sesekali tertawa sendiri, bicara sendiri,dan selalu membawa boneka milik Isa bahkan marissa terkadang bersikap seperti anak kecil.
sekarang
"vano jangan kemana-mana sebelum isa sadar yah"(ucap Marisa)
"iya mom vano akan tetap ada disini,"(senyum vano)
"yeahhhhh vano gak jadi pulanggggg"(girang Marissa)
"lihat isa kakak kamu gak jadi pulang mommy hebat kan membujuk kakak kamu iyakan "(ucap lisa senang pada Isa yang masih menutup matanya)
"mas isa kenapa tidak menjawab pertanyaan aku hiks hiks hiks apa isa tidak sayang lagi sama aku"
"tidak sayang isa hanya lagi tidur saja makannya dia tidak menjawab pertanyaan kamu"(semoga kamu cepat sembuh dari depresi ini istriku batin hadi )
"haus"
semua orang langsung melirik pada lisa lalu mereka menghampiri lisa
"kamu Sudah bangun sayang apa kamu haus ini minum"(menyodorkan minum pada isa)
"sikap mommy langsung normal lagi saat sedang bersama dia aku harap mommy bisa sembuh dengan kehadiran dia"(batin vano).
setelah meminum air yang dibantu marissa Lisa baru sadar dia sekarang ada dimana, tempat nya serba putih.
"aku ada dimana, dan kalian siapa"(tanya lisa lirih)
"apa kamu tidak mengenal ku"(ucap hadi)
"tidak"(ucap lisa lirih )
"Astaga gadis itu tidak mengenaliku,, apa jangan-jangan dia hilang ingatan"(batin hadi menduga-duga)
"isa ini mommy dan ini Daddy kenapa kamu tidak mengenali kami coba kamu ingat-ingat kembali"(tangis Marissa)
lisa mencoba mengingat tapi dia benar-benar tidak mengenal mereka bahkan dia tidak ingat apa-apa.
"ahhhhhhhh sakittttt "(ucap Lisa memegangi kepalanya).
"vano cepat panggilkan dokter"(Cemas hadi vano langsung berlari dan tidak lama kemudian dokter tiba di ruang rawat lisa dan langsung memeriksa nya setelah itu memberikan obat perda nyeri)
"apa masih merasa sakit"(tanya dokter pada lisa)
"sedikit dokter"(ucap lirih)
Marissa yang melihat keadaan lisa terus menangis dia benar-benar takut
"pak hadi mohon ikut keruangan saya"( ucap dokter)
"baik dok"
setelah sampai di ruangan dokter yang merawat lisa.
"maaf pak sepertinya anak bapak kehilangan ingatannya , benturan yang keras yang terjadi di kepala anak bapak itulah penyebabnya"(ucap dokter)
"apa anak saya masih bisa sembuh dok"(tanya hadi)
"ingatan anak bapak bisa kembali dengan seiring nya waktu karena anak bapak tidak hilang ingatan permanen"(jelas dokter)
"maafkan aku lisa, gara-gara aku kamu jadi kehilangan ingatan,tapi aku berjanji akan merawat kamu bahkan menganggap kamu putri kandung ku sendiri, dan aku harap setelah kau kembali mengingat semua kau tidak pergi meninggalkan kami"(batin hadi)
Ditempat lain gitani sedang memarahi adiknya Ani, betapa gitani marah mendengarkan ani yang terus membayangkan nasib lisa.
"diam kau aniiii kenapa kau terus berpikiran seperti itu hahhhh, walau bagaimanapun lisa adik kita seharusnya kau tidak bicara seperti itu"(marah gitani).
saat diruang tamu Listiani yang sedang mengobrol dengan dahlia terkaget-kaget saat mendengar kemarahan gitani, bagaimana gitani tidak marah saat adik kesayangannya dibayangkan sedang menderita dan menahan ke berutalan orang yang membeli lisa, Ani terus mengoceh dan mendo'akan nasib malang terus menerus menghampiri lisa yang sudah tidak tinggal disana.
"a-apa m-maksud kakak"(lirih Ani yang masih terdengar jelas ditelinga tajam gitani)
"jangan pura-pura tidak mengerti kamu hahhh, kenapa masih mendo'akan yang tidak-tidak untuk lisa yang bahkan sudah tidak tinggal disini"(ucap tajam gitani)
"emang nya kenapa kak jika aku MENJELEK-JELEKKAN LISA DAN MENDO'AKAN YANG BURUK UNTUK KAK KENAPA "(teriak ani yang tidak menerima jika dirinya disalahkan bahkan dibentak kakak nya)
"rendahkan suara mu listiani"(pelotot gitani)
"kenapa kak kenapa, apa kamu tidak suka aku membantah kata-kata mu hahhhh"(, ucap ani yang sudah merendahkan nada suaranya)
Dahlia yang melihat pertengkaran kedua anaknya pun langsung meterainya.
"sudah kenapa kalian malah bertengkar kalian adik kakak tidak baik seperti itu akur lah"(ucap dahlia)
"jika aku dan ani harus akur, terus kenapa mama menyuruh ku untuk tidak akur dan lisa, bahkan mama menyuruhku untuk berlaku tidak baik padanya, dan memperlakukan dia seperti pembantu, kenapa ma kenapa"(ucap tajam dan dingin gitani)
"karena dia anak pembawa siallll"(ucap dahlia mulai dingin pada anak pertamanya)
"prok prok prokkkk hebat sungguh hebat kamu ma, mama menyalahkan bayi yang tidak berdosa, lisa tidak pernah meminta untuk dilahirkan dari rahim mama itu semua takdir dari yang maha kuasa, bagaimana caranya seorang bayi yang masih merah dituduh melakukan kejahatan yang atas kesalahan yang tidak pernah dia buat, seorang bayi disalahkan sampai menginjak umur enam belas tahun, bagaimana caranya bayi merah bisa melakukan kejahatan sedangkan dia hanya bisa menangis dan tidur, jika harus ada yang disalahkan disini adalah mama bukan lisa,mama yang ceroboh tidak bisa melihat mana lantai yang licin dan mana lantai yang tidak licin"(marah gitani)
"kau(tunjuk dahlia pada gitani) kau menyalahkan mama mu hahhh, mama jatuh karena itu semua sudah takdir mama, walaupun mama berjalan dilantai yang tidak licin tapi jika takdir mama tidak harus jatuh mama tidak akan jatuh"(marah Dahlia)
"jika mama terjatuh karena takdir apa beda kah dengan mama yang diangkat rahim karena terus pendarahan, jika mama tidak patut disalahkan bagaimana dengan lisa ma bagaimana, mama selama ini selalu menyalahkan lisa jika lisa bersalah mama juga sama bersalah"(ucap tajam gitani)
Dahlia tidak bisa menjawab sungguh dia dibuat diam oleh anak pertamanya.
"dan kau(tunjuk gitani pada ani) jika sekali lagi aku mendengar kan kamu menjelekan adik ku aku tidak segan-segan untuk menampar mu"(ucap tajam gitani pada ani sambil berlalu pergi menuju kamarnya).
bersambung
*maaf yah kakak semua alur author mungkin sangat membosankan dan juga masih banyak typo maklum ini adalah karya pertama author 🤗 jangan lupa like dan komennya 🤗kalo bisa dengan vote nya sekalian hehehe 🤭**biar author selalu semangat 🤭🤗
salam sayang dari author 🤗*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments