Weni mendekati Marsha yang sedang menyusun ponsel di dalam etalase, ia pun membantunya. "Kalau jadi aku, sudah ku maki wanita tadi!" omelnya.
Marsha tersenyum tipis, "Namanya kita berdagang, ya harus sabar."
"Tapi wanita tadi sudah keterlaluan, jadi semua pembeli di toko ini cuma dia yang paling menyebalin," ujar Weni.
"Kasihan banget, sudah capek mengeluarkan semua ponsel dan berbicara panjang lebar tapi pembelinya tidak jadi beli," sindir Tania.
"Hei, orang iri!" hardik Weni. "Kau tidak pernah puas 'ya mengusik kami!" sentaknya.
"Memang aku tidak suka dengan kalian berdua!" Tania menunjuk telunjuknya ke arah Weni dan Marsha. "Kalian itu sok cantik dan suka mencari perhatian dengan Tuan Mark!" lanjutnya.
Weni ingin bicara namun di cegah Marsha. "Sudah cukup!" berbisik.
Tania pun pergi.
"Itu orang suka sekali cari masalah!" gerutu Weni.
"Sudah, biarkan saja!" Marsha menenangkan temannya.
-
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Marsha pulang dari toko mengendarai motornya seorang diri. Hujan mulai turun cukup deras. Penuh hati-hati ia menyusuri jalanan, jarak toko dan rumahnya hanya berkisar 15 menit perjalanan.
Sebuah mobil melaju kencang dan membunyikan klakson berulang kali membuat Marsha gugup dan hampir terjatuh. Ia pun berhenti sejenak di tepi jalan, lalu melanjutkan lagi perjalanannya.
Sesampainya di rumah kedua orang tuanya, sedang duduk di ruang tamu. Wajah papanya tampak sedih, mamanya duduk di sebelah sembari mengelus pundak papanya.
Marsha yang baru saja masuk ke dalam rumah, menghampiri kedua orang tuanya. "Kenapa? Apa yang terjadi?"
"Papa baru saja ditipu," jawab Mira.
"Ditipu?" Marsha mengerutkan keningnya.
"Motor yang mau dijual Papamu dibawa kabur orang," jelas Mira.
"Motor yang warna merah itu, Ma?" tanya Marsha.
"Iya."
"Astaga, ujian apa lagi ini?" Marsha menghela nafas pasrah.
"Mana motor itu cuma satu-satunya lagi buat modal lagi," ungkap Candra.
"Aku punya sedikit tabungan. Bagaimana pakai uangku saja untuk beli dua atau tiga motor bekas lagi?" tawar Marsha.
"Tidak, Nak. Itu uangmu, kamu juga pasti membutuhkannya," tolak Candra.
"Aku bisa menabungnya lagi, Pa. Pakai saja, usaha ini juga untuk melangsungkan hidup kita," ujar Marsha.
"Baiklah, Papa nanti akan menggantinya," janji Candra.
"Pakai saja dulu, Pa. Urusan mengembalikan itu belakangan, yang penting Papa bisa usaha lagi," tutur Marsha.
"Makasih ya, Nak!" Candra tersenyum.
...----------------...
Beberapa hari kemudian, tiga motor bekas yang dipesan pun datang. Candra mulai memperbaikinya dan membuat motor tersebut tampak cantik.
Marsha yang melihat wajah papanya ceria, membuat ia tersenyum bahagia. Sebelum ke toko, ia akan mengantar kue buatan sang mama.
Takut seperti kejadian beberapa hari yang lalu, ia meningkatkan kehati-hatiannya. Lagi-lagi, ia mengalami hal diluar dugaannya. Baru menyelesaikan setengah tugasnya, ban motornya tiba-tiba bocor.
Marsha menuntun motornya mencari bengkel, hampir 1 kilometer ia berjalan namun tak menemuinya. Ia berhenti sejenak untuk menghapus keringat yang mulai menetes.
Sementara itu dari kejauhan, seseorang tersenyum senang melihat diri Marsha yang kesusahan. "Ini belum seberapa, bahkan ada kejutan yang menarik untukmu!" batinnya.
"Tuan, Nona itu sudah berjalan jauh. Apa kita menyusulnya?"
"Tidak perlu, kita pulang saja!" perintahnya.
-
-
Hampir sejam mencari akhirnya bengkel yang dicari ketemu. "Syukurlah, ada juga yang buka!" lirihnya.
Marsha pun berbicara dengan karyawan bengkel, dilihat kondisi ban motornya. Pria itu mengatakan jika akan butuh waktu sejam sampai dua jam untuk menempel ban dengan alasan masih banyak orderan.
Marsha pun menyetujui ucapan pria tersebut, ia pun meninggalkan motornya di bengkel dan membawa dagangan ibunya menggunakan angkot.
Lagi-lagi, ia harus meningkatkan kesabaran. Kue-kue yang ia bawa berjatuhan karena seseorang menabrak tubuhnya.
"Maaf, Nona!" pria yang menabrak itu pergi begitu saja.
"Hei, kau ke mana?" teriak Marsha. "Ya, ampun. Rusak semua, tidak mungkin bisa di makan lagi," keluhnya lirih.
Dengan perasaan sedih dan lelah, Marsha membawa dagangan mamanya pulang. Sebelumnya ia menelepon pemilik warung tidak dapat menitip kuenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Aas Azah
sedihnya hidup Marsya 🥺
2022-10-08
1
niktut ugis
hallo bara yg katanya CEO dendam sama cewek kok balasnya pakai tangan orang lain..rendah banget harga diri si bara
2022-07-31
2
Mamahe 3E
kasihan
2022-07-09
1