Dalam seminggu terdapat tujuh hari. Dalam tujuh hari itu, dibagi menjadi dua macam. Hari yang disukai dan hari yang tidak disukai.
Orang-orang lebih suka hari dimana mereka tidak melakukan kegiatan apapun, seperti pergi ke kantor untuk bekerja atau anak-anak yang pergi ke sekolah untuk belajar. Hari libur akan terasa cepat berlalu jika memikirkan bahwa hari esok, sudah waktunya untuk kembali ke rutinitas biasa.
"Frey. Udah siap?" tanya Lucas. Tas ransel berwarna hitam telah tersedia di punggungnya. Baju merah putih beserta topi sudah melekat dengan rapi di tubuhnya. Lucas menjadi lebih semangat dari sebelumnya. Ini adalah hari pertama dia pergi ke sekolah bersama Freya.
Anak perempuan itu selesai mengikat tali sepatunya. Dengan terburu-buru, dia membawa kakinya untuk berlari. Takut jika Lucas akan terlambat ke sekolah karena menunggu dirinya.
"Hati-hati, Freya. Aku gak ninggalin kamu, kok." Lucas menjelaskan ketika dia melihat Freya berlari. Lucas tidak ingin Freya terluka karena buru-buru menyusulnya.
Pak Aryo, supir yang selalu mengantar Lucas ke sekolah telah bersiap di samping pintu mobil. Pria paruh baya itu membuka pintu untuk tuan mudanya dan juga nona barunya. Kedua anak itu duduk di bangku belakang. Pak Aryo dapat melihat dari cermin atas. Tuan mudanya terlihat lebih ceria dari biasanya. Lucas menjadi lebih banyak bicara dan tertawa. Freya hanya diam mendengarkan ocehan Lucas tanpa menyela dan hanya mengukir senyum manis di bibirnya.
"Selamat belajar, Tuan Lucas, Nona Freya." Seperti biasa, Pak Aryo akan memberikan sedikit semangat untuk tuan mudanya, tapi kali ini, Pak Aryo juga memberikan semangat untuk Freya.
"Makasih, Pak. Hati-hati di jalan," kata Lucas.
Freya berjalan mendekati Pak Aryo. Dia menarik tangan lelaki itu dan mencium punggung tangannya. "Makasih, Pak Aryo. Freya sekolah dulu, ya."
Melihat itu, Pak Aryo menjadi terharu. Selama dia bekerja menjadi supir pribadi di rumah yang berbeda, baru kali ini dia mendapati orang yang menganggapnya seperti orangtuanya sendiri. Siapa yang mau berpamitan dengan supir, bahkan sampai mencium punggung tangan? Tidak ada.
Dari kecil, Freya selalu diajarkan oleh orangtuanya untuk memperlakukan orang lain dengan baik, tanpa membedakan mereka. Di rumahnya dulu, Freya selalu berpamitan pada Bi Inem, bahkan mencium pipi Bibi Inem, seperti dia mencium pipi kedua orangtuanya saat akan berangkat ke sekolah.
"Pak Aryo. Salam."
Lucas yang selalu memperhatikan Freya, juga terkejut dengan apa yang dilakukan oleh temannya itu. Selama ini, Mia, ibu Lucas, tak pernah mengajarinya untuk memperlakukan orang lain dengan sama. Jika mereka bekerja untuk keluarga Lucas, maka mereka berada di bawah keluarga Lucas. Tidak perlu bersikap sopan atau menghormati mereka. Bryan, ayah Lucas tak suka jika anaknya tidak menghormati orang yang lebih tua, bahkan jika mereka bekerja di bawah asuhan Bryan.
Oleh karena itu, Lucas hanya berterima kasih sebagai tanda bahwa dia menghormati dan menghargai supirnya. Tidak sampai mencium punggung tangan pekerja tersebut.
Awalnya, Pak Aryo ragu memberikan tangannya, tapi Lucas semakin tidak sabaran. Dia menarik tangan Pak Aryo dan mencium punggung tangannya. Sama seperti yang dilakukan oleh Freya.
"Hati-hati, ya, Pak." Lucas mengulang kembali kalimatnya. Pak Aryo merendahkan sedikit tubuhnya dan masuk ke dalam mobil. Kembali ke perusahaan, tempat Bryan berada.
Setelah kepergian Pak Aryo, Freya dan Lucas berjalan bersama menuju ruang kelas. Sekolah mereka adalah sekolah negeri, tapi sudah berada di tingkat unggul. Bangunannya besar dan memiliki lapangan yang luas. Mereka memiliki banyak siswa dan rata-rata diisi dengan anak dari kalangan atas.
Tiap tingkat kelas terbagi menjadi lima. Kelas A sampai kelas E. Kelas dibagi berdasarkan nilai dan akan berubah setiap mereka naik kelas. Tiap kelas terdiri dari 30 siswa. Kelas A adalah kelas yang diisi oleh anak-anak berprestasi, tetapi sebagian diisi dengan anak yang orangtuanya "memberi uang bangunan" untuk sekolah. Siapa pun yang berhasil masuk ke kelas ini, akan menjadi sebuah kebanggaan.
Kebalikan dari kelas A, kelas E adalah kelas yang diisi oleh anak-anak pintar, tetapi orangtuanya berada di ekonomi menengah ke bawah. Mereka kalah saing dengan anak-anak dari ekonomi menengah ke atas, sementara yang lain adalah anak-anak dengan nilai rendah.
Wajah Lucas mengerut. Aura di sekitarnya berubah menjadi suram. Dia baru ingat jika Freya berada di kelas yang berbeda dengannya.
"Kenapa kamu bisa di kelas 2E, sih? Kan jadi jauh. Padahal kamu pinter. Kok bisa, sih di kelas rendah?" Lucas tak habis pikir. Kepala kecilnya itu sudah berusaha keras untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya.
Saat kelas satu, mereka berada di kelas yang sama karena saat itu, kelas tidak ditentukan oleh sekolah, melainkan anak-anak yang memilihnya. Lucas dan Freya memilih kelas 1E, karena kelas tersebut sangat sejuk. Hal itu disebabkan oleh adanya pohon besar yang tumbuh di dekat gedung kelas mereka.
Sekolah itu memiliki dua gedung. Gedung pertama, terdapat ruang kepala sekolah, administrasi, UKS, aula, dan ruangan sekolah penting lainnya. Selain itu, dua gedung tersebut memiliki 3 lantai. Pada lantai pertama terdapat kelas satu dan dua, lantai kedua, kelas tiga dan empat, dan lantai ketiga ada kelas lima dan enam.
Gedung pertama, ruang kelas yang ada di sana hanya sampai kelas B, sementara C sampai E berada di gedung kedua. Gedung yang kedua terlihat lebih kecil dibanding gedung pertama, tapi bangunannya sama indahnya dengan gedung yang pertama.
"Frey ... pindah ke kelas aku aja, mau?" ajak Lucas. Anak ini sama sekali tidak ingin berjauhan dengan Freya. Dia takut, anak-anak kelas lima yang sekarang sudah naik menjadi kelas enam itu, akan mengganggu Freya lagi.
"Nilai aku rendah, gak bisa ke kelas kamu, Lucas." Freya menjawab. Dia mencoba memberi pemahaman pada Lucas, meskipun Freya tahu, Lucas tidak akan peduli.
"Rendah apanya? Tinggi gitu, kok. Aku yang nilainya di bawah kamu aja bisa masuk kelas A."
Lucas membantah penjelasan Freya. Ini tidak masuk di kepala kecil Lucas. Dia melihat isi rapor Freya saat pembagian rapor sebelumnya. Membandingkan hasil terakhir dengan miliknya. Freya mendapatkan nilai lebih tinggi daripada Lucas, tapi Freya malah masuk ke kelas E.
"Mungkin ada yang lebih tinggi dari aku. Gak papa, kok. Jam istirahat, aku cari kamu."
Freya berbicara dengan pelan dan lembut. Suaranya begitu halus, sampai Lucas tak lagi mencoba membantah.
"Kamu di kelas aja. Biar aku yang ke sana. Nanti kamu capek kalo cari aku."
Mereka berdua berhenti berjalan saat sudah tiba di tengah-tengah dua gedung. Freya memutar ke samping. Dia melempar senyuman pada Lucas dan berkata, "Gak papa. Aku gak capek."
Lucas menggeleng. Sifat tak suka dibantah, muncul ke permukaan. "Nggak. Kamu diam aja di kelas dan tunggu aku."
Freya hampir melunturkan senyumannya. Dia berusaha untuk tetap mempertahankan senyumnya agar Lucas merasa senang.
"Oke. Aku tunggu kamu. Jangan kelamaan, ya?" kata Freya, akhirnya menyerah.
"Nah, gitu. Sini, aku antar ke kelas."
Freya mengangguk. Dia membiarkan Lucas mengantarnya karena jam masuk masih sekitar 15 menit lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nic
nah loh ada apa ini?
2022-07-15
1