Bab 3. "Ini Cantik Karena Itu Adalah Kamu!"

Angin bertiup lembut dari arah barat. Membuat daun-daun yang awalnya berdiam diri di ranting pohon, secara perlahan jatuh. Tanah yang menumpuk dan basah itu, mulai ditinggalkan satu per satu. Hanya tersisa beberapa untuk melanjutkan doa.

Dari samping tanah yang basah, tangan kecil itu bergerak ... menyentuh batu yang memiliki ukiran nama di permukaannya. Air mata mengalir di pipinya. Masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Freya. Jangan nangis lagi, ya."

Tangan kecil yang lain muncul dan menghapus air mata dari pipi Freya. Anak perempuan itu tersenyum sembari melihat Lucas yang berjongkok di sampingnya.

"Yuk, kita pulang."

Mata Bryan tampak memerah. Kantung matanya terlihat menebal dan hitam. Lelaki itu kurang tidur karena mengurus jenazah kedua teman dekatnya.

Freya mengangguk. Dia berdiri dan mengikuti Bryan yang telah berjalan terlebih dahulu bersama Mia. Lima langkah dia berjalan, Freya berhenti dan berbalik.

Di belakangnya terdapat dua "rumah baru" orangtuanya. Freya tak bisa lagi tinggal bersama mereka. Dia merasa sedih, tapi dia tahu ini belum waktunya.

"Freya. Ayo!"

Lucas menggenggam tangan Freya agar anak itu tidak lagi menoleh ke belakang. Dia tidak suka melihat Freya bersedih. Apapun yang terjadi, Lucas telah berjanji kepada orangtua Freya, bahwa dia akan melindungi Freya.

"Mulai sekarang, kamu tinggal di sini, ya? Sama Om dan Tante."

Saat ini, Freya berada di rumah Lucas. Bryan membawa dirinya ke rumah keluarga lelaki itu. Bryan mengatakan bahwa rumah lama Freya terlalu besar untuk dia tinggali sendirian. Bryan tidak ingin terjadi sesuatu pada Freya. Oleh karena itu, dia membawa Freya ke rumahnya.

Zehan adalah anak tunggal. Dia tidak memiliki saudara. Ayah dan Ibunya sudah lama meninggal. Oleh karena itu, di masa hidup Zehan, Bryan adalah satu-satunya teman yang telah dia anggap sebagai adiknya —walau hanya berbeda lima bulan— karena Zehan telah menaruh kepercayaan besar pada Bryan.

Saking percayanya Zehan kepada Bryan, lelaki itu memasukkan nama Bryan sebagai wali untuk putrinya. Jika suatu saat Zehan tiada maka Bryan yang akan menggantikannya. Jika Freya masih di bawah umur dan Zehan telah meninggal maka Bryan yang akan memegang hak warisan untuk sementara.

Pertemanan keduanya begitu erat, melebihi ikatan keluarga. Mereka tidak pernah saling memusuhi, mengkhianati, atau bertengkar karena suatu hal. Sampai akhir pun, Zehan tak pernah melakukan hal buruk pada Bryan. Begitu juga sebaliknya, Bryan tak pernah berperilaku buruk pada Zehan.

Barang-barang milik Freya pun sudah dipindahkan. Kamarnya pun sudah dipersiapkan. Freya merasa senang dan berterima kasih karena keluarga Lucas mau menerima dirinya. Karena dia akan tinggal bersama Lucas, Freya tidak akan merasa kesepian.

"Sekarang, kita berangkat sekolah bareng, ya," ucap Lucas. Mereka berdua tengah duduk di lantai kamar beralaskan karpet bulu berwarna coklat. Di sekitar mereka terdapat buku-buku yang berserakan. Pensil, penghapus, rautan, penggaris ... semuanya bertebaran secara acak.

Kedua bocah itu sedang membuat pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya beberapa waktu yang lalu. Sudah satu minggu Freya tidak pergi ke sekolah sehingga dia banyak tertinggal.

Lucas dengan senang hati mencatat semua materi yang disampaikan gurunya. Padahal dia bukanlah anak yang suka menulis. Dia juga belajar dengan sungguh-sungguh di kelas, mendengarkan semua hal yang dikatakan oleh gurunya. Hal ini dia lakukan agar saat dia pulang, Lucas bisa mengajari Freya semua hal yang dia pelajari. Dengan begitu, ketika Freya kembali bersekolah, anak itu tidak akan tertinggal jauh dengan teman-temannya.

"Lucas. Ini apa?" Freya menunjuk buku yang berisi tulisan cakar ayam Lucas

Lucas menjulurkan kepalanya untuk melihat lebih jelas tulisan yang ditunjuk Freya. "Eum ...." Lucas menggaruk kepalanya. Kemudian dia melihat Freya dan tertawa konyol.

"Gak tau, Frey. Kayaknya sembilan."

Freya kembali memperhatikan angka itu dengan saksama. "Tapi ini 12 kali dua. Bukannya 24, ya? Bukan 29?"

Lucas mulai merasa pusing. Telunjuknya menggaruk hidungnya yang tinggi dan runcing. Dia sudah naik kelas empat SD dan pelajaran yang paling susah bagi Lucas adalah matematika. Mereka mulai belajar perkalian. Diawali dengan perkalian satu dan dua. Jika itu perkalian satu, Lucas bisa menjawabnya dengan mudah. Hanya mengulangi angka awal. Dua kali satu sama dengan dua, tiga kali satu sama dengan tiga.

Namun, jika itu sudah berpindah ke perkalian dua ... Lucas harus berusaha menghafalnya, bahkan jika tiga tahun berlalu pun Lucas masih belum bisa menghafal perkalian dengan benar.

"Iya ... kayaknya. Kamu kan pinter, Frey."

Kulit putih itu memerah. Kepalanya tertunduk, berpura-pura membaca perkalian di buku milik Lucas.

Selain bersekolah, Freya juga mengikuti bimbingan belajar. Dia mengambil les matematika karena dia menyukainya. Berbeda dengan Lucas yang membenci matematika, bocah itu akan bersemangat jika belajar matematika.

Jadi, bahkan jika Lucas tidak memberi catatannya pun, Freya tidak akan tertinggal karena dia sudah terlebih dahulu mempelajarinya.

"Lucas, kamu gak ngerjain pr?" tanya Freya.

Sejak dia memberikan buku catatannya pada Freya, anak itu sibuk dengan dunia seninya. Ada satu mata pelajaran yang disukai oleh Lucas dari seluruh mata pelajaran yang dia pelajari.

Kesenian.

Di mata pelajaran itu, Lucas bisa bernyanyi, belajar dasar-dasar bermain alat musik dan menggambar. Anak itu memiliki minat pada seni. Telinganya juga peka dengan nada dan dia mudah mempelajari cara bermain alat musik.

Diusianya yang masih sepuluh tahun, Lucas sudah bisa bermain pianika dengan lancar. Saat ini, dia sedang berusaha belajar memainkan gitar. Meskipun ukuran gitar lebih besar dari tubuh dan jari-jarinya, tidak menjadikan alasan untuk Lucas berhenti.

"Ngerjain, kok. Bentar lagi. Kamu salin dulu catatan aku. Baru aku kerjain."

Lucas berbicara, tapi matanya masih terfokus pada buku gambar di bawah lengannya.

Freya mengintip gambar yang masih dikerjakan oleh Lucas. Begitu dia melihatnya, Freya tak bisa menahan diri untuk tidak memuji Lucas.

"Kalo gambar, tangan kamu gak kaku, ya. Segini aja udah cantik."

"Cantik, dong. Ini kan kamu."

"Ha?"

Mulut Freya terbuka sedikit. Dia masih mencerna kalimat yang dikeluarkan Lucas.

'Ini kan kamu.'

Kata-kata itu masih terngiang di kepala Freya, sampai Lucas telah menyelesaikan gambarnya.

"Nah, lihat! Cantikkan?" Lucas mengangkat buku gambarnya tinggi-tinggi di depan Freya. Dia merasa sangat bangga karena telah berhasil menyelesaikan gambarnya yang telah lama dia kerjakan. Dihapus, disobek, digambar ulang. Setelah lima hari, gambar itu pun selesai.

"Itu ... aku?" Freya memberanikan diri untuk bertanya. Gambar yang ditunjukkan oleh Lucas adalah gambar seorang anak perempuan yang duduk diayunan sambil tersenyum. Di belakang anak itu, terdapat anak laki-laki lain yang mendorong ayunan. Keduanya tampak bahagia di dalam gambar tersebut.

"Yap! Itu kamu dan aku. Walaupun jelek dan gak sebagus gambaran orang, yang penting di sini kamu cantik."

Mulut kecil itu terus memuntahkan kata-kata yang membuat Freya semakin malu. Wajahnya berubah menjadi kulit kepiting rebus. Merah dan panas karena menahan malu.

Episodes
1 PENTING!
2 Bab 1. Pertemanan Dua Anak
3 Bab 2. "Aku Akan Menjaganya!"
4 Bab 3. "Ini Cantik Karena Itu Adalah Kamu!"
5 Bab 4. Kelas A dan Kelas E
6 Bab 5. Melindungi Selamanya
7 Bab 6. Mulai Berubah
8 Bab 7. "Aku Akan Menunggumu!"
9 Bab 8. Perasaan Yang dirindukan
10 Bab 9. Janji Yang Terlupakan
11 Bab 10. Rencana Pentas Seni
12 Bab 11. Tanggung Jawab
13 Bab 12. Dihantui Rasa Bersalah?
14 Bab 13. "Jangan Terlalu Dekat!"
15 Bab 14. Biarkan Bersama Yang Lain
16 Bab 15. "Resmi Atau Tidak, Kamu adalah Tunanganku!"
17 Bab 16. Rasanya Sedingin Es, Sakit Jika Terlalu Lama Terkena Kulit
18 Bab 17. Seperti Deja Vu, Apa Akan Sama Seperti Yang Lalu?
19 Bab 18. Cara Yang Berbeda
20 Bab 19. Memastikan Semua Tidak Ada Yang Akan Berubah
21 Bab 20. "Selamat Ulang Tahun, Frey!"
22 Bab 21. Pernikahan Teman Masa Kecil
23 Bab 22. Mahasiswa Baru
24 Bab 23. Bersama Selamanya
25 Bab 24. "Selamat Malam!"
26 Bab 25. Ingin Melihat Lebih Dekat
27 Bab 26. Hubungan Yang Baik Adalah Saling Menunjukkan Perhatian dan Kasih Sayang
28 Maaf Sebelumnya!
29 Bab 27. Mata Yang Memesona
30 Bab 28. Datangnya Kebencian
31 Bab 29. Pengacau
32 Bab 30. "Dia Istri Gue!"
33 Bab 31. Wanita Anggun dan Menawan
34 Bab 32. "Aku Ingin Memelukmu!"
35 Bab 33. "Jika Ingin Hubungan Bertahan Lama Maka Jangan Tunjukkan Perhatianmu!"
36 Bab 34. Satu Tim
37 Bab 35. Satu Foto. Namun, Bisa Membuat Semua Orang Heboh Membicarakannya
38 Bab 36. "Ayo, Foto Bersamaku!"
39 Bab 37. Melakukan Apa Yang Seharusnya Dilakukan
40 Bab 38. "Cocok Atau Tidak, Itu Urusanku!"
41 Bab 39. Kecil, Tapi Mengapa Sangat dipermasalahkan?
42 Bab 40. Lupakan Orang Yang Memberi Rasa Sakit
43 Bab 41. "Jangan Merendahkan Dirimu Sendiri!"
44 Bab 42. Saran Untuk Meminta Maaf
45 Bab 43. Jangan Marah Lagi
46 Bab 44. Mengakui Hubungan
47 Bab 45. Minuman Pertama
48 Bab 46. Ketika Lucas Kehilangan Akalnya
49 Bab 47. "Itu Artinya Kamu Milikku!"
50 Bab 48. Hal Sensitif
51 Bab 49. Percaya Padanya
52 Bab 50. Mulai Ragu
53 Bab 51. Melihatnya Bersama Dengan Orang Lain
54 Bab 52. "Apa Kamu Mencintaiku?"
55 Bab 53. Mencari, Tapi Tidak Menemukan
56 Bab 54. Jika ditakdirkan Maka Akan bertemu Jua
57 Bab 55. Kecurigaan Pada Kesehatan Diri
58 Bab 56. "Untuk Bertahan Hidup, Kamu Harus Lebih Kuat dari Orang Lain!"
59 Bab 57. Cukup Satu Saja
60 Bab 58. Ajaran Leli
61 Bab 59. Segera Melahirkan?
62 Bab 60. Anak Pertama Membawa Kebahagiaan
63 Bab 61. Morning Sickness Lucas
64 Bab 62. Semua Anak Itu Sama
65 Bab 63. Kenangan Lama Yang Masih Tersimpan Rapi
66 Bab 64. Anak Yang Suka Berdiam Diri
67 Bab 65. Bertemu Orang Lama
68 Pengumuman!
69 Bab 66. Kehilangan Jejaknya Ketika Baru Bertemu Kembali
70 Bab 67. "Jangan Sedih!"
71 Bab 68. Sifat Yang Berbeda
72 Bab 69. Kembali Ketika Berhasil
73 Bab 70. "Dia Anak Kita?"
74 Bab 71. "Saya Ayahnya!"
75 Bab 72. Sifat Memaksa
76 Bab 73. Kehangatan Yang Tak diinginkan Merasuk Hati
77 Bab 74. Mengiyakan Dahulu, Baru Bertindak
78 Bab 75. Membawanya Pulang
79 Bab 76. Pulang Yang dimaksudkan
80 Bab 77. Segalanya Bisa Jika Itu Untuk Anak
81 Bab 78. Setelah Gedung, Sekarang Taman?
82 Bab 79. Sikapnya Yang Lembut
83 Bab 80. Ingin Memberi Kesempatan, Tapi Keraguan Itu Masih Ada
84 Bab 81. Bicarakan dan Pahami
85 Bab 82. Lucas Mabuk?
86 Bab 83. Sekretaris Pribadi
87 Bab 84. Tertangkap Basah
88 Bab 85. Fakta Lama Yang Baru Terungkap
89 Bab 86. Momen Yang Terganggu
90 Bab 87. Sejak Dulu Tidak Pernah Berubah
91 Bab 88. "Bisakah Aku Percaya Padamu Sekali Lagi?"
92 Bab 89. "Jangan Lagi!"
93 Bab 90. Kembalinya Dia Yang dinantikan
94 Bab 91. Menjaga Mereka Selamanya [END]
95 Akhir Kata
Episodes

Updated 95 Episodes

1
PENTING!
2
Bab 1. Pertemanan Dua Anak
3
Bab 2. "Aku Akan Menjaganya!"
4
Bab 3. "Ini Cantik Karena Itu Adalah Kamu!"
5
Bab 4. Kelas A dan Kelas E
6
Bab 5. Melindungi Selamanya
7
Bab 6. Mulai Berubah
8
Bab 7. "Aku Akan Menunggumu!"
9
Bab 8. Perasaan Yang dirindukan
10
Bab 9. Janji Yang Terlupakan
11
Bab 10. Rencana Pentas Seni
12
Bab 11. Tanggung Jawab
13
Bab 12. Dihantui Rasa Bersalah?
14
Bab 13. "Jangan Terlalu Dekat!"
15
Bab 14. Biarkan Bersama Yang Lain
16
Bab 15. "Resmi Atau Tidak, Kamu adalah Tunanganku!"
17
Bab 16. Rasanya Sedingin Es, Sakit Jika Terlalu Lama Terkena Kulit
18
Bab 17. Seperti Deja Vu, Apa Akan Sama Seperti Yang Lalu?
19
Bab 18. Cara Yang Berbeda
20
Bab 19. Memastikan Semua Tidak Ada Yang Akan Berubah
21
Bab 20. "Selamat Ulang Tahun, Frey!"
22
Bab 21. Pernikahan Teman Masa Kecil
23
Bab 22. Mahasiswa Baru
24
Bab 23. Bersama Selamanya
25
Bab 24. "Selamat Malam!"
26
Bab 25. Ingin Melihat Lebih Dekat
27
Bab 26. Hubungan Yang Baik Adalah Saling Menunjukkan Perhatian dan Kasih Sayang
28
Maaf Sebelumnya!
29
Bab 27. Mata Yang Memesona
30
Bab 28. Datangnya Kebencian
31
Bab 29. Pengacau
32
Bab 30. "Dia Istri Gue!"
33
Bab 31. Wanita Anggun dan Menawan
34
Bab 32. "Aku Ingin Memelukmu!"
35
Bab 33. "Jika Ingin Hubungan Bertahan Lama Maka Jangan Tunjukkan Perhatianmu!"
36
Bab 34. Satu Tim
37
Bab 35. Satu Foto. Namun, Bisa Membuat Semua Orang Heboh Membicarakannya
38
Bab 36. "Ayo, Foto Bersamaku!"
39
Bab 37. Melakukan Apa Yang Seharusnya Dilakukan
40
Bab 38. "Cocok Atau Tidak, Itu Urusanku!"
41
Bab 39. Kecil, Tapi Mengapa Sangat dipermasalahkan?
42
Bab 40. Lupakan Orang Yang Memberi Rasa Sakit
43
Bab 41. "Jangan Merendahkan Dirimu Sendiri!"
44
Bab 42. Saran Untuk Meminta Maaf
45
Bab 43. Jangan Marah Lagi
46
Bab 44. Mengakui Hubungan
47
Bab 45. Minuman Pertama
48
Bab 46. Ketika Lucas Kehilangan Akalnya
49
Bab 47. "Itu Artinya Kamu Milikku!"
50
Bab 48. Hal Sensitif
51
Bab 49. Percaya Padanya
52
Bab 50. Mulai Ragu
53
Bab 51. Melihatnya Bersama Dengan Orang Lain
54
Bab 52. "Apa Kamu Mencintaiku?"
55
Bab 53. Mencari, Tapi Tidak Menemukan
56
Bab 54. Jika ditakdirkan Maka Akan bertemu Jua
57
Bab 55. Kecurigaan Pada Kesehatan Diri
58
Bab 56. "Untuk Bertahan Hidup, Kamu Harus Lebih Kuat dari Orang Lain!"
59
Bab 57. Cukup Satu Saja
60
Bab 58. Ajaran Leli
61
Bab 59. Segera Melahirkan?
62
Bab 60. Anak Pertama Membawa Kebahagiaan
63
Bab 61. Morning Sickness Lucas
64
Bab 62. Semua Anak Itu Sama
65
Bab 63. Kenangan Lama Yang Masih Tersimpan Rapi
66
Bab 64. Anak Yang Suka Berdiam Diri
67
Bab 65. Bertemu Orang Lama
68
Pengumuman!
69
Bab 66. Kehilangan Jejaknya Ketika Baru Bertemu Kembali
70
Bab 67. "Jangan Sedih!"
71
Bab 68. Sifat Yang Berbeda
72
Bab 69. Kembali Ketika Berhasil
73
Bab 70. "Dia Anak Kita?"
74
Bab 71. "Saya Ayahnya!"
75
Bab 72. Sifat Memaksa
76
Bab 73. Kehangatan Yang Tak diinginkan Merasuk Hati
77
Bab 74. Mengiyakan Dahulu, Baru Bertindak
78
Bab 75. Membawanya Pulang
79
Bab 76. Pulang Yang dimaksudkan
80
Bab 77. Segalanya Bisa Jika Itu Untuk Anak
81
Bab 78. Setelah Gedung, Sekarang Taman?
82
Bab 79. Sikapnya Yang Lembut
83
Bab 80. Ingin Memberi Kesempatan, Tapi Keraguan Itu Masih Ada
84
Bab 81. Bicarakan dan Pahami
85
Bab 82. Lucas Mabuk?
86
Bab 83. Sekretaris Pribadi
87
Bab 84. Tertangkap Basah
88
Bab 85. Fakta Lama Yang Baru Terungkap
89
Bab 86. Momen Yang Terganggu
90
Bab 87. Sejak Dulu Tidak Pernah Berubah
91
Bab 88. "Bisakah Aku Percaya Padamu Sekali Lagi?"
92
Bab 89. "Jangan Lagi!"
93
Bab 90. Kembalinya Dia Yang dinantikan
94
Bab 91. Menjaga Mereka Selamanya [END]
95
Akhir Kata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!