Bab 1. Pertemanan Dua Anak

Di taman kecil nan indah itu, tampak dua orang anak berusia 10 tahun duduk di atas ayunan. Keduanya bermain dengan gembira. Salah satu dari mereka mendorong yang lain dari belakang. Berhati-hati ketika dia mendorongnya agar anak perempuan itu tidak terjatuh.

"Lucas, mau gantian?" tanya anak perempuan itu. Dia sudah lelah tertawa karena temannya sangat bersemangat mendorong ayunan yang dia naiki.

"Enggak. Freya aja. Aku lebih suka dorong kamu. Lebih asyik tahu!"

Anak laki-laki itu menjawab dengan senyuman cerah di wajahnya. Anak perempuan yang dipanggil Freya itu mengangguk. Kemudian dia membalikkan kembali tubuhnya. Menatap lurus ke depan, sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya, setiap kali teman laki-lakinya itu mendorong ayunan.

"Freya. Kalo kamu diganggu lagi, bilang sama Lucas. Biar Lucas yang hajar mereka, oke?"

Anak perempuan itu tersenyum membelakangi temannya. Dia mengangguk malu-malu.

"Lucas. Di sini kamu rupanya. Mama cariin dari tadi, lho."

Dari kejauhan, tampak seorang wanita dewasa, memakai jas merah dan juga celana dengan warna senada. Rambut wanita itu bergelombang, terjulur ke depan dengan indah. Rambutnya berwarna coklat tua seperti dia baru selesai mengecatnya.

"Mama!" Lucas melepaskan tangannya dari ayunan dan mengejar wanita tersebut. Dia memeluk perut ibunya dengan erat.

Wanita itu tersenyum sambil mengelus rambut Lucas. "Kamu jaga Freya dengan baik 'kan?"

Lucas mengangguk mantap. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah mata ibunya.

"Iya, dong! Lucas kan harus jadi pelindung untuk Freya. Kalo gak ada Lucas, nanti siapa yang hajar orang-orang yang ganggu Freya?"

Wanita yang lebih tua tersenyum dengan lembut. Dia melirik ke arah Freya yang duduk sendiri di ayunan. "Yuk, samperin Freya."

Keduanya berjalan menuju Freya. Anak perempuan itu berdiri dari duduknya. Dia terlebih dahulu mendekati mereka berdua dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan wanita tersebut.

"Tante Mia," sapa Freya. Wajah kecilnya tersenyum dengan pipi yang berlubang indah. Kulit pipinya menjadi merah ketika dia bertemu dengan ibu Lucas.

"Freya sehat 'kan?"

Freya mengangguk. "Sehat, Tante."

"Mama sama Papa kamu belum datang, ya? Padahal Tante sama Om Bryan mau bicara sesuatu."

Freya menatap Mia dengan bingung, tetapi anak itu tidak menanyakan hal yang membuat dia penasaran.

"Emang mau bicara apa, Ma?" Freya melihat Lucas dengan mata bulatnya. Dia terkejut karena temannya ini selalu penasaran dengan segala hal tanpa melihat keadaan.

"Nanti kamu tahu, kok." Mia menjawab seadanya. Mereka memilih pindah tempat dan mencari bangku yang kosong. Beberapa meter dari sekolah tempat Lucas dan Freya menuntut ilmu, terdapat taman kecil yang berisi dua pasang ayunan dan satu jungkat-jungkit. Meskipun kecil, taman ini dibangun dengan indah. Bunga-bunga tersusun rapi dan berwarna-warni. Pohon pun tumbuh dengan rindang membuat suhu di taman terasa sejuk.

Dering ponsel terdengar jelas dari saku jas Mia. Wanita itu mengambil ponselnya dan menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan. Mia menjawab beberapa kata dan mengangguk, kemudian mematikan ponselnya dan meletakkan kembali di dalam saku jasnya.

"Yuk, kita pulang. Mama sama Papa kamu udah di rumah Tante." Kedua anak itu mengangguk dan segera mengambil tas mereka.

Mobil mewah yang terparkir tak jauh dari taman pun juga memiliki warna yang sama dengan pakaian yang dikenakan oleh Mia. Wanita itu mengambil kacamata hitam yang tersangkut di kerah bajunya. Memakai kacamata tersebut dan masuk ke dalam mobil.

Kota Jakarta memang sangat panas. Terutama di siang hari. Derajatnya bisa mencapai 30 atau lebih. Mia mengajak kedua anak tersebut ke supermarket sebelum mereka kembali ke rumah.

Lucas pergi ke tempat di mana kulkas es krim berada, sementara Freya mengikuti kemana pun Mia pergi.

"Freya! Kamu gak mau es krim? Ayo, sini. Lihat es krimnya. Enak tahu yang rasa coklat." Lucas menarik tangan Freya ketika dia melihat anak itu akan pergi mengikuti ibunya.

Freya ingin ikut Lucas, tapi dia juga ingin mengikuti Mia. Anak itu melihat Mia dengan ragu. Wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang merasa bingung.

"Udah. Jangan lama banget mikir. Keburu meleleh es krimnya."

Tanpa menunggu Freya selesai berpikir, Lucas langsung menarik paksa tubuh Freya untuk mengikutinya.

"Tapi kan es krimnya di dalam kulkas."

"Kulkasnya panas."

Mia yang melihat anak laki-lakinya bertingkah egois, menggelengkan kepalanya. Tersenyum tipis sambil menghela napas.

"Frey! Lihat. Ada rasa stroberi kesukaan kamu. Yang coklat untuk aku."

Lucas mendorong es krim rasa stroberi ke arah Freya, lalu dia mengambil untuk dirinya sendiri, es krim rasa coklat.

"Makasih, Lucas." Freya mengucapkan rasa syukurnya pada Lucas. Pipinya memerah setelah dia mengatakannya. Anak perempuan itu menundukkan kepalanya, tidak berani melihat Lucas lebih lama.

"Sama-sama. Ayo, dimakan."

Dengan segera, Lucas menarik ujung kemasan es krim tersebut dan membukanya dengan santai. Freya mengangkat wajahnya dan melihat Lucas dengan mulut terbuka.

"Bukannya bayar dulu baru dimakan?" tanya Freya ragu-ragu.

Lucas mengangkat bahunya tak acuh. "Gak masalah, kok."

Freya memakan es krimnya dengan tenang. Dia melirik ke arah Lucas yang diam, menatap es krim di tangannya.

"Sini, aku bukain." Lucas merebut es krim yang dipegang oleh Freya dan langsung membuka bungkusannya dengan cepat. Kemudian dia menyerahkannya kembali pada Freya.

"Nih, makan."

Freya mengambil es krim yang telah dibuka oleh Lucas. Tangannya masih terasa berat untuk memakan es krim yang belum dibayar. Dia hanya diam, menatap lurus ke arah es krim yang mulai mencair.

"Makan aja, Frey. Itu es krimnya mau meleleh."

Mendengar kata "meleleh" dengan segera, Freya menjilat es krimnya sebelum tetesan itu terjatuh.

"Makanya, jangan dilihat aja."

Freya mengangguk. Dia menyetujui apapun yang dikatakan oleh Lucas. Memang salahnya sendiri, jika dia tetap diam dan menatap es krim itu maka dia tidak bisa memakannya lagi karena sudah mencair.

"Lucas, Freya. Ke sini."

Mereka berdua berpaling saat Mia memanggil dari arah kasir. Dengan cepat keduanya berlari ke arah Mia sambil memegang bungkusan es krim.

"Baik-baik aja 'kan? Kamu, sih. Gak percaya aku."

Lucas kembali mengungkit apa yang terjadi di supermarket tadi. Padahal mereka sudah tiba di rumah Lucas, tapi bocah itu masih tetap membahasnya.

"Iya, Lucas." Freya tidak tahu harus merespon seperti apa selain mengiyakan. Karena Freya tahu, jika Lucas suka menjadi orang yang benar.

"Bagus. Lain kali kamu harus dengerin aku."

Lucas berbicara dengan bangga. Dia semakin bertambah senang ketika Freya kembali mengangguk.

Mereka telah masuk ke dalam rumah dimana sudah ada Bryan dan juga orangtua Freya di ruang tamu.

"Halo, Tante Ghia. Makin cantik aja."

Lucas menyapa ibu Freya terlebih dahulu. Meskipun dia masih kecil, anak ini sudah lihai dalam memainkan kata-kata. Ghia tampak girang saat Lucas memujinya.

"Bener? Tante sering perawatan, sih. Hahaha."

Lucas ikut tertawa agar orang dewasa di depannya ini tidak malu tertawa sendirian. Setelah menyapa Ghia, Lucas berpindah tempat. Dia menjulurkan tangannya dan melakukan tos pada ayah Freya.

"Hei, Om Zehan."

"Hei, Lucas. Udah tinggi, ya, kamu."

Lucas tertawa dan mengukur tubuhnya dengan tubuh Zehan. "Eh, iya, Om. Kayaknya tinggi aku udah ngejar Om, nih."

Zehan tertawa dengan keras. Bocah ini mengatakan bahwa tingginya akan mengejar dirinya, tapi kenyatannya, tinggi bocah itu tak sampai ketiaknya, bahkan Freya lebih tinggi daripada Lucas.

"Ayo, duduk dulu."

Seorang ART datang dan membawa minuman untuk mereka. Sebelum pembicaraan dimulai. Mia menyuruh mereka semua untuk minum terlebih dahulu.

"Jadi, apa yang mau kita bicarakan?" tanya Zehan setelah berbasa-basi sebelumnya.

"Begini. Kami rencana melakukan perjodohan untuk anak-anak kita," jawab Mia.

"Perjodohan?"

Terpopuler

Comments

Asya_JNH

Asya_JNH

ceritanya dari kecil udh temenan yah

2022-07-25

3

Nic

Nic

dan kisahnya pun dimulai

2022-07-15

2

lihat semua
Episodes
1 PENTING!
2 Bab 1. Pertemanan Dua Anak
3 Bab 2. "Aku Akan Menjaganya!"
4 Bab 3. "Ini Cantik Karena Itu Adalah Kamu!"
5 Bab 4. Kelas A dan Kelas E
6 Bab 5. Melindungi Selamanya
7 Bab 6. Mulai Berubah
8 Bab 7. "Aku Akan Menunggumu!"
9 Bab 8. Perasaan Yang dirindukan
10 Bab 9. Janji Yang Terlupakan
11 Bab 10. Rencana Pentas Seni
12 Bab 11. Tanggung Jawab
13 Bab 12. Dihantui Rasa Bersalah?
14 Bab 13. "Jangan Terlalu Dekat!"
15 Bab 14. Biarkan Bersama Yang Lain
16 Bab 15. "Resmi Atau Tidak, Kamu adalah Tunanganku!"
17 Bab 16. Rasanya Sedingin Es, Sakit Jika Terlalu Lama Terkena Kulit
18 Bab 17. Seperti Deja Vu, Apa Akan Sama Seperti Yang Lalu?
19 Bab 18. Cara Yang Berbeda
20 Bab 19. Memastikan Semua Tidak Ada Yang Akan Berubah
21 Bab 20. "Selamat Ulang Tahun, Frey!"
22 Bab 21. Pernikahan Teman Masa Kecil
23 Bab 22. Mahasiswa Baru
24 Bab 23. Bersama Selamanya
25 Bab 24. "Selamat Malam!"
26 Bab 25. Ingin Melihat Lebih Dekat
27 Bab 26. Hubungan Yang Baik Adalah Saling Menunjukkan Perhatian dan Kasih Sayang
28 Maaf Sebelumnya!
29 Bab 27. Mata Yang Memesona
30 Bab 28. Datangnya Kebencian
31 Bab 29. Pengacau
32 Bab 30. "Dia Istri Gue!"
33 Bab 31. Wanita Anggun dan Menawan
34 Bab 32. "Aku Ingin Memelukmu!"
35 Bab 33. "Jika Ingin Hubungan Bertahan Lama Maka Jangan Tunjukkan Perhatianmu!"
36 Bab 34. Satu Tim
37 Bab 35. Satu Foto. Namun, Bisa Membuat Semua Orang Heboh Membicarakannya
38 Bab 36. "Ayo, Foto Bersamaku!"
39 Bab 37. Melakukan Apa Yang Seharusnya Dilakukan
40 Bab 38. "Cocok Atau Tidak, Itu Urusanku!"
41 Bab 39. Kecil, Tapi Mengapa Sangat dipermasalahkan?
42 Bab 40. Lupakan Orang Yang Memberi Rasa Sakit
43 Bab 41. "Jangan Merendahkan Dirimu Sendiri!"
44 Bab 42. Saran Untuk Meminta Maaf
45 Bab 43. Jangan Marah Lagi
46 Bab 44. Mengakui Hubungan
47 Bab 45. Minuman Pertama
48 Bab 46. Ketika Lucas Kehilangan Akalnya
49 Bab 47. "Itu Artinya Kamu Milikku!"
50 Bab 48. Hal Sensitif
51 Bab 49. Percaya Padanya
52 Bab 50. Mulai Ragu
53 Bab 51. Melihatnya Bersama Dengan Orang Lain
54 Bab 52. "Apa Kamu Mencintaiku?"
55 Bab 53. Mencari, Tapi Tidak Menemukan
56 Bab 54. Jika ditakdirkan Maka Akan bertemu Jua
57 Bab 55. Kecurigaan Pada Kesehatan Diri
58 Bab 56. "Untuk Bertahan Hidup, Kamu Harus Lebih Kuat dari Orang Lain!"
59 Bab 57. Cukup Satu Saja
60 Bab 58. Ajaran Leli
61 Bab 59. Segera Melahirkan?
62 Bab 60. Anak Pertama Membawa Kebahagiaan
63 Bab 61. Morning Sickness Lucas
64 Bab 62. Semua Anak Itu Sama
65 Bab 63. Kenangan Lama Yang Masih Tersimpan Rapi
66 Bab 64. Anak Yang Suka Berdiam Diri
67 Bab 65. Bertemu Orang Lama
68 Pengumuman!
69 Bab 66. Kehilangan Jejaknya Ketika Baru Bertemu Kembali
70 Bab 67. "Jangan Sedih!"
71 Bab 68. Sifat Yang Berbeda
72 Bab 69. Kembali Ketika Berhasil
73 Bab 70. "Dia Anak Kita?"
74 Bab 71. "Saya Ayahnya!"
75 Bab 72. Sifat Memaksa
76 Bab 73. Kehangatan Yang Tak diinginkan Merasuk Hati
77 Bab 74. Mengiyakan Dahulu, Baru Bertindak
78 Bab 75. Membawanya Pulang
79 Bab 76. Pulang Yang dimaksudkan
80 Bab 77. Segalanya Bisa Jika Itu Untuk Anak
81 Bab 78. Setelah Gedung, Sekarang Taman?
82 Bab 79. Sikapnya Yang Lembut
83 Bab 80. Ingin Memberi Kesempatan, Tapi Keraguan Itu Masih Ada
84 Bab 81. Bicarakan dan Pahami
85 Bab 82. Lucas Mabuk?
86 Bab 83. Sekretaris Pribadi
87 Bab 84. Tertangkap Basah
88 Bab 85. Fakta Lama Yang Baru Terungkap
89 Bab 86. Momen Yang Terganggu
90 Bab 87. Sejak Dulu Tidak Pernah Berubah
91 Bab 88. "Bisakah Aku Percaya Padamu Sekali Lagi?"
92 Bab 89. "Jangan Lagi!"
93 Bab 90. Kembalinya Dia Yang dinantikan
94 Bab 91. Menjaga Mereka Selamanya [END]
95 Akhir Kata
Episodes

Updated 95 Episodes

1
PENTING!
2
Bab 1. Pertemanan Dua Anak
3
Bab 2. "Aku Akan Menjaganya!"
4
Bab 3. "Ini Cantik Karena Itu Adalah Kamu!"
5
Bab 4. Kelas A dan Kelas E
6
Bab 5. Melindungi Selamanya
7
Bab 6. Mulai Berubah
8
Bab 7. "Aku Akan Menunggumu!"
9
Bab 8. Perasaan Yang dirindukan
10
Bab 9. Janji Yang Terlupakan
11
Bab 10. Rencana Pentas Seni
12
Bab 11. Tanggung Jawab
13
Bab 12. Dihantui Rasa Bersalah?
14
Bab 13. "Jangan Terlalu Dekat!"
15
Bab 14. Biarkan Bersama Yang Lain
16
Bab 15. "Resmi Atau Tidak, Kamu adalah Tunanganku!"
17
Bab 16. Rasanya Sedingin Es, Sakit Jika Terlalu Lama Terkena Kulit
18
Bab 17. Seperti Deja Vu, Apa Akan Sama Seperti Yang Lalu?
19
Bab 18. Cara Yang Berbeda
20
Bab 19. Memastikan Semua Tidak Ada Yang Akan Berubah
21
Bab 20. "Selamat Ulang Tahun, Frey!"
22
Bab 21. Pernikahan Teman Masa Kecil
23
Bab 22. Mahasiswa Baru
24
Bab 23. Bersama Selamanya
25
Bab 24. "Selamat Malam!"
26
Bab 25. Ingin Melihat Lebih Dekat
27
Bab 26. Hubungan Yang Baik Adalah Saling Menunjukkan Perhatian dan Kasih Sayang
28
Maaf Sebelumnya!
29
Bab 27. Mata Yang Memesona
30
Bab 28. Datangnya Kebencian
31
Bab 29. Pengacau
32
Bab 30. "Dia Istri Gue!"
33
Bab 31. Wanita Anggun dan Menawan
34
Bab 32. "Aku Ingin Memelukmu!"
35
Bab 33. "Jika Ingin Hubungan Bertahan Lama Maka Jangan Tunjukkan Perhatianmu!"
36
Bab 34. Satu Tim
37
Bab 35. Satu Foto. Namun, Bisa Membuat Semua Orang Heboh Membicarakannya
38
Bab 36. "Ayo, Foto Bersamaku!"
39
Bab 37. Melakukan Apa Yang Seharusnya Dilakukan
40
Bab 38. "Cocok Atau Tidak, Itu Urusanku!"
41
Bab 39. Kecil, Tapi Mengapa Sangat dipermasalahkan?
42
Bab 40. Lupakan Orang Yang Memberi Rasa Sakit
43
Bab 41. "Jangan Merendahkan Dirimu Sendiri!"
44
Bab 42. Saran Untuk Meminta Maaf
45
Bab 43. Jangan Marah Lagi
46
Bab 44. Mengakui Hubungan
47
Bab 45. Minuman Pertama
48
Bab 46. Ketika Lucas Kehilangan Akalnya
49
Bab 47. "Itu Artinya Kamu Milikku!"
50
Bab 48. Hal Sensitif
51
Bab 49. Percaya Padanya
52
Bab 50. Mulai Ragu
53
Bab 51. Melihatnya Bersama Dengan Orang Lain
54
Bab 52. "Apa Kamu Mencintaiku?"
55
Bab 53. Mencari, Tapi Tidak Menemukan
56
Bab 54. Jika ditakdirkan Maka Akan bertemu Jua
57
Bab 55. Kecurigaan Pada Kesehatan Diri
58
Bab 56. "Untuk Bertahan Hidup, Kamu Harus Lebih Kuat dari Orang Lain!"
59
Bab 57. Cukup Satu Saja
60
Bab 58. Ajaran Leli
61
Bab 59. Segera Melahirkan?
62
Bab 60. Anak Pertama Membawa Kebahagiaan
63
Bab 61. Morning Sickness Lucas
64
Bab 62. Semua Anak Itu Sama
65
Bab 63. Kenangan Lama Yang Masih Tersimpan Rapi
66
Bab 64. Anak Yang Suka Berdiam Diri
67
Bab 65. Bertemu Orang Lama
68
Pengumuman!
69
Bab 66. Kehilangan Jejaknya Ketika Baru Bertemu Kembali
70
Bab 67. "Jangan Sedih!"
71
Bab 68. Sifat Yang Berbeda
72
Bab 69. Kembali Ketika Berhasil
73
Bab 70. "Dia Anak Kita?"
74
Bab 71. "Saya Ayahnya!"
75
Bab 72. Sifat Memaksa
76
Bab 73. Kehangatan Yang Tak diinginkan Merasuk Hati
77
Bab 74. Mengiyakan Dahulu, Baru Bertindak
78
Bab 75. Membawanya Pulang
79
Bab 76. Pulang Yang dimaksudkan
80
Bab 77. Segalanya Bisa Jika Itu Untuk Anak
81
Bab 78. Setelah Gedung, Sekarang Taman?
82
Bab 79. Sikapnya Yang Lembut
83
Bab 80. Ingin Memberi Kesempatan, Tapi Keraguan Itu Masih Ada
84
Bab 81. Bicarakan dan Pahami
85
Bab 82. Lucas Mabuk?
86
Bab 83. Sekretaris Pribadi
87
Bab 84. Tertangkap Basah
88
Bab 85. Fakta Lama Yang Baru Terungkap
89
Bab 86. Momen Yang Terganggu
90
Bab 87. Sejak Dulu Tidak Pernah Berubah
91
Bab 88. "Bisakah Aku Percaya Padamu Sekali Lagi?"
92
Bab 89. "Jangan Lagi!"
93
Bab 90. Kembalinya Dia Yang dinantikan
94
Bab 91. Menjaga Mereka Selamanya [END]
95
Akhir Kata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!