malam itu Faraz dan Arkan benar-benar mengolah, keduanya tak segan melawan genderuwo yang bahkan mungkin sepuluh kali lipat tubuh mereka.
Arkan yang saat ini terlihat begitu kejam sambil menyeringai pria itu menancapkan keris miliknya.
"binoso!!! ha-ha-ha-ha," suara Arkan
Faraz pun melakukan hal yang sama, tapi pria itu tak mengukur waktu, dia juga tak mau jika melukai keponakannya yang sedang di rumah.
"Arkan hentikan, lakukan secepatnya!" teriak Faraz.
"mati!!" teriak Arkan yang langsung membakar genderuwo itu.
akhirnya makhluk itu terbakar hangus, sedang gadis yang di bawanya teryata tergletak begitu saja.
"sudah pergi, tugas kita selesai, aku tak mau menyentuhnya," kata Arkan.
"baiklah, tapi setidaknya panggil pak RT biar di amankan terlebih dahulu," kata Faraz.
makhluk lain mengawasi keduanya, dia tak mengira ada manusia yang bisa memusnahkan bangsanya.
terlebih pria yang berambut gondrong itu sangat sadis bahkan tatapan matanya bisa berubah warna menjadi merah.
dia pun memutuskan untuk pulang, karena hari ini sudah selesai petualangannya.
karena dia tak berminat lagi, dia pun segera merubah dirinya menjadi manusia kembali.
Niken terbangun dari tidurnya, dia mendengar suara ribut-ribut di luar rumahnya.
dia heran kenapa begitu ramai, dua pun berusaha bangkit dari duduknya dan segera melihat melalui balkon rumah.
tapi tak terduga Azam langsung menarik Niken, "jangan melihatnya, itu adalah suara ghaib, mereka itu pelayat ghaib sayang," kata Azam menekuk tubuh istrinya.
"hah- apa? kalau begitu antar aku pulang ke rumah orang tuaku, terlebih mas selalu meninggalkan aku sendiri, aku tak mau disini," marah Niken.
"tapi aku tak enak jika harus tinggal dengan mertua," mohon Azam pada istrinya.
"tidak mau, pokoknya besok aku akan pergi ke rumah orang tuaku, dan jangan mencariku, karena aku tak suka tinggal di sini," marah Niken.
Azam pun marah, pasalnya jika dia tinggal di rubah Aris, perlahan identitasnya bisa ketahuan, terlebih Niken tang juga belum bisa di sentuhnya membuat frustasi.
Arkan baru pulang bersama Faraz setelah pak RT membawa gadis malang yang menjadi korban genderuwo.
dia masuk kedalam kamar dan melihat putrinya sudah terduduk sambil bermain dengan seorang gadis seusianya.
"Arsana kenapa kamu malah mengajaknya main, sayang ayo tidur ya nak," ajak Arkan.
"gak mau, papi tadi tinggalin Lily, untung ada aunty," kata gadis kecil itu.
"aunty!!" kata Arsana senang.
"nyai... gak pantes kamu di panggil aunty," kata Arkan tertawa.
"heh... dasar pria menyebalkan, bagaimana pun aku juga adik kembar mu tau," kesal Arsana yang kemudian dapat hentikan jari dan kemudian hilang.
melihat itu Lily menatap papinya, "kenapa kamu melihat papi, kamu mau juga?"
Lily mengeleng dan langsung menyembunyikan dirinya di selimut, Arkan pun tidur di sebelahnya.
Arkan tersenyum melihat tingkah putri kecilnya itu, "Lily gak mau di puk puk papi?" tawar Arkan
"mau..." jawab Lily mengintip dari balik selimut.
perlahan Lily tertidur dengan lelap, sedang akan menghela nafas karena ketidak ingatannya membuat Lily harus tumbuh tanpa kasih sayang sang mami.
tapi beruntung Arkan membawa bayi mungil itu pulang dan membesarkannya di desa, dan Lily tak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari keluarga besarnya.
keesokan harinya, semua sudah siap di meja makan. Lily juga sudah siap dengan jilbab berwarna pink miliknya.
"kamu gak pakai seragam olahraga?" tanya Anand yang menegur saudara sepupunya itu.
"gak mau, nanti seperti kemarin, Lily kena bola itu sakit," kata gadis cantik itu.
"Lily tetap bawa di tas, jadi kalau ibu guru tanya, di jawab ya sayang," kata Arkan.
"Ita papi," jawab Lily.
"baiklah, hari ini kalian berempat mau ikut siapa? bunda, ayah besar, ayah kecil atau?" tanya Nayla pada keempatnya.
"ayah besar Faraz," kata Lily dan Anand.
Faraz pun mengangguk, "baiklah, hari ini ayah besar jadi supir untuk dua keponakan tampan dan cantik ini, dan untuk dua adik tercantik ku," kata Faraz yang selesai sarapan terlebih dahulu.
dia segera memanaskan mesin mobil untuk mengantar keempatnya, di dalam mobil Lily terlihat begitu diam.
sedang Anand sibuk dengan buku cerita miliknya yang kemarin di bawakan oleh Aryan.
"si cantik Lily kenapa nak? kok sedih begitu?" tanya Faraz.
"tidak ada ayah besar, Lily cuma rindu mami," jawab Lily sedih.
"kalau begitu doakan ya, semoga mami bisa sehat, dan terus bahagia disana," kata Faraz.
"baik ayah besar," jawab Lily yang masih nampak sedih
Faraz tau jika mungkin gadis ini sangat merindukan sosok dari maminya.
tapi Arkan selalu berpesan agar tak membahas atau menyinggung tentang mami dari Lily.
sesampainya di sekolah semua turun dan Faraz langsung menuju ke kampus untuk mengajar.
sedang Arkan sudah berada di cafe miliknya, dia melihat ada beberapa tumpuk lamaran pekerjaan.
"susah ku katakan kita tak butuh pegawai baru," kata arkan pada Lina.
"tapi pak, kami butuh tim di dapur, setelah Ika berhenti kami kekurangan tim," mohon Lina.
"baiklah kali ini kamu yang pilih sendiri pegawai itu, tentu kamu tau bagaimana syaratnya bukan," kata Arkan yang langsung pergi.
"baik pak bos," jawab Lina.
Niken sudah pergi sambil membawa semua barang miliknya, dia menaiki motor miliknya dan menuju ke rumah.
Azam tak kuasa menghentikan istrinya itu, dan tak butuh waktu lama untuk Niken sampai di rumah.
tapi baru juga sampai di rumah, Niken merasa tubuhnya begitu panas, Ayu yang melihat kepulangan Niken senang plus heran.
pasalnya putrinya itu langsung buru-buru mandi, setelah merasa sedikit enakan, Niken duduk di ruang tamu.
"halo bunda, maaf tadi aku merasa tubuh ku gerah jadi langsung masuk dan mandi," sapa Niken memeluk ayu.
"tapi kenapa kamu pulang sendiri? mana suamimu," tanya Ayu yang heran
"dia sibuk, dari pada aku sendirian disana mending aku pulang ke rumah bukan," jawab Niken
"baiklah, sekarang kamu mau makan?" tanya ayu.
"tidak usah, aku ada janji di cafe sama temen-temen ku Bun, jadi aku pergi dulu ya, nanti kalau ayah pulang, bilang aku akan tinggal di sini, dan maaf sudah membuat ayah sedih," jawab Niken yang langsung pergi.
Ndari dan Lena sudah sampai di cafe, Arkan membantu semua pegawainya untuk melayani para tamu yang datang.
Arkan yang tersenyum begitu tampan, seakan menjadi magnet tersendiri bagi para wanita.
dan mungkin tak akan ada yang mengira pria semudah itu adalah seorang ayah satu orang anak.
Niken baru datang, "hai maaf telat, aku satu rumah bunda," kata Niken yang duduk bersama kedua temannya.
"gak masalah, kita pesen yuk," kata Ndari yang memberi kode pada pelayan.
Arkan datang untuk menerima pesanan, Niken termangu melihat pria berbadan tegap, berwajah tampan, dengan garis rahang yang tegas di depannya.
dia seakan-akan begitu akrab dan hatinya seakan bilang jika pria itu adalah orang penting.
"mas pesen jus stroberi dan sarapan spesial hari ini ya, oh ya nampah air putih dingin tiga, terus kripik campur ukuran besar ya," kata Lena.
"baiklah mbak, mohon di tunggu ya, terima kasih," kata Arkan dengan suara bariton yang begitu seksi
"tunggu mas, apa kita saling kenal?" kata Niken menghentikan langkah Arkan.
"ah maaf mbak, saya sudah menikah," jawab Arkan yang kemudian pergi begitu Saja.
"wow... baru kali ini ratu kampus kena tolak," ledek Ndari dan Lena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
lady daisy
isteri arkan sapa thorr
2023-03-02
0