Anand sedang menunggu jemputan, terlebih ini sudah jam pulang sekolah baginya.
dia kesal sendiri melihat tingkah gadis di sampingnya itu, "Lily bisakah kamu diam, kamu terus berlarian tanpa tau lelah," kesal bocah laki-laki itu.
gadis kecil itu hanya menunduk dan berdiri di samping Anand, sebuah mobil berhenti di depan mereka berdua.
"assalamualaikum cucu-cucu embah kung, sekarang ayo kita pulang, tadi embah uti sudah masak ayam dan udang goreng," kata Raka pada kedua cucunya.
"tapi embah kung tak menunggu aunty Husna dan aunty Aluna, bukankah mereka juga sebentar lagi pulang?" tanya Lily dengan lucu.
"masih lama saya g, sekarang kita pulang dulu, biar mereka pulang bersama bunda Nayla," jawab Raka pada kedua cucunya itu.
anand membantu Lily baik ke atas mobil, gadis kecil itu pun berbagi kursi di samping kemudi.
raja tak mengira jika akan memiliki cucu secepat ini, pasalnya pernikahan muda memang ada baik dan buruknya.
Lily selalu terlihat manis dan ceria seperti halnya ibunya, sedang Anand begitu dingin dan cuek persis seperti ayahnya.
sedang di tempat lain, Niken baru menyelesaikan kelas dan ingin segera pulang, pasalnya tubuhnya sangat lelah.
"kamu kenapa? kok pucat banget sih, sakit?" tanya Ndari pada sahabatnya itu.
"iya nih, sepertinya aku kurang enak badan,nanti titip absen ya,jika ada tugas kasih tau lewat grup ya," pamit Niken.
"baiklah, tapi kamu yakin bisa pulang sendiri dengan kondisimu?" tanya Lena pada sahabatnya itu.
Niken meyakinkan keduanya untuk tenang, dari kejauhan sosok hitam memperhatikan Niken.
dia terlihat marah, terlebih karena Niken memiliki aura dan aroma dari sejenisnya.
"aku harus membunuhnya agar aku bisa menjadi ratu bangsa ku, dia harus mati," kata mahluk itu sambil mengeram
Niken pun mengemudikan motornya melewati tuwangan yang cukup panjang.
beberapa kali motor Niken hampir terkena lubang di jalan yang sering mengakibatkan kecelakaan hingga banyak korban tewas.
tapi mahluk itu seperti tak bisa menyentuh Niken sedikitpun, bahkan dia tak bisa mendekat.
Niken pun sampai di rumahnya, dia langsung tidur di ranjang tanpa mandi.
Azam pulang dari rumah orang tuanya, pria itu pun mengecup bibir Niken dan mulai mencumbunya.
Niken pun tak bisa bergerak seakan tersihir oleh suaminya, dia hanya bisa mengerang menikmati setiap sentuhan suaminya.
perlahan satu persatu pakaian Niken lepas dari tubuhnya, jingga tak mengenakan satu helai benang pun.
saat Azam menyentuh bagian intim isterinya, Niken berteriak sangat keras "ah!!!"
sedang Azam terluka karena sesuatu yang tertanam di bagian intim itu, bahkan jarinya putus, Niken kelelahan dan pingsan.
sedang Azam memulihkan keadaannya, "sialan, ternyata benda ini tak bisa aku pancing keluar, seandainya bisa pun, dia tak mau sembarangan di sentuh," gumam Azam.
"kasihan sekali yang baru menikah tapi tak bisa menikmati istrinya, sudah ku katakan tinggalkan saja dia, dan hiduplah dengan ku," kata mahluk yang duduk di pojok kamar.
"sayangnya aku tak mau, dan pergi dari sini," kata Azam yang kemudian mengusir mahluk itu pergi.
dia pun mulai membersihkan diri dan memasak untuk istrinya, Niken memang tinggal di desa tapi sebenarnya rumahnya juga bukan desa yang sesungguhnya.
karena hanya Niken yang bisa keluar masuk dengan mudah ke desa itu, sedang Aris merasa kehilangan putrinya yang baru saja menikah.
dia sangat kesulitan untuk bertemu dengan Niken yang ikut suaminya, tapi sekarang dia tak memiliki hak.
jadi jika dia ingin bertemu Aris akan memilih menemui putrinya itu di kampus.
Niken terbangun dari tidurnya dan melihat begitu banyak makanan, dia pun memeluk tubuh suaminya dari belakang.
"mas kenapa masak sendiri, dan tak membangunkan ku, padahal aku bisa membantumu," kata Ayu.
"tidak perlu sayang, aku juga bisa melakukannya sendiri, sekarang kamu makan ya sayang," Kata Azam pada istrinya itu.
Niken pun makan dengan sangat lahap, bahkan dia tak menyangka suaminya begitu pintar memasak.
setelah itu mereka mandi berdua, Azam benar-benar menjadikan Niken sebagai ratu.
Niken selalu merasa bisa puas dengan cara sentuhan, tapi kali ini berbeda, Azam melakukan hal yang tak sepantasnya.
dia melakukannya dari tempat lain dan membuat istrinya itu kesakitan, pasalnya dia tak melakukannya pada lubang yang seharusnya.
setelah dia merasa puas, dia pun membawa Niken ke kamar dan menidurkannya, "maaf sayang, aku harus melakukannya karena aku seorang pria, dan karena benda sialan itu tak bisa di ambil," marah Azam.
Niken yang pingsan di tinggalkan begitu saja, kini Azam mencari mangsa di luar.
dia membutuhkan para gadis untuk memuaskannya, dia benar-benar suka bersenang-senang.
menjelang Magrib Aryan baru saja pulang setelah mengikuti pelatihan di kota Mojokerto sebagai kepala sekolah.
dia sudah melihat tiga gadis kecil itu bermain di teras rumah, "aduh susah mau Magrib sayang ayo masuk," tegur Aryan.
"ayah kecil," kata Lily yang langsung memeluk tubuh Aryan.
"aduh Lily kok makin manis sih, padahal ayah masih bau asem kok Lily sudah mau nempel sih," kata Aryan yang mengendong gadis tercintanya itu.
"Lily rindu ayah kecil," jawab Lily memeluk Aryan manja.
"Lily mah memang gitu mas, ayo Lily turun dan kita masuk kedalam, ajak Husna yang sudah berusia tujuh tahun.
"gak mau, Lily mau sama ayah kecil," jawab Lily menjulurkan lidahnya.
"dasar Lily manja," ledek Aluna.
"biarin saja, wlek..."
"haduh-haduh, sudah mau malam kok masih pada di luar, ayo cepat masuk," kata Faraz yang juga baru pulang.
Aryan pun membawa gadis kecil itu masuk kedalam rumah, Anand hanya melihat Lily saja.
"hei gadis kecil kenapa kamu begitu manja," tegur Anand.
"kenapa kamu begitu jahat padaku... papi...." tangis Lily yang mendengar ucapan dari Anand.
"aduh Anand berhenti menganggu Lily, kaku ini kok selalu membuatnya menangis sih," tegur Nayla.
"habis dia menyebalkan sekali bunda, dia terus menempel pada ayah," kata Anand.
"padahal Anand juga suka menempel pada papi ku, huwa...." tangis Lily.
baru juga turun dari mobil,mendengar tangisan Arkan buru-buru masuk kedalam rumah.
"assalamualaikum..." kata Arkan mengucapkan salam.
"papi..." tangis Lily makin menjadi.
Arkan pun mengambil putrinya itu dan menimangnya, "ssttss... ada apa ini anak cantik papi, kenapa menangis sampai merah begini, nanti jelek loh mukanya," kata Arkan menggoda putrinya itu.
"Anand nakal papi, dia bilang Lily suka nempel pada ayah kecil, huk- huk- padahal Anand huk- juga suka menempel pada papi...." jawab Lily yang sambil menangis.
mendengar jawaban putrinya, Arkan tertawa geli, pasalnya Lily selalu seperti itu.
"sudah sudah kalian ini saudara loh, jadi jangan berantem oke, lihat tadi papi bawa kue untuk semuanya, termasuk kedua aunty kecil yang sudah jaga kedua keponakannya," kata Arkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Exselyn Jelita
masih bigung.... banyak bget pemainnya blm hafal....
2022-08-13
0
❤little girl♥
biar g bingung,, tengkiyu😊😊
2022-07-22
0
❤little girl♥
kk novel sblm ini ap y,, warga baru ni😃
2022-07-22
1