...BAB 4 : Waktu Yana kecil...
Di tempat Santi,.
Santi pergi ke kamar anaknya, ketika anaknya sedang bersekolah.
Saat membersikan kamar anaknya, Santi melihat foto anaknya yang di gantung di tali rami dengan berbagai macam pose di dalam foto tersebut.
Santi menatap foto-foto tersebut dengan senyum di bibirnya, " kamu sudah besar ya Nak, jika ayahmu melihat dirimu. Pasti ayahmu tidak akan mengenalimu" lirih Santi mengusap foto yang terpajang di dinding kamar anaknya.
Santi terduduk, mengingat kembali saat ia berjuang membesarkan Yana. Anak yang mempunyai kelebihan yang tidak di miliki oleh anak-anak yang lain.
...FLASHBACK...
Adit mengusap kepala Santi, " ayahnya pasti bangga melihat anaknya sangat mirip seperti dirinya" ucap Adit yang menatap Santi saat ia sedang menggendong Yana pada saat Yana baru di lahirkan.
Santi tersenyum," entalah dit, aku hilang kontak dengan Raka. Apa jangan-" ucapan Santi terhenti . " Hus .. ga boleh berpikiran yang aneh. Sehatin badan kamu, agar kamu dapat merawat Yana dengan baik . Suatu ketika jika kau bertemu Raka, dia pasti akan bangga" ucap Adit
Santi mengangguk seraya tersenyum menatap Adit yang berdiri di hadapannya.
Setelah pulang dari rumah sakit, Bi Sum yang selalu membantu Santi dalam berbagai hal. Kehadiran Bi Sum, adalah suatu anugrah yang Santi dapatkan. Karna Bi Sum sudah Santi anggap seperti ibunya sendiri.
" Bi, ASI' ku tidak keluar. Ini kenapa ya?" Tanya Santi, sembari menggedong Yana yang sedang rewel.
" Oh.. mungkin kurang makan makanan seperti kacang-kacangan Bu, nanti bibi masakin yang berkuah ya biar Asi nya keluar sekaligus kental" jawab bibi
" Tapi Yana'nya rewel bangat ni bi, pasti dia sedang haus " ucap Santi khawatir
" Untuk sebentara pakai susu formula dulu Bu, nanti bibi buatin. Kasihan non Yana itu nangis dari tadi" ucap bi sum
Santi mengangguk...
Bi Sum beranjak dari hadapan Santi.
" Cup...cup .. sayang, tunggu ya. Itu lagi di buatin susu sama nenek sum . Nanti mimik susu ya sayang." ucap Santi menenangkan Yana yang sedang rewel.
Santi yang sedang mengoyangkan lengannya, dan sesekali menatap wajah anaknya. Saat sedang menenangkan sang buah hati, tiba-tiba pupil mata Santi melebar.
" Owh... Sayang, apakah kau mewarisi kekuatan ayahmu?. Kau masih bayi sayang, belum mengerti apa-apa. Kenapa bisa kau sudah berubah seperti ini " ucap Santi kaget ketika melihat perubahan anaknya.
" Bu, ini su-" Bi Sum terhenti ketika melihat melihat Santi yang menggendong sesuatu, berpikir dalam gendongan Santi adalah hantu . Dengan badan yang kaku, bi sum nampak terlihat shock.
Santi menoleh, " bi.. bibi.. bibi jangan takut. Nanti saya jelasin " ucap Santi menghampiri bi sum.
" Bu... Itu, yang ibu...gendong siapa?" Tanya bi sum terbata, ketika melihat sosok mahkluk yang ada di dalam gendongan majikannya.
" Mana susunya, bibi tenang dulu ya. Bibi percaya kan sama saya" ucap Santi mencoba menenangkan bi sum yang masih terlihat shock
" Ini Bu su... susunya" ucap bi sum seraya memberikan susu yang telah ia buat.
Santi meraihnya, kemudian memberikannya kepada buah hatinya . Setelah beberapa menit, bayi mungil di dalam gendongan Santi akhirnya tertidur.
" Bi sum, jangan dulu kemana-mana ya. Saya mau ngomong ke bibi" ucap Santi seraya beranjak.
Santi membawa buah hatinya ke kamarnya untuk di baringkan. Setelah itu, Santi beranjak dari kamarnya . Lalu Santi menemui Bi sum .
"Bi...bibi..." Teriak Santi di depan kamar bi sum
Tidak ada jawaban , " bi...bibi..bi sum. Saya mau ngomong" ucap Santi di balik pintu kamar bi sum.
Santi mencoba menarik knop pintu di hadapannya .
Kreekk ( pintu terbuka )
Santi melihat kamar bi sum ternyata kosong . Santi kemudian beranjak dari kamar bi sum lalu mencarinya di halaman rumah dan beberapa ruangan di dalam rumah , namun Santi tidak menemukan bi sum.
" Haa... Apa bi sum lagi keluar ya?" Pikir Santi kemudian berjalan menuju ke kamarnya.
Tring!! ( Bunyi pesan masuk )
Santi meraih ponselnya kemudian membaca isi pesan yang baru masuk.
( Princes sudah tidur san?. Aku kangen sama putri mungilmu ) pesan dari Adit yang Santi terima
( Yana belum lama tidur, setelah rewel dari tadi. Dit, jika kamu tidak sibuk. Bolehkah kamu datang ke sini?. Aku ingin menunjukan sesuatu) balas Santi
( Ok.. aku akan segera kesana. Emang apa yang ingin kau tunjukan?. ) Tanya Adit di via aplikasi hijau
( Kalau kamu sudah di sini saja ) balas Santi
(Ok, segera meluncur) balas Adit
Santi menaru ponselnya kembali.
Kini Santi menatap anaknya dengan tatapan kagum sekaligus takut, takut dengan apa yang akan terjadi.
" Haduh.... Nak!! mbo, kalau punya rambut putih nanti kalau sudah jadi nenek. Kenapa di usai 2 bulan rambutmu sudah memutih?" ucap Santi yang menatap buah hatinya yang sedang tertidur.
Ding..dong.. ( bell di teras berbunyi )
Santi yang mendengar, langsung beranjak dari atas tempat tidur. kumudian berlari menuju ke arah pintu di ruang tamu.
Kreek...( Santi membuka pintu )
Kini Santi dapat melihat Adit yang sedang berdiri di hadapannya.
" Ayo masuk" ajak Santi seraya berjalan masuk ke dalam rumah
Adit mengekori Santi dari belakang.
" Apa yang terjadi?" Tanya Adit ketika ia sudah duduk di kursi yang berada di ruang tamu
Santi menghela nafas panjang," aku bingung dit, kedepannya Yana akan bagaimana" ucap Santi
" Kan Yana anak yang normal, cantik dan lucu. Apa yang kau cemaskan?" Tanya Adit bingung
" Ayo!!" Ajak Santi menarik lengan Adit, membawanya ke dalam kamar .
" Itu lihat, aku takut jika hal ini terjadi ketika Yana sedang bermain dengan teman-temannya" ucap Santi memperlihatkan wujud Yana.
Adit terperanjat ketika melihat bayi dengan rambut putih yang sedang tertidur dengan pulas.
Adit kemudian mendekati buah hati Santi," Santi apakah ini bayimu?" Ucap Adit seraya menatap lekat bayi yang sedang tertidur di hadapannya.
" Ya.. itu wujud dari ayahnya, aku baru tersadar ketika melihat bulan. Ternyata malam ini, bulan sedang purnama" jawab Santi dengan wajah yang khawatir
" Ini sungguh langkah, apa ini yang namanya titisan?. Oh.. Santi kau sungguh beruntung, mempunyai anak yang punya 2 kehidupan di 2 alam yang berbeda " ucap Adit kagum melihat perubahan wujud bayi yang berada di hadapannya.
" Aku tidak demikian dit, aku khawatir. bagaimana anakku dapat menjalani hidupnya, jika dia tiba-tiba berubah wujud seperti ini jika sedang bermain?. Kau tahu kan mulut orang, anakku pasti akan selalu di cemoh jika anakku wujudnya seperti ini" ucap Santi dengan sedih
Adit menoleh ke arah Santi ," apakah Yana akan terus seperti ini?, Jika Yana sudah berubah wujud ?" Tanya Adit
Santi menggelengkan kepalanya, " tidak tahu Dit. yang aku tahu, Raka ketika berubah hanya pada saat dia emosi dan sedang bulan purnama " jawab Santi .
" Ya, kita belum tahu ke depannya . Untuk saat ini aku belum bisa berpikir. Namun, aku akan melakukan yang terbaik untuk Yana dan segara mencari solusi untuk anakmu" ucap Adit.
" Ya... Aku juga tidak tahu bi sum kemana. Tadi pas bi sum melihat Yana yang berubah, wajahnya terlihat ketakutan. Aku takut bi sum pergi Karna melihat Yana yang seperti ini" jelas Santi kepada Adit
" Ya sudah nanti aku akan coba mencarinya" ucap Adit
Santi mengangguk mengiyakan.
Setelah kejadian tersebut, bi sum ke mana. Dengan repotnya Santi mengurusi Yana.
...*****...
Hingga Yana masuk ke Taman kanak-kanak.
" Sayang, kamu jangan nakal ya. Nanti bunda tunggu di luar" ucap Yana kepada anaknya
" Iya Bu, Yana janji ga bakal nakal kok" jawab yana
" kiss dulu dong!!" Ucap Santi seraya menyodorkan pipinya
"Muuaaaccchhh, bunda tunggu Yana ya. Janji bunda jangan pelgi" ucap Yana dengan R yang belum sempurna
" Janji sayang. Ya sudah, Yana masuk gih. itu ibu gurunya sudah menunggu " ucap Santi
Yana kini masuk ke dalam kelas, Santi melihat punggung anaknya berlalu.
Santi kemudian pergi ke arah taman bermain untuk menunggu Yana disana.
Setelah beberapa menit menunggu anaknya selesai sekolah, seorang guru berlari menghampiri Santi.
" Ibu...ibunya Yana, itu Bu. Anak ibu" ucap guru terbata
Santi sontak berdiri dari duduknya," kenapa dengan anak saya Bu guru. Apa yang terjadi?" Tanya Santi terlihat panik
" Ibu segera ke kelas saja" ucap guru TK tersebut.
Santi spontan berlari menuju ke kelas. Ketika tiba di kelas, Santi seketika shock dan tak percaya . Ketika melihat Yana mencekik leher temannya dengan rambut yang berkibar yang telah memutih.
" Kata bunda, balang Olang tidak boyeh di ambil. Itu punya Yana" ucap Yana datar kepada teman yang sedang di cekik
" Yanaaa!!!!" Teriak Santi seraya berlari
Santi menghampiri Yana seraya menariknya kasar," bunda sudah bilang jangan nakal, kenapa kamu nakal ha?" Ucap Santi murka
Rambut Yana kembali normal kemudian menatap Santi," Yana ga nakal bunda. Dia ngambil mainan Yana" adu Yana kepada Santi.
"Apa itu anaknya iblis?"
" Sepertinya, ibunya melakukan perjanjian dengan setan"
Terdengar bisik-bisik para orang tua. Ketika melihat Yana yang berubah .
Santi terlihat canggung ketika tatapan para ibu-ibu yang melihat Santi dengan tatapan mencemoh.
" Saya minta maaf Karna kelakuan anak saya. Saya permisi dulu" ucap Yana seraya beranjak dari kelas dengan menggendong Yana bersamanya.
Di luar kelas..
" Bunda... Yana ga salah" ucap Yana
Santi mendekap anaknya lebih erat, " iya sayang, kamu ga salah. Maafin bunda ya sayang. Karna udah kasar sama Yana" ucap Santi
Setelah kejadian tersebut, Santi lebih memilih mencarikan guru privat untuk Yana. Agar Santi dapat memantau Yana.
...FLASHBACK END...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
玫瑰
Bagus cerita nya.
2022-05-31
2