Pagi hari bianca turun kelantai satu untuk sarapan sebelum berangkat kerja, Tampak semua sudah berkumpul menunggu nya.
''Nona terhormat akhir nya datang.'' Cibir jessica melirik bianca.
Tidak ingin berdebat di meja makan, Bianca lebih memilih diam dan duduk di samping daddy nya.
Sepotong roti masuk kedalam mulut bianca, Gara melirik putri nya yang tampak sedang menahan kesal.
''Ada apa nak ?'' Tanya gara pelan.
Mendengar pertanyaan daddy nya, Bianca sontak menoleh dan menggeleng kan kepala. Dalam hal sekecil apa pun, Gara selalu tau jika putri nya gelisah.
''Katakan saja bi.'' Desak gara.
''Tidak ada masalah dad, Aku hanya sedikit stres dengan pekerjaan.'' Jawab bianca.
''Jangan terlalu keras dalam bekerja sayang.'' Nasihat joana memandang putri sulung nya.
''Iya mom.'' Angguk bianca.
Jessica melengos kesal karena bianca selalu mendapat perhatian lebih dari orang tua nya, Sejak dulu jessica selalu merasa iri dengan bianca.
''Enak dong jadi dokter nomer satu di rumah sakit daddy sendiri.'' Sindir jessica.
''Meski pun aku bekerja di rumah sakit daddy, Tapi aku tidak pernah melalai kan tugas ku.'' Sengit bianca.
''Cih, Begitu saja bangga.'' Cibir jessica.
''Pantas dong aku sebagai dokter bangga, Kau saja yang jadi pelacur bangga.'' Sinis bianca tambah sengit.
''Jaga bicara mu ya!" Bentak jessica langsung berdiri.
"Aku berbicara fakta, Kau selalu menjadi simpanan pria beristri tanpa memikir kan perasaan istri nya!" Teriak bianca.
Gdubark,Praang.
Meja ukuran besar itu terbalik dan membuat makanan di atas nya berserakan, Gara berdiri menatap tajam kearah dua anak gadis nya.
"Kalian kira daddy ini patung sehingga kau bisa bertengkar sesuka hati ?!" Ujar gara.
"Dia yang mengatai ku duluan dad." Jawab bianca membela diri.
"Yaah selalu aku yang salah." Teriak jessica.
"Karena kau memang salah jessica!" Bentak gara keras.
Jessica terdiam mendengar bentakan ayah nya, Setetes air mata mengalir membasahi pipi mulus gadis ini.
Sejak sekolah menengah atas, Hidup jessica hancur karena ulah nya sendiri. Akibat pergaulan bebas ia akhir nya hamil, Namun ia melakukan aborsi.
"Begitu benci kah daddy pada ku ?" Tanya jessica pelan karena terisak.
"Apa ada alasan agar daddy tidak membenci mu ?!" Tanya gara balik membuat luka di hati jessica.
"Kenapa aku harus di lahir kan jika hanya untuk di benci ?!" Teriak jessica.
"Jessica."
Joana berlari memeluk putri nya yang terluka, Memang joana sangat memanja kan putri bungsu nya. Namun karena perhatian joana yang sangat berlebihan, Jessi menjadi tidak terkontrol.
"Drama membosan kan!" Maki bianca menyambar kunci mobil nya.
"Aku pergi dad." Pamit bianca mencium tangan sagara.
Hati joana terenyuh saat bianca tidak berpamitan pada nya, Jessica iri dengan perhatian gara pada bianca. Sedang kan bianca juga iri dengan perhatian joana pada jessica yang berlebihan.
"Urus putri kesayangan mu, Aku tidak ingin jika sampai memiliki cucu tanpa ayah." Ucap gara menusuk perasaan.
****
Laju mobil bianca sangat kencang, Semua marah ia tumpah kan pada jalanan. Hingga ia tidak sadar kalau ada mobil hitam yang mengikuti.
Duaar.
Ban mobil bianca meletus hingga bianca kesusahan menghentikan nya, Setelah sempat oleng. Baru lah bianca bisa berhenti dan berniat turun.
''Siapa mereka ?'' Gumam bianca kaget.
Tidak jauh dari mobil nya, Lima orang berbaju hitam mendatangi nya. Segera bianca mencari pistol yang selalu ia bawa. Tampak jika mereka orang jahat, Karena mereka pun membawa senjata.
''Ban mobil ku pasti di tembak oleh kunyuk ini.'' Geram bianca.
Sebagai putri mafia, Bianca sudah biasa menghadapi situasi ini. Bukan hanya sekali bianca di hadang musuh, Namun sejauh ini. Bianca masih bisa menangani.
''Keluar.''
Para pria itu menggedor pintu mobil dengan keras, Bianca membuka pintu mobil dengan santai.
''Ada apa ?'' Tanya bianca tegas.
''Ikut kami.'' Perintah ketua geng.
''Kalau aku tidak mau ?'' Tantang bianca.
''Maka jangan salah kan kami jika ada kekerasan.'' Ancam nya.
''Siapa bos kalian ?'' Tanya bianca lagi.
''Tuan draka.'' Jawab nya sambil tersenyum mengejek karena mengira bianca akan ketakutan.
Duaak.
Wajah ketua geng terdongak keatas karena tendangan bianca, Setelah menendang bianca segera berlari mencari tempat berlindung yang aman dari kejaran pistol.
Dor,Dor.
Para anak buah geng langsung melepas kan tembakan, Bianca juga menyiap kan pistol untuk menembak.
Dor,Dor.
''Aarkkhh.''
Terdengar jeritan dari dua orang yang terkapar, Kini tinggal tiga orang lagi yang mengejar bianca.
''Jangan sampai dia lolos.'' Teriak ketua geng.
''Baik bos.''
Mereka berjalan mengendap endap kearah gedung kosong itu, Bianca yang bersembunyi segera mengarah kan muncung pistol nya.
Dor,Dor.
Sayang nya tembakan bianca hanya mengenai kaki mereka sehingga tidak membuat tumbang, Segera bianca berlari lagi menuju tempat lain.
''Itu dia.'' Teriak ketua geng.
Karena satu teman nya sudah terluka, Kini hanya dua orang yang mengejar bianca. Di ujung jalan tampak mobil juga mendekati mereka.
Dor.
''Aarrkkh.''
Bianca menjerit karena lengan nya terserempet peluru, Darah mengalir membasahi kemeja putih nya.
''Dasar sialan.'' Maki bianca.
Untuk mencari aman, Bianca masuk kedalam kolong mobil agar bisa mengintai langkah mereka. Namun ia kaget karena tiba tiba dua orang itu ambruk dengan lobang di kening.
''Keluar lah baby.'' Perintah suara yang tidak asing.
Sedikit kesusahan bianca keluar dari persembunyian nya, Raut wajah bianca terlihat kesal karena orang itu adalah jasson.
''Kenapa kau selalu muncul di hadapan ku.'' Sentak bianca.
''Aku menolong mu, Kenapa kau malah tidak terima.'' Jawab jasson memandang luka bianca.
''Tanpa kau tolong pun aku bisa menghadapi mereka.'' Sombong bianca.
Dor, Dor.
Saat mereka sedang berdebat, Dua peluru menghantam badan mobil. Jasson segera menarik bianca kedalam pelukan nya, Mereka berlari memasuki mobil jasson.
''Kenapa kita malah berlari ?'' Tanya bianca kesal.
''Karena aku ingin berlari.'' Jawab jasson tengil.
''Ck, Dasar pengecut.'' Maki bianca.
Tidak ada respon dari jasson meski di katai pengecut oleh bianca, Ia malah mengambil kotak obat dan meraih lengan kanan bianca.
''Tidak perlu, Aku bisa mengobati nanti.'' Tolak bianca.
''Aku tidak menerima penolakan baby.'' Jawab jasson kembali menarik lengan bianca.
''Lepas kan tangan ku.'' Kesal bianca.
Namun jasson tidak peduli, Malah kini jasson menarik tubuh bianca hingga berbaring di kaki nya. Sedang kaki satu nya lagi mengunci di atas tubuh bianca.
''Jika sakit katakan saja.'' Ujar jasson yang melihat mimik muka bianca.
Goresan peluru itu cukup dalam, Dengan keahlian nya. Jasson menjahit luka bianca dengan total empat jahitan, Selama itu juga bianca tidak mengeluh sakit walau pun tanpa di bius.
''Kau luar biasa baby.'' Bisik jasson menunduk di telinga gadis incaran nya.
Bianca yang kuat dan tangguh membuat hati jasson sangat penasaran, Sekilas ketangguhan bianca mirip dengan tangguh nya gefari saat muda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
sandi
w lebih suka bianca dr pd ge malah🤣🤣🤣
2022-06-05
2
Defi
lnjut thor
2022-05-30
1