Beberapa hari berlalu, saat sedang menunggu pelanggan counternya. Ellia sengaja mengisi waktunya dengan membuka sosial media di ponselnya. Dan tanpa sengaja, dia menemukan postingan dari teman akrabnya semasa SMA hampir dua tahun lalu.
Postingan itu berisi tentang beberapa kampus resmi yang membuka pendaftaran untuk kuliah full online. Dengan berbagai mata kuliah yang tersedia dan banyak diminati orang saat itu.
Merasa tertarik dan penasaran dengan postingan itu. Ellia pun mencoba menggali informasi lebih akurat dari link yang sudah tertera dalam postingan tersebut.
Alhasil, beberapa saat kemudian. Wajah mungil Ellia menampakan raut bahagia dan senyuman cerahnya. Dia begitu bahagia. Karena sebentar lagi, dia bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang sarjana.
Saking bahagianya, Ellia sampai tak menyadari. Bahwa, sejak beberapa menit yang lalu. Seorang kurir makanan datang membawakan makanan untuknya.
"Nona...!!! Nona...!!! NO-NA!!!" panggil Kurir tersebut beberapa kali hingga ia harus sedikit mengeraskan suaranya. Agar orang yang dipanggilnya dapat melihatnya.
"Astagfirullah!!!" ucap Ellia terkejut hingga membuat kursi duduknya yang memiliki roda itu, mundur setengah meter karenanya.
"Eh...eh... Nona, hati-hati!!!" ucap Kurir tersebut dengan gerakan tangan ingin menahan pergerakan kursi yang diduduki oleh Ellia itu. Agar tak membuat Ellia jatuh tersungkur. Namun apalah dayanya, antara dia dan Ellia terhalang oleh meja etalase.
Beruntungnya, Ellia dapat segera sadar dari keterkejutannya. Dan menghentikan pergerakan kursinya tersebut yang bisa saja membuatnya malu karena terjatuh.
"Allahu Akbar... Kenapa Mas mengagetkan saya sih?! Hampir saja, saya jatuh." ucap dan hardik Ellia dengan suara lembut.
"Maafkan saya Nona??! Saya tidak bermaksud mengagetkan Anda tadi. Saya hanya sedikit menaikkan volume suaraku. Agar Anda dapat mendengarkan panggilanku. Sebab, sudah beberapa kali saya memanggil dengan nada pelan dan sedang. Anda tidak juga memperhatikan saya. Sekali lagi, saya minta maaf Nona??!" jelas Mas kurir itu sambil meminta maaf.
"Benarkah??! Jika seperti itu, berarti saya yang salah Mas. Maafkan saya ya sudah mengabaikanmu??!" ucap Ellia merasa bersalah dan dengan cepat mengulurkan tangannya untuk meminta maaf pada Mas Kurir tersebut.
"Ya sudah, kita sama-sama salah. Jadi, sepatutnya kita saling memaafkan." ucap Mas Kurir itu dan menyambut uluran tangan Ellia.
"Oh iya, maksud saya datang kesini itu. Untuk mengantarkan makanan ini pada Anda Nona. Anda benar penjaga counter inikan?" jelas Mas kurir itu dan bertanya untuk memastikan, jika dia tidak salah orang.
"Makanan??! Siapa nama pengirimnya Mas?" tanya Ellia sedikit bingung.
"Dia tidak menyebutkan namanya Nona. Dia hanya berkata "Untuk mengirimkan makanan ini ke penjaga counter ini." Nona." jawab Mas kurir tersebut jujur.
"Apa Mas melihat orangnya? Bisa jelaskan seperti apa ciri-ciri orang itu?" tanya Ellia
"Em... tingginya sekitar 185 cm, berkulit putih, dan dia mengenakan setelan jas abu gelap." jelas Mas kurir itu sesuai penglihatannya.
"Sepertinya... aku tidak punya teman dengan ciri-ciri seperti itu. Siapa ya dia? Jika pengirimnya tidak jelas, aku takut untuk memakan makanan itu. Jangan-jangan makanan itu ada racunnya lagi?!! Ihh... buang saja Mas!!! Aku masih ingin hidup." ucap Ellia dengan sedikit bergidik ngeri
Ellia menolak untuk menerima makanan tersebut. Karena takut keracunan dan hidupnya akan berakhir dengan sia-sia nantinya. Membayangkan itu semua dia bergidik ngeri sendiri.
"Astagfirullahal'adzim! Itu tidak akan terjadi Nona. Meskipun pengirim makanan ini tidak ada kenal. Tetapi, aku sendiri menjamin jika makanan ini bersih, halal dan lezat sekali. Karena makanan ini, berasal dari rumah makan milik ibuku. Dan beliau sendiri pula yang menyiapkan serta membungkusnya. Jadi, tidak mungkinkan... kalau ibuku meracuni pelanggannya sendiri?!!" ucap Mas kurir tersebut dan menjelaskan darimana dan seperti apa makanan yang diantarnya itu.
"Hem... benarkah?!! Tapi aku masih meragukannya. Bagaimana kalau Mas kurir yang mencobanya lebih dulu? Agar saya percaya, jika makan ini tidak beracun. Dan Mas kurir harus menunggu saya sampai selesai makan. Setelah itu, baru Mas kurir boleh pergi." ucap Ellia menantang Mas kurir itu.
Dia sengaja melakukan itu, untuk membuktikan kalau makanan itu aman dan tidak beracun. Dan perihal menunggunya hingga selesai memakan makanan tersebut. Itu juga untuk melihat reaksi tubuh Mas kurir itu. Setelah beberapa saat mencicipi makanan tersebut.
Karena sesuai pengetahuan Ellia, jika racun akan bereaksi setelah beberapa saat dicicipi. Sebab itulah, dia melakukan itu semua.
"Ya ampun Nona...! Kau terlalu su'udzon pada orang lain." ucap Mas kurir itu mulai geram dengan sikap protektif Ellia, terhadap diri sendiri. "Baiklah. Aku akan mencicipi makananmu itu. Untuk membuktikan bahwa makanan itu aman dari racun. Dan aku juga akan menunggumu saat makan. Sekarang, ayo buka makanannya!!!" sambung Mas kurir itu.
Dia menerima begitu saja tantangan Ellia tersebut. Dan memerintah Ellia membuka kotak makanan itu untuknya. Agar dia bisa mencicipinya.
Saat Ellia membuka kotak makanannya. Mas kurir itu menggeser kursi yang tersedia di sana. Untuk tempatnya duduk saat mencicipi makanan milik Ellia itu.
Setelah kotak makanan itu sudah terbuka sepenuhnya. Aroma dari makanan tersebut langsung menggoda indera penciuman dan pengecap Ellia. Sehingga membuatnya harus menelan saliva sendiri. Demi meredam godaan tersebut. Kemudian mempersilahkan Mas kurir itu untuk mencicipi makanan itu lebih dulu.
"Ini, Silahkan dicicipi!" ucap Ellia sambil menyodorkan makanan tersebut kehadapan Mas kurir itu.
"Jangan salahkan aku ya Nona. Jika sampai aku kebablasan dan menghabiskan makanan ini." ucap Mas kurir itu sebelum mencicipi makanan itu.
"Kenapa memangnya?" tanya Ellia tak mengerti.
"Ini adalah salah satu makanan kesukaanku, Nona. Dan aku takut, setelah mencicipinya maka aku akan kebablasan dan menghabiskannya." jelas Mas kurir itu.
"Ya jangan dong...!!! Ayo cepat cicipi!!!" ucap dan titah Ellia tidak sabar untuk memakan makanan tersebut. Namun harus memastikan lebih dulu keamanan makanan tersebut.
Dan tanpa banyak berkata lagi. Mas kurir itu pun mulai mencicipi makanan itu. Menggunakan sendok plastik yang tersedia di kotak makanan itu.
Satu sendok...dua sendok... Mas kurir itu menyuapkan makanan tersebut kedalam mulutnya. Dan Ellia terus memperhatikan mimik wajah yang ditampilkan oleh Mas kurir itu saat mencicipi makanan tersebut. Dan mimiknya begitu santai serta terlihat lahap sekali saat mengunyah makanannya.
Merasa khawatir Mas kurirnya akan menghabiskan makanannya. Baru saja akan mengambil makanan itu lagi disendokkan berikutnya. Ellia langsung menarik kotak makanannya dan mendekatkan ke hadapannya.
"Sudah cukup. Aku akan bertanya, apa kau tidak merasakan panas di tenggorokan mu?" ucap Ellia sambil menarik kotak makanannya, kemudian bertanya.
Dan Masih dalam keadaan mengunyah. Mas kurir itu menjawab dengan gelengan kepala pelan. Tanda bahwa iya tidak merasakan apa-apa pada tenggorokannya.
"Baiklah. Itu artinya makanan ini aman. Aku akan memakannya." ucap Ellia menyimpulkan. Kemudian merebut dengan cepat sendok yang ada ditangan Mas kurir itu. Dan mulai menyendok serta menyuapkan makanan tersebut ke mulutnya. Setelah sebelumnya mengucapkan basmalah.
Sementara itu, Mas kurir hanya bisa mengunyah habis dan menelan makanan yang tersisa didalam mulutnya. Namun saat mengunyah, bibirnya tampak menyunggingkan senyum. Entah apa yang ia pikirkannya?
Kemudian, Mas kurir itu meminum air yang sudah disiapkan oleh Ellia untuknya. Lalu membersihkan mulutnya dengan tissue yang juga sudah disiapkan oleh Ellia, sebelumnya.
Tak berapa lama, Ellia pun telah menghabiskan makanannya. Hingga tandas dan tak bersisa. Bahkan sebutir nasi pun tak terlihat lagi didalam kotak makanan itu.
Saat Ellia sedang meminum air. Mas kurir itu mengatakan suatu hal yang langsung membuat Ellia tersedak air minum dan terbatuk-batuk.
"Nona, kenapa kau menggunakan sendok bekas dariku dan tidak menggantinya dengan sendok yang lainnya? Bukankah itu, sama halnya dengan kita berciuman secara tidak langsung??!!!" ucap Mas kurir itu dengan menampilkan senyuman kecil di bibirnya.
"Em...??!" ucap Ellia dengan kedua ujung dalam keningnya terangkat dan sambil terus meminum air. Dan langsung tersedak setelah mendengar sebuah pernyataan tentang berciuman secara tidak langsung yang dilakukannya. "Uhukk...uhukk...." Ellia terbatuk-batuk.
"Astaga...!!! Pelan-pelan Nona!" ucap Mas Kurir itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments