Menolak Perjodohan

Sepeninggalan ibu dan Tante Erna, Puspita menggeser duduknya. Agar sedikit lebih dekat dengan posisi duduknya Evan.

"Kita cari tempat yang nyaman buat ngobrol yuk?!" usul Puspita sambil menggenggam telapak tangan Evan.

"Tidak perlu Puspita. Disini saja, aku sudah nyaman. Tidak perlu mencari tempat lain lagi." tolak Evan halus.

"Aku tidak begitu nyaman 'Van. Lihatlah! Para pelanggan dan gadis penjaga counter itu. Mereka mencuri-curi pandang kearah kita." ujar Puspita lagi.

"Tidak usah kau memperdulikan mereka. Toh kita hanya mengobrol saja kan?!" ujar Evan masih berusaha santai meski hatinya sudah sangat tidak suka berlama-lama dengan wanita didekatnya itu.

"Hem.... baiklah, jika begitu!" pasrah Puspita. "BTW... apa makanan atau minuman kesukaanmu? Biar aku perintahkan asisten rumah tanggaku membuatkannya untuk makan siang kita nanti." sambungnya.

"Tidak perlu Puspita. Karena jam makan siang nanti, aku ada pertemuan dengan klienku. Dan akan sekalian makan siang bersama di tempat pertemuan kami nanti." ujar Evan beralasan.

Padahal siang nanti, dia hanya akan pulang ke rumah dan mengerjakan pekerjaan kantornya. Sebab hari itu, dia sudah menyerahkan semua pekerjaan kantornya pada asisten pribadinya. Dan hari itu, jadwalnya khusus bertemu wanita yang akan menjadi tunangannya nanti.

"Tapi...kata Tante Lis, hari ini adalah waktumu bersamaku seharian 'Van...!" ujar Puspita dengan sedikit merajuk manja pada Evan.

"Hah!!! Gila. Mau ngapain aja kita seharian?" ucap Evan terkejut dan bingung.

"Yah...ngobrol banyaklah sayang...! Jika seharian ini kita bisa cepat saling mengenal satu sama lain. Besok, jika kau memintaku untuk menikah. Aku akan sangat senang dan bahagia sekali Sayang. Dan aku tak akan berani untuk menolakmu sekalipun." ucap Puspita berangan terlalu tinggi.

"Yang benar saja kau ini?! Aku setuju bertemu denganmu. Itu hanya karena aku tidak ingin mengecewakan Bundaku. Jadi, aku harap kau bisa menjaga sikapmu!" ucap Evan dengan penuh penekanan.

"Ya ya ya... aku mengerti. Tadi aku hanya bercanda Evan. Jangan terlalu diambil hati! Sebenarnya, aku juga tidak ingin buru-buru menikah. Apalagi dengan pria yang baru aku kenal dan sangat asing bagiku." ucap Puspita mulai memainkan peran wanita berkelas dan terhormat.

Mendengar dan melihat perubahan sikap dan cara bicara Puspita yang berubah drastis. Membuat Evan menatapnya dalam dengan kening berkerut.

"Baiklah. Apa yang kau rencanakan untuk hubungan kita, selanjutnya? Aku siap mendengarkanmu. Katakan!" pinta Puspita berubah bijak.

"Aku sangat mengenal Ibuku. Beliau akan sangat kekeh dengan pendiriannya. Jika sudah memutuskan sesuatu, harus membuahkan hasil. Entah itu akan gagal nantinya atau...berhasil. Jadi, percuma saja aku menentang keinginannya."

"Dengan sangat terpaksa, aku harus mengikuti keinginannya itu. Tapi, itu hanya berlaku untuk sementara saja. Sampai Beliau tampak senang dan bahagia." ujar Evan.

"Maksud kamu..." tanya Puspita bingung.

"Maksud aku, kita jalani saja perjodohan ini sebagaimana mestinya. Jika nanti kau atau aku yang sudah bosan. Maka, diantara kita bebas memutuskan hubungan perjodohan ini."

"Karena, jujur saja Puspita. Aku sudah lelah mendengar segala anjaman ibuku. Untuk tidak makan ataupun minum selama berhari-hari. Setiap kali aku menolak untuk bertemu dengan wanita-wanita pilihan. Yang ingin Beliau jodohkan dengan 'Ku. Jadi, untuk mengakhiri semua usahanya itu. sementara waktu, Aku akan menurutinya saja." jelas Evan panjang lebar.

"Hem... Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Puspita lagi.

"Silahkan..." jawab Evan singkat.

"Sebenarnya, apa alasanmu hingga selalu menolak untuk dijodohkan oleh Ibumu?"

"Aku tidak menolak untuk dijodohkan. Hanya saja, sekarang ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Jadi, aku ingin menemukan pasangan hidupku sendiri. Setelah diriku merasa siap berkeluarga dan menemukan tambatan hatiku. Itu saja, tidak lebih!"

"Tapi, Ayah dan Bunda ku selalu mendesakku. Dengan alasan, Mereka sudah semakin tua. Takut, tidak sempat menggendong cucu hasil dari keturunanku nanti. Karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Hingga aku lupa akan waktu yang terus berlalu." ungkap Evan panjang kali lebar.

Terpopuler

Comments

Gaga

Gaga

lanjut thorr

2022-10-20

1

syafridawati

syafridawati

kisah yang sangat bagus, gimana puspita

2022-06-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!