Bertemu Calon Tunangan

Terlihat seorang wanita cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai bebas, turun dari mobilnya. Tante Erna langsung menghampiri wanita tersebut dan menyambutnya dengan ramah.

"Assalamualaikum Kak! Apa kabarmu?" ucap wanita cantik itu.

"Wa'alaikum salam Dek! Alhamdulillah... seperti yang kau lihat, Aku sehat. Kau sendiri, apa kabar?" tanya balik Tante Erna.

"Alhamdulillah, Aku juga sangat sehat Kak." jawab wanita cantik itu.

"Ayo! Mereka sudah lama menunggumu." ajak Tante Erna

Mereka memasuki area teras counter. Yang di sana sudah menunggu Tante Lis. Kemudian mereka bertiga terlihat mulai saling sapa dan berkenalan satu sama lain. Lalu, wanita cantik itu terlihat membuang pandangannya ke segala arah. Seperti sedang mencari sesuatu.

Tante Erna yang mengerti dengan sikap yang ditunjukkan wanita cantik. Yang juga merupakan adik sepupunya. Langsung mencolek lengan sahabatnya, yaitu Tante Lis. Dan Tante Lis pun langsung merespon dan mengerti maksud sahabatnya itu.

"Evan... sini Nak!" panggil Tante Lis lembut.

Sementara itu, Evan yang sempat melihat kedatangan wanita cantik itu. Sudah sedikit bisa menebak dan menilai karakter wanita cantik yang akan dikenalkan dengannya itu. Membuat hatinya sedikit malas untuk berkenalan dan melanjutkan hubungan yang lebih jauh lagi.

"Ayo Nak, jangan membuatnya menunggu terlalu lama!" ucap Tante Lis pada Evan. Sambil menghampiri Evan yang hanya asyik mengobrol dengan Ellia. Dengan sedikit memaksa anaknya itu untuk beranjak dari tempat duduknya saat ini. Tante Lis menggandeng lengan Evan erat.

Sebelum meninggalkan Ellia, Evan melempar senyum manis kearah Ellia. Seakan senyum manis itu, tanda pamitnya pada Ellia.

"Iya Bunda...! Tanpa dipaksa pun, Evan akan menuruti semua keinginan Bunda ini." ucap Evan lirih.

"Bunda tahu semua perangaimu Nak. Jadi, jangan coba menutupinya." balas lirih Tante Lis.

Mereka sengaja berbicara pelan seperti itu, agar semua percakapan mereka itu tak terdengar oleh orang lain, selain mereka berdua.

"Kenalkan Nak! Ini anak bungsu Tante, namanya Evan ..... Dan Evan, ini Puspita... Ini lho 'Van... gadis yang Bunda cerita ke kamu waktu itu. Beneran cantik 'kan Nak?" tutur Tante Lis memuji gadis pilihannya untuk Evan. Dan Evan hanya menanggapi dengan memperlihatkan senyum tipisnya.

"Iya lho Evan. Puspita ini merupakan adik sepupu Tante yang paling muda. Dari semua sepupu-sepupu Tante yang lainnya. Dia anak tunggal dari..... "

Tante Erna mulai menceritakan semua tentang Puspita. Begitupun dengan Tante Lis, ikut menceritakan semua tentang Evan. Mereka berempat mulai saling mengakrabkan diri satu sama lain.

Sementara itu, dilain sisi Ellia sendiri mulai sibuk melayani para pelanggan yang datang ke counter tersebut.

"Assalamualaikum Ellia! Apa kabarmu hari ini? Penyakit maagmu tidak kambuh lagi 'kan?" ujar seorang pelanggan yang datang.

"Wa'alaikumsalam Kak Ustad. Alhamdulillah, hari ini aku sangat sehat. Kak Ustad mau beli pulsa apa?" jawab Ellia dan balik bertanya. Dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya.

"Tolong kirimi Kakak pulsa paket unlimited untuk sebulan!" jawab pelanggaran yang dipanggil Kak Ustad oleh Ellia itu.

"Oke, siap Kak! Tunggu sebentar, akan aku kirimkan pulsanya." ucap Ellia riang dengan mengacungkan jempolnya.

Tanpa Ellia sadari, Evan yang sedang duduk mengobrol dengan calon tunangan, dan Tante Erna serta Ibunya. Terus memperhatikan keakrabannya dengan pelanggan yang sedang dilayaninya saat ini.

"Siapa pria itu, kenapa dia terlihat sangat akrab dengan Ellia? Dan entah kenapa, aku tidak suka melihat keakraban mereka itu! Apakah aku sudah jatuh hati pada Ellia?" batin Evan bermonolog.

"Tapi, tidak ada salahnya jika aku menyukainya. Dia wanita yang cantik, lembut, sopan, dan Sholehah lagi. Melihatnya tersenyum manis pada pria lain, hatiku sangat tidak rela. Aku hanya ingin menikmati senyumnya itu sendiri."

Batin Evan terus berbicara sendiri. Sambil terus memandang wajah Ellia dari kejauhan. Dia sama sekali tidak mendengarkan percakapan Ibu, Tante Erna dan calon tunangannya. Yang sedang membicarakan tentang dirinya. Tubuhnya memang berada di sana, namun hati dan pikirannya berada pada Ellia yang berada jauh di depannya.

"Jadi, apa kau menyukai putra Tante ini Nak? Dan... maukah kau menjadi tunangannya? Jika sudah klik, Tante akan membuat acara pertunangan kalian. Bahkan, kalian bisa langsung menikah. Jika sudah sangat merasa cocok satu sama lain." ucap Tante Lis pada Puspita.

"Tentu saja Tante. Wanita mana yang akan menolak pesona seorang pengusaha sukses sepertinya Tante. Jika Evan meminta menikah dengan ku esok hari pun, aku tak akan menolaknya." ucap Puspita dengan penuh harap.

"Benarkah? Tetapi...itu sangat tidak etis Nak. Kami adalah keluarga terpandang dan keluargamu pun sebaliknya. Jadi, Tante akan membuat sebuah pesta pernikahan yang meriah untuk kalian. Jika kalian sudah siap untuk menikah. Oke?!!" tutur lembut Tante Lis.

"Bukankah begitu 'Van?" tanya Tante Lis pada dengan menyentuh tangan Evan.

"Eh... iya Bun'!" ucap Evan asal karena terkejut.

"Kamu kenapa 'Van? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Tante Lis demi memastikan anaknya, dalam keadaan baik.

Karena sejak tadi, Tante Lis memperhatikan Evan tampak tak fokus pada mereka. Hanya tampak seperti melamun saja.

"Tidak apa-apa Bunda. Aku hanya merasa lelah saja. Dan di kantor, masih banyak pekerjaan yang menungguku." jawab Evan berdalih.

"Kan masih ada sekretaris kamu yang bisa menghendel pekerjaan kamu Nak. Jadi, mulai sekarang kau harus belajar membagi waktumu. Pikiranmu, tidak usah melulu tentang pekerjaan. Apa lagi sekarang, kau telah memiliki tunangan. Jadi, kau juga harus punya waktu untuknya nanti. Bukan begitu Nak Puspita?" ucap Tante Lis pada Evan. Kemudian beralih pada Puspita.

"Tidak apa-apa Tan'. Aku suka kok pada pria pekerja keras seperti Evan. Nanti...kalau sudah mengenalku lebih baik lagi. Dengan sendirinya, Evan akan mengalihkan perhatiannya padaku." ucap Puspita percaya diri. Sambil memperlihatkan senyum malu-malu.

Evan hanya tersenyum sangat tipis, bahkan hampir tak terlihat. Dalam hatinya berkata, "Percaya diri sekali wanita ini untuk bisa menguasai diriku. Dan mengalihkan perhatianku hanya pada? heh, dia pikir semudah itu!"

"Baiklah. Karena Tante dan Tante Erna masih ada urusan lain. Tidak apa-apakan, kalau kami tinggal? Kalian bisa lanjutkan acara perkenalannya." pamit Tante Lis pada Puspita.

"Iya Tante. Tidak apa-apa." jawab Puspita senang. Karena akan bebas mengobrol dengan Evan.

"Bunda ikut mobil Tante Erna aja ya 'Van. Jadi, kau bisa pulang sendiri. Masih ingat jalan pulangkan?" ucap Tante Lis pada Evan bergurau.

"Iya Bunda. Silahkan. Hati-hatilah dijalan." jawab Evan sedikit malas. Karena akan ditinggalkan dengan wanita pilihan, yang akan menjadi tunangannya.

Tante Lis dan Tante Erna melakukan cupika cupiki bersama Puspita. Sebagai salam perpisahan sementara mereka.

Terpopuler

Comments

Mawar_Jingga

Mawar_Jingga

halo kak aku mampir🤗
mampir juga ya "sepotong sayap patah" like dan komen di tunggu kak🙏🙏☺️

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!