Ketiga orang di dalam mobil itu menoleh pada korban yang justru ingin pulang ke rumah. Bukankah tadi di tanya siapa namanya saja dia tidak tahu? lalu bagaimana caranya mereka mengantarkan korban ke rumahnya?
"Lo serius? pulang kemana? emang lo inget rumah lo dimana?" Syifana mengajukan pertanyaan beruntun.
Korban hanya menggelengkan kepalanya. Lalu memejamkan kedua matanya membuat Syifana merasa dongkol. Maksudnya apa minta pulang ke rumah tapi tidak tahu dimana rumahnya?
"Maksud lo apa? minta pulang ke rumah tapi enggak tahu dimana rumahnya!" ujar Syifana kesal.
"Pulang ke rumah kalian bisa 'kan?" jawabnya enteng.
Gadis itu semakin emosi ketika mendengar jawaban dari korban. Menurut Syifa dia sangat tidak punya sopan santun.
"Jadi ke rumah sakit atau pulang?" tanya Gevano jengah.
"Sudah Gevan, kita pulang ke rumah Bude aja!" Bude Nur memutuskan membawa korban itu ke rumahnya.
"Apa-apaan ..."
"Keputusan Bude sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat! lagi pula kalau nolong orang jangan setengah-setengah," Bude Nur menyela ketika Syifana akan mengajukan protes.
Gevano akhirnya menuruti ucapan Bude Nur. Dia melajukan mobilnya menuju rumah Bude Nur. Mereka memang tetangga dekat, tidak heran jika Gevan sudah akrab dengan Bude Nur.
Syifana melirik kedua laki-laki di dalam mobil itu bergantian. Mereka berdua sama saja. Menyebalkan menurut Syifa. Yang satu sok tahu dan yang satu songong.
Mobil yang di kendarai oleh Gevano melaju dengan kecepatan standart. Walaupun ia sangat ingin cepat sampai ke rumah, akan tetapi keselamatan mereka yang utama.
Setelah menempuh perjalanan lima belas menit akhirnya mereka sampai di rumah sederhana milik Bude Nur. Mereka turun dengan Bude Nur yang menuntun korban itu masuk ke dalam rumahnya.
"Syif," panggil Gevano ketika Syifa hendak masuk ke dalam rumah.
Gadis itu menghentikan langkah dan menoleh pada laki-laki yang tadi menuduhnya akan bunuh diri di jurang. Sebenarnya Syifa sangat ingin menghindari laki-laki itu. Dia ingat nama teman masa kecilnya yang begitu menyebalkan.
"Kenapa?" tanya Syifana singkat.
"Kamu enggak ingat siapa aku?" Laki-laki itu justru melempar pertanyaan kembali.
Syifana hanya membuang nafas kasar. Tubuh lelahnya ingin segera istirahat, namun justru di halangi oleh kejadian-kejadian sial menurutnya.
"Ingat," jawabnya tanpa memandang Gevano.
"Ingat tapi kamu sama sekali tidak ingin menyapaku?" Gavan belum saja menyerah dan mengajukan pertanyaan lain.
Gadis itu memutar kedua bola matanya jengah. Laki-laki ini masih sangat menyebalkan seperti dulu.
"Menyapa buat apa? tidak ada yang penting di antara kita," jawab Syifana tegas.
"Kamu makin cantik, Syif."
"Dan kamu masih seperti dulu. Menyebalkan!" lanjut Syifa tanpa basa-basi.
Gevano tertawa ketika mendengar komentar Syifa tentang sifat dirinya sejak kecil dulu. Ternyata Syifa benar tidak melupakannya.
"Dasar aneh!" gerutu Syifana kesal. Gadis itu kemudian melangkah untuk masuk ke dalam rumah. Namun langkahnya kembali terhenti karena Gevano menahan tangannya.
"Lepas!" bentak Syifana garang.
"Enggak." Gevan menggelengkan kepalanya.
"Lepas, Vano!"
"Kamu masih saja memanggilku dengan nama Vano, Syif," ujarnya lembut.
Syifana semakin merasa jengah dengan kelakuan Gevan yang lancang berani menyentuh tangannya. Gadis itu akhirnya menyentak kasar tangan Gevano. Namun karena Gevan terlalu kencang memegang tangan Syifa, gadis itu terpelanting dan hampir jatuh. Beruntung Gevan cekatan menangkap tubuh gadis remaja itu.
Gevano justru mendapat kesempatan memeluk tubuh gadis yang dia cintai sejak mereka kecil dulu.
Posisi mereka berpelukan dengan Gevan yang menahan pinggang ramping Syifa, sedangkan tangan Syifana yang reflek berpegang pada kerah kemeja yang di pakai oleh Gevano.
Mereka berdua saling pandang, larut pikiran masing-masing. Syifana yang baru kali ini bersentuhan dengan laki-laki lain selain Ayah Hendra dan Ali merasa gugup. Sedangkan Gevano larut dalam hayalannya jika suatu saat nanti dia bisa memiliki gadis bermata biru itu.
"Syifa!"
Sebuah suara mengagetkan kedua manusia berbeda jenis itu. Reflek Gevano melepaskan tangannya dari pinggang ramping Syifana.
Bersambung...
Thanks For Reading...
_Nurmahalicious_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Hanum Anindya
😂😂😂😂waduh Syifa diapain tuh
2022-09-20
2
Ana Johana
😂😂😂😂 kasihan Syifa 🤣
2022-09-19
0